Norah, just Norah, dan tanpa nama panjangnya. Ia sesosok gadis ceria, lumayan pintar, dan mudah bergaul. Nyatanya, itu semua hanya topeng. Topeng yang ia tunjukan semenjak kejadian itu, kejadian yang membuatnya kini harus berpikir dua kali jika ingin bertemu dengan orang banyak.
Mungkin saat ini banyak orang yang mengenal Norah sebagai gadis asik, tapi percayalah, ada perdebatan panjang dalam diri gadis itu, jika ingin mengenal orang baru.
Hari ini, hari sejak seminggu pasca jadian tiba-tibanya dengan Khafi, si boss gantengnya. Semenjak hari itu, Norah tidak pernah lagi berhubungan langsung dengan Khafi, karena kesibukan pria itu. Dan Norah juga masih belum menyimpan nomor ponsel Khafi, membuat hubungan mereka hanya jalan di tempat.
Norah juga seperti biasa selalu menunggu Khafi di loby kantor, namun pria itu tidak pernah muncul, dan Norah tidak berani bertanya langsung kepada Rani, seketaris Khafi.
Hari ini Norah kembali ambil cuti, lantaran diere yang di deritanya, membuat gadis itu semakin lemah. Norah memutuskan untuk tiduran seharian ini. Ia bahkan tidak berniat memasukan makanan kedalam lambungnya, karena takut akan kembali masuk ke kamar mandi. Ia bahkan sudah tidak mempedulikan ponselnya, yang sekarang entah bagaimana keadaannya.
Matanya baru saja terpejam, saat mendengar getaran pada ponselnya yang sedari tadi tidak berhenti, membuat dirinya mengumpat, dan harus bangkit untuk melihat tersangka yang sudah mengganggu waktu tidurnya.
Meraih ponselnya dari bawah kolong tempat tidurnya, Norah kembali berdecak kesal. Matanya menyipit saat mendapati cahaya ponselnya yang terang.
Sebuah nomor yang tidak dikenal, membuat kesadaran Norah kembali normal. Ia bahkan membolakan matanya tidak percaya. Memastikan isinya, Norah kembali berjengit kaget.
Dengan segera, Norah bangkit dari tempat tidurnya, dan berlari tergesa dari kamarnya, untuk membuka pintu rumah kontrakan yang ia sewa.
Disana, di balik gerbang hitam rumahnya, Norah mendapati Khafi, boss atau pacarnya sedang memandangnya dengan datar, dan tampak menilai penampilan Norah dari atas bawah.
Tidak ingin membuat sang boss semakin kesal karena kelamaan menunggu di luar, Norah memakaikan sendal rumahanya, dan berjalan kedepan untuk membukan gerbang.
Setelah menyapa Khafi sebentar, Norah mempersilahkan laki-laki itu untuk masuk.
"Maaf lama pak. Tadi saya lagi tidur" ucapnya pelan saat mereka berdua hendak masuk ke dalam rumah gadis itu, dan hanya di balas gumaman oleh Khafi.
Norah memperhatikan Khafi berjalan di depannya, membuka kedua sepatunya, saat akan memasuki rumah kontrakannya. Khafi bahkan langsung nyelonong masuk ke dalam rumah, dan duduk di sofa yang berada di ruangan tamu.
Norah, gadis itu kembali berbalik untuk menguci gerbangnya, kemudian ikut masuk ke dalam rumahnya. Bibirnya sedari tadi tidak berhenti tersenyum, saat mendapati Khafi di depan rumahnya.
"Mau minum apa pak?" tanya Norah sopan.
Bukannya menjawab pertanyaan gadis itu, Khafi kembali berguman, yang sebenarnya orang tidak akan mengerti ari gumanannya.
Tangan Khafi terulur, dan ia menyerahkan sebuah peper bag dari restoran yang terkenal mewah ke arah Norah.
"Ini, tolong hidangkan!" ucapnya datar.
Sambil melirik ke dalam peper bag dengan penasaran, Norah kembali berucap. "Ini apa pak?" tanyanya bingung.
"Hidangkan saja Ara" jawab Khafi sambil menghembuskan nafasnya berat.
Tidak ingin membuat Khafi semakin kesal, dengan cepat Norah berjalan menuju dapurnya sambil menenteng peper bag. Mengambil piring dan sendok, ia membukan isi peper bag.
Bubur ayam.
Keningnya berkerut saat melihat bubur ayam yang di bawa oleh Khafi. Karena setaunya, restoran milik peper bag ini adalah restoran makanan Swiss. Emang bubur ayam ada di Swiss?
Kepalanya masih mencoba memikirkan sesuatu. Karena bubur ayam yang dibawa khafi hanya satu porsi. Ini maksudnya, Khafi datang ke rumahnya hanya untuk numpang makan? Begitu?
Baiklah Fellas!!
Baik
Tidak ingin berpikiran aneh, Gadis itu memilih untuk memasak air panas untuk membuat kopi. Tangannya sibuk meracik kopi hitam yang sesuai untuk Khafi.
Setelah semuanya selesai, Ia memindahkan gelas yang berisi kopi ke atas Baki. Begitu juga dengan piring yang sudah berisi bubur ayam yang dibawakan oleh bossnya tadi.
Kakinya kembali melangkah pelan menuju ruang tengah, tempat dimana Khafi berada. Disana, ia melihat Khafi kini memilih untuk duduk di bawah sambil selonjoran. Matanya dengan serius menonton sebuah acara pencarian jodoh, yang kalau tidak salah Norah ingat adalah Take Me Out.
"Ini pak" sela Norah, membuat konsentrasi Khafi menonton menjadi terganggu.
"Ngapain kamu kasih ke saya?" tanya Khafi heran, saat mendapati bubur ayam yang ia bawa terhidang di depannya.
Dengan bingung gadis itu kembali berucap. "Trus kasih ke siapa pak?" tanyanya.
"Itu buat kamu Ara" jawabnya berusaha sabar. "Kamu belum makan kan?" tanyanya tepat.
Norah mengangguk.
"Kenapa belum makan? sudah tau lagi sakit" ucap Khafi membuat Norah cengo. Ini maksudnya, Khafi peduli sama dia? begitu?
"Ya sudah dimakan. Mandangi saya enggak buat kenyang" ucap Khafi menyadarkan Norah.
Gadis itu tersenyum malu. Ia malu sudah tertangkap basah sedang memandangi bossnya.
Tidak ingin membuat dirinya semakin malu, Norah mulai mencicip bubur ayamnya. Walapun kenyataanya gadis itu tampak enggan untuk memasukan sesuatu ke dalam lambungnya.
"Perlu saya suapin?" tanya khafi saat melihat tingkah Norah yang tampak enggan untuk makan.
"Enggak perlu pak. Saya bisa sendiri" balas Norah pelan.
"Jangan buat saya kawatir Ara. Baru di tinggal seminggu saja sudah sakit begini" ujar Khafi lembut, membuat Norah terbatuk-batuk. Sejak kapan Khafi bisa lembut seperti ini?
"Maaf pak" jawabnya merasa bersalah. Walaupun saat ini ia tampak salah tingkah akibat omongan laki-laki itu.
Kembali mereka berdua terdiam. Khafi sibuk dengan acara tontonannya, Norah sibuk menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang hingga dua kali lipat.
"Kamu tau, saya tidak pernah nonton acara ini" ucap Khafi tiba-tiba. Mata laki-laki itu masih serius memandang ke televisi, membuat Norah mengernyit bingung.
"Trus, bapak mau saya ganti chanelnya?"
Khafi menggeleng. "Enggak perlu. Saya hanya penasaran, apa menariknya dari acara ini. Adik perempuan saya tidak pernah ketinggalan untuk nonton acara ini" cerita Khafi, saat mengingat Ella adiknya yang kini berada di luar negeri.
"Bapak punya adik perempuan?" tanya Norah penasaran.
Khafi mengangguk. "Iya. Kita ketemu gede" jawab Khafi.
"Ha? Maksudnya gimana pak?"
Khafi menggeleng. "Lupakan. Kamu kalau sudah selesai makan, langsung beres-beres. Mulai sekarang, kamu tinggal bareng saya" ucap Khafi tegas, membuat Norah membelalak tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Her
ChickLitFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. Khafi Putra Kylie, Merupakan putra sulung dari Thomas Kylie, yang memiliki obsesi terhadap seorang gadis, yang bernama Ara. Sebuah peristiwa di masa lalu memaksa Khafi harus memilih antara Ar...