Saat bangun tadi, Norah sudah punya inisiatif untuk berhenti dari tempat kerjanya. Semalam ia sudah bertaruh dengan rasa malunya, dan mengajak bossnya sendiri untuk pura-pura pacaran dengannya.
Dia bahkan harus sampai menundukan kepalanya saat keluar dari ruangan bossnya, karena sudah terlalu malu jika ia harus bertatapan dengan sketaris bossnya, Rani.
Norah tidak tahu sekarang statusnya apa. Apakah ia pacaran dengan bossnya? atau dia di tolak. Mungkin juga akan di pecat dari tempat kerjanya, karena kelancangannya tadi malam.
Memikirkan itu membuat Norah ingin berteriak. Dan sekarang dia dilema. Harus pergi bekerja atau tidak. Duh, Gustiiiii
^^^
Pagi ini, Norah sudah memutuskan untuk melanjutkan aksinya. Biarlah malu sampai ke ujung-ujungnya, daripada dia tidak tahu harus melakukan apa.
Seperti biasa, Norah sudah duduk di salah satu sofa lobby kantornya, menunggu kedatangan bossnya, Khafi. Ia akan membuat Khafi merasa terbiasa dengannya.
Disana, dengan tampilan elegannya, Khafi berjalan dengan santai menuju lift. Norah, yang tidak ingin rencananya gagal terpaksa harus lari menuju lift. Ia harus membuat sebuah kebetulan-kebetulan, agar Khafi tidak curiga.
Ting
Lift sudah terbuka. Norah masuk ke dalamnya, dan berusaha menahan pintu agar tetap terbuka dan Khafi, boss-nya bisa masuk ke dalam lift.
"Lantai 15 seperti biasanya pak?" tanya Norah ramah.
Khafi berdehem. Matanya memandang Norah.
"Kamu dari divisi mana? tanya Khafi setelah terdiam beberapa saat.
Norah berbali, dan tersenyum ramah kepada bossnya. "Saya Norah pak, anak magang dari departemen IT" jelas Norah berusaha tenang.
Bagaimana kini ia bisa tenang, setelah aksinya semalam yang nekat ngajak bossnya untuk pacaran, Bossnya bahkan tidak tahu namanya siapa. Dan entah bagaiamana, Khafi, bossnya malah sama sekali tidak teringat dengan kejadian nekat semalam untuk mengajak bos-nya itu pacaran.
^^^
Norah sudah tidak memiliki semangat hidup. Tampilannya yang biasa wow saat sedang bekerja, kini tampak suram. Beberapa minggu ini, Norah selalu memakai pakaian gelap, membuat hidupnya semakin suram. Ia bahkan tidak mempedulikan ketidaksukaan dari abang-abang yang berada di divisinya.
Apalagi penyebabnya, jika bukan karna Khafi. Boss sialannya itu entah bagaimana bisa memperondak-rondakan hidup Norah. Khafi tampak baik-baik saja, tapi tidak dengan Norah.
"Lun, lo kenapa sih? kok suram banget" Jo berdiri di depan kubikelnya.
"Bener tuh. Lo suram, kita kena imbasnya" timpal Fadli. Laki-laki itu mengambil kursi plastik dari kolong meja Norah, yang memang disediakan di setiap kubikel.
"Emang gue kenapa bang?" tanya Norah acuh.
Kini seluruh anak divisi mendekat ke kubikel Norah, mengerubungi kubikel si bungsu mereka. Divisi IT memang hanya terdiri dari 6 orang staf ditambah Jo, sebagai kepalanya. Dan dari 7 orang itu, hanya Norahlah yang perempuan, dan paling kecil. Maka dari itu Norah sering di sebut sebagai si bungus IT oleh divisi lain.
Norah cukup terkenal seantaro kantor, karena Norah memiliki tampilan feminim dan centil. Norah selalu menggunakan warna-warna terang saat bekerja, sehingga tampak kontraks saat sedang berada kubikelnya, yang di kelilingi oleh cowok-cowok macho dan bertubuh besar.
"Dek, lo coba cerita ke kami. Ada masalah apa? biar kami bantuin" ucap Jo lagi.
Norah menghembuskan nafasnya pelan. Matanya memandang ke arah abang-abangnya yang kini menatapnya kawatir. Bibirnya tersenyum geli melihat kekawatiran para abangnya.
"Gue enggak kenapa-napa kali bang" kekeh Norah. Matanya memandang para abang-abangnya satu-satu dengan intens, menunjukan bahwa ia baik-baik saja.
"Trus kenapa selalu pakai baju gelap begini? Abang kangen sama suasana PAUD kamu tau gak" jujur Arif, abangnya yang paling dewasa, dari segi umur dan perilaku.
Norah tersenyum. "Yakin kangen? kemarin aja bilangnya aku terlalu keterangan" adu Norah.
Para abang-abangnya menggeleng tegas.
"Enggak beneran" ucap Jo, kepala divisinya. Tangannya bahkan membuat peace, menunjukan bahwa ia serius dengan ucapannya.
Memang sih, itu dulu salah mereka yang selalu menggoda Norah. Apalagi kebiasaan Norah yang selalu menggunakan pakaian terang dan ngejreng, membuat mereka semakin gentar untuk menggoda. Tapi biasanya, Norah hanya membalas dengan sambil lalu, sama sekali tidak di masukan ke hati. Tapi saat mendapati ucapan jujur Norah, Mereka ber-7 janji tidak akan menggoda gadis itu lagi mengenai pakaiannya.
"Besok pakai baju warna-warni lagi ya. Besok abang traktir beli satu deh" ucap Fadli.
Seriusan, Norah dengan pakaian gelapnya benar-benar membuat suram kantor mereka. Tidak ada lagi aura-aura semangat yang menguar pada kantor mereka.
"Yang bener?" tanya Norah memastikan. Kapan lagi coba dia bisa di traktir baju seperti ini. Apalagi di traktir oleh Fadli, orang yang paling mapan dari antara mereka semua.
Fadli mengangguk mantap. Kalau dengan begitu Norah kembali ke kebiasan lamanya, ia rela mentraktir gadis itu.
"Okei" final gadis itu, dan mendapat sorakan legah oleh abang-abangnya.
"Nah, berhubung mood Ara udah kembali, gue traktir makan siang deh" ucap Jo.
"Nah, saya yang traktir kopinya nanti malam. Kita ngumpul bareng" timpal Arif.
Semua bersorak senang. Ternyata, aksi mood Norah yang down sungguh membawa berkah. Kapan lagi mereka di traktir oleh boss pelit mereka, Jo. Dan kapan lagi bisa ngopi bareng dengan Arif, udah gitu di traktir lagi. Sungguh berkah anak soleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Her
Romanzi rosa / ChickLitFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. Khafi Putra Kylie, Merupakan putra sulung dari Thomas Kylie, yang memiliki obsesi terhadap seorang gadis, yang bernama Ara. Sebuah peristiwa di masa lalu memaksa Khafi harus memilih antara Ar...