Di pinggir jalan pedagang kaki lima memenuhi sudut kota. Nicole menepikan mobilnya, Nicole dan Ansara duduk di bangku yang sama dengan pengunjung lainnya. Memesan jenis makanan murah meriah yang aman bagi kantong semua orang.
Suara pengamen yang terdengar, klakson mobil dan motor yang terjebak macet. Pluit tukang parkir, para penjual asongan berkeliaran dimana-mana.
"Mungkin besok atau lusa Mama akan tinggal sama kita selama beberapa hari," Kata Nicole setelah memesan makanan. Menarik Ansara mendekat karena ada orang lain yang ingin duduk. Mengetahui bahwa itu lelaki, Nicole menukar posisi tempat duduk. Ansara menjadi paling ujung.
"Iya."
"Mama ambil cuti," Nicole sudah menceritakan tentang Fanya pada keluarganya. "Nanti kamu belajar sama Mama, masak, dan lainnya,"
Ansara mengangguk. "Iya," Kemudian keduanya hening menunggu makanan datang. "Nicole," Panggil Ansara.
Nicole menoleh. "Em?"
"Boleh tanya?"
"Iya boleh lah," Kata Nicole menyelipkan anak rambut Ansara ke belakang telinga. Menghadap Ansara penuh.
"Sejak kapan Fanya obsesi sama kamu?"
"Aku ketemu sama dia di kampus, pertama kali aku kuliah." Nicole menatap Ansara teduh. Kebisingan di sekitar mereka menjadi sunyi. "Dia selalu melukai orang di sekitar aku, perempuan lebih tepatnya. Makanya kalau aku punya pacar, aku lebih memilih tidak ada yang tahu. Awalnya biasa, kemudian menjadi menyeramkan karena aku fikir ini udah obsesi parah. Aku bawa dia ketemu sama beberapa dokter kenalan Papa, dia memang punya semacam gangguan jiwa,"
Ansara mendengarkan.
"Aku nggak takut sama dia, takutnya kalau dia melukai orang di sekitar yang dekat sama aku." Nicole tersenyum kecil. "Terus Papa kasih pengertian, Papa cerita kalau waktu dia muda dulu pernah ada orang seperti Fanya di hidupnya,"
"Terus?"
"Kata Papa, rangkul, jangan buat dia merasa terkucilkan dan sendiri. Perlahan pasti sembuh. Karena Papa nggak mau kejadian di masa mudanya akan menjadi penyesalan di masa muda aku," Nicole meneguk minuman yang baru saja datang. "Papa aku brengsek-"
"Hush, orang tua kamu bilang seperti itu." Ansara menatap tidak suka.
"Papa sendiri yang bilang. Itu kenyataan sayang, kalau aku bilang Papa aku baik hati masa mudanya. Itu akan jadi fitnah yang lebih kejam dari masa muda Papa." Nicole tertawa kecil. "Mau tau nggak cerita kenapa Papa nikah sama Mama?"
"Mau," Kata Ansara antusias.
"Jadi dulu, Papa punya pacar, namanya Qymora-"
"Papa kasih tahu namanya? Terus Mama gimana waktu dengar cerita itu?"
"Mama orangnya bodo amat, masa lalu Papa nggak pernah di fikirin. Padahal dari cerita, brengseknya udah ke ubun-ubun."
Ansara tersenyum kecil, menyentuh lengan Nicole.
"Terus pacarnya di bunuh sama perempuan saiko yang dulu suka sama Papa,"
"Seriusan?"
"Demi Tuhan. Aku juga nggak percaya, sok ganteng banget bokap gue," Nicole tertawa. "Terus di iya in sama Mama. Ya udah. Mama tahu semua pacar dan Papa dekat dengan siapa aja putus dari pacar tercinta. Tapi nggak pernah di seriusin, di pacarin aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [COMPLETE]
RomanceLimerense adalah sebuah keadaan pikiran seseorang yang sedang tertarik pada orang lain. Sebuah kajian ilmiah tentang apa itu jatuh cinta.