"Siapa?" Tanya Seli sambil melipat tangannya di dada, menatap curiga pada Nicole. Menyandarkan punggungnya ke pintu kamar. Memperhatikan Nicole yang tiba-tiba berubah menjadi diam.
"Bukan siapa-siapa," Kata Nicole pelan.
"Emang baju lo udah kering?" Tanya Seli masuk ke kamar. Meremas baju Nicole. "Kayaknya ada sesuatu antar lo sama cewek tadi,"
"Nggak," Gumam Nicole.
"Pasti dia salah paham," Seli berjalan ke luar, mengeluarkan pesanannya. "Mau gue jelasin nggak? Kalau sebenernya tadi lo kehujanan terus baju lo basah,"
Nicole menggeleng, mengambil kunci motornya. "Nggak, bukan siapa-siapa,"
"Bohong lo." Seli terkikik geli. "Nicole, Nicole, lo tuh kalau tertarik sama cewek kelihatan banget."
"Siapa yang tertarik?" Nicole tidak setuju.
"Dari cara lo natap aja beda. Sana pergi, jelasin. Nanti cowok gue kesini,"
Nicole mendengus pelan. Tanpa berpamitan meninggalkan apartemen Seli. Entah kenapa bukan memutuskan pulang, Nicole menuju restoran. Menemui Mas Aji untuk menanyakan dimana Ansara. Gadis itu sudah pulang dari setengah jam yang lalu.
Sebenarnya untuk apa Nicole menjelaskannya?
Merebahkan tubuhnya di sofa kantor miliknya. Entah kenapa Nicole ingin menjelaskan bahwa semua itu tidak seperti yang Ansara pikirkan. Menghembuskan nafas pelan, Nicole melihat satu pesan masuk di ponselnya.
Al 💕
Ngapain?
Aku baru pulang kuliahNicole tersenyum kecil, membalas cepat pesan tersebut.
Nicole
Lagi di luar
Mandi sana. BauuuSenyum Nicole perlahan memudar, menatap foto profil Alysta lama. Foto itu di ambil lima tahun yang lalu, senyuman manis yang berhasil Nicole abadikan. Bersama hijabnya yang menghiasi. Ada yang salah dengan hubungannya dengan Alysta sekarang, Nicole sadar. Bagaimana ia bisa stuck empat tahun tanpa kejelasan. Sudah banyak yang Nicole lewati karena perempuan itu.
Bukankah sekarang waktunya? Perlahan, Nicole ingin melupakan. Mungkin akan di awali mengganti nama kontak menjadi Alysta tanpa emot sayang. Nicole Menghembuskan nafas panjang kemudian beranjak pulang.
**
Semua orang punya kriteria masing-masing dalam memilih pujaan hati. Tidak bohong jika fisik yang utama, karena pertama kali melihat orang akan menilai. Kedua kepribadian, tutur kata, kelakuan dan terkadang ada daya tarik sendiri.
Nicole sadar ketika ia mulai tertarik pada sosok adik kelas dengan hijabnya. Pendiam, penyendiri, ada tantangan tersendiri untuk Nicole mendekatinya. Ada beberapa hal yang membuat Nicole nyaman kemudian memutuskan menyatakan perasaannya. Alysta berbeda dari kebanyakan perempuan di luar sana, kebaikannya membuat Nicole sadar untuk berubah menjadi yang lebih baik setiap hari.
Alysta meminta putus tepat satu hari sebelum ia ujian nasional. Bagaimana perasaan Nicole saat itu? Ya. Semuanya berantakan. Sekolahnya, masa depan, cita-cita dan harapan. Alysta menghempaskannya.
Cukup. Nicole tidak ingin membahas rasa sakit, bukan kepada Alysta tapi pada harapan yang ia fikir bisa bersatu. Nicole punya pendirian, begitupun Alysta.
Memetik gitarnya dengan pandangan kosong di balkon kamar. Sudah satu minggu Nicole tidak menemukan jejak Ansara. Di kampus maupun di restoran. Bahkan beberapa hari Nicole rela bangun pagi menunggu di parkiran hanya untuk menemui Ansara. Ansara ada, datang ke kampus lalu duduk di kelas menyelesaikan ujian. Ketika pulang, Ansara menghilang. Di restoran juga tidak ada, di akhir pekan. Kata Mas Aji, Ansara izin minggu ini karena ada ujian. Nicole juga pernah ke tempat favorit Ansara dan Ansara tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [COMPLETE]
RomansaLimerense adalah sebuah keadaan pikiran seseorang yang sedang tertarik pada orang lain. Sebuah kajian ilmiah tentang apa itu jatuh cinta.