Yang paling di junjung, yang paling di muliakan, yang paling di hormati di dunia ini untuk Nicole adalah perempuan. Ia lahir dari seorang perempuan, di besarkan oleh perempuan, ia punya Kakak perempuan dan Nicole paling tidak suka ketika perempuan manapun di rendahkan. Semua orang boleh menilai penampilan Nicole yang berantakan. Tapi Nicole tau yang mana harus ia agungkan dan yang mana harus ia buang. Nicole lemah ketika melihat seorang perempuan di perlakukan kasar, apalagi itu oleh lelaki.
Kenapa beberapa hari berturut-turut Nicole terus dihadapkan dengan sosok perempuan yang dari sorot matanya banyak sekali luka. Gerakkan yang lembut dan caranya melakukan aktivitas pun sangat hati-hati.
Nicole menghidupkan sen kiri, berhenti di pinggir jalan. Ia tidak tau kemana harus mengantar karena perempuan di sampingnya lebih memilih diam.
"Aku turun disini aja," Kata Ansara membuka pintu mobil. Belum sempat Nicole berkata, pintu itu sudah tertutup sempurna.
Nicole melihat dari kaca spion, Ansara berlari. Nicole mengedikkan bahunya kemudian melanjutkan perjalanan.
Ansara menggigit punggung tangannya. Menahan air mata yang ingin turun. Mengingat semua perkataan Rui membuat Ansara terluka. Kenapa penghianatan yang selalu Ansara dapatkan. Tidak ada orang yang tulus padanya? Ansara benci semuanya.
**
Kembali ke rutinitas semula. Menjalani hari yang selalu menakutkan. Beberapa hari terakhir keberadaan Ansara mulai di ketahui. Semua orang melihatnya, memperhatikannya dan membicarakannya. Ansara tidak tau apa yang mereka katakan. Sampai akhirnya semua itu terungkap hari ini.
Seperti biasa, Anastasya selalu mengganggu hidupnya. Menghampiri Ansara yang sedang duduk di kelas, Anastasya datang bersama teman-temannya.
"Gue dengar dari anak-anak, lo pacaran sama Nicole?"
Ansara mengerutkan keningnya. Nicole? Ansara bahkan tidak tau siapa itu Nicole.
Anastasya menyipitkan matanya menatap Ansara yang duduk di kursi. Sementara perempuan itu duduk di meja hadapannya. "Nggak mungkin, orang seperti Nicole minimal ceweknya sekelas gue,"
Ah, sekarang Ansara tahu siapa orang yang Anastasya katakan. "Gue nggak pacaran sama dia." Kata Ansara pelan.
Seketika Anastasya menjentikkan jarinya. "Tuh kan apa kata gue, nggak mungkin," Katanya meloncat bahagia. "Soal kejadian di club, Nicole tolongin lo karena emang lo pelayan di restorannya,"
Ansara memeluk bukunya, ia berdiri hendak meninggalkan kelas.
"Heh," Panggil Anastasya. "Gue belum selesai bicara,"
Ansara memutar bola matanya, ia berbalik badan menatap Anastasya.
"Sebaiknya lo berhenti dari pekerjaan lo, gue nggak mau Nicole terbebani punya pelayan kayak lo."
Ansara tersenyum kecil. "Kalau lo mau biayain hidup gue. Dengan senang hati." Katanya meninggalkan Anastasya. Selanjutnya Ansara mendengar perempuan itu berteriak kasar memaki dirinya.
Menutup telinganya, Ansara menuju perpustakaan. Mengabaikan semua orang. Siapa Nicole? Kenapa semua orang terus membicarakan nama itu dan dirinya? Iya, Ansara tau lelaki itu bos di tempatnya bekerja. Lalu kenapa? Apa yang special menjadi bos? Tidak bisakah biasa saja? Ansara yakin, lelaki itu hanya ingin menolong Ansara. Kenapa semuanya menjadi berantakan ketika seorang Nicole mengatakan bahwa Ansara adalah ceweknya. Lagi pula Ansara tidak suka dan tidak ingin berharap dari kata-kata tersebut.
Dan Ansara tidak bisa berkonsentrasi. Stop membicarakannya.
**
Jam dua belas siang, Nicole baru saja selesai mandi dan berniat untuk kuliah di hari pertamanya. Dua hari kemarin Nicole tidak masuk, ia kesiangan karena kelas pagi. Sementara hari ini ada kelas jam dua siang. Men-charger handphone miliknya. Handuk putih masih melilit di pinggang. Memperlihatkan bagian dada yang tidak di tutup sehelai benang. Ada tato di bagian dada dan tangan. Nicol duduk di bibir ranjang sambil melihat notifikasi ataupun membalas pesan yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [COMPLETE]
RomanceLimerense adalah sebuah keadaan pikiran seseorang yang sedang tertarik pada orang lain. Sebuah kajian ilmiah tentang apa itu jatuh cinta.