04. Jeaolus?

19 5 0
                                    

"Ngelamun mulu, awas kesurupan."

Gue berdecak, natap si pemilik suara yang gantian ngelihat gue dengan tatapan 'sok' nya itu. Gemes pengen jambak rambutnya. Nyablak kok nggak liat-liat tempat atau suasana. Gue yang asyik ngelamunin Kak Alfa jadi gagal fokus, dan manusia yang duduk di depan gue ini lah penyebabnya.

Dia nyerahin setumpuk kertas di depan gue, yang membuat gue ngernyit heran.

"Ini naskah dramanya. Gue dapet ini undian, bukan kemauan gue sendiri. Lo sebagai wakil ketua kelas, mantau dan ngarahin mereka yang udah kepilih jadi pemain. Dan pastikan mereka hapal, oke?" ujarnya sama gue.

Oke, Bella. Terima kenyataan bahwa lo saat ini udah jadi wakil ketua kelas.

Gue ngedengus, natap lembaran-lembaran kertas yang berisi naskah soal. Sebanyak ini?? Latihan selama dua minggu doang??? Gila emang.

"Harus gue ya?"

"Yaiyalah. Lo kan nggak ikut drama. Enak aja main nonton doang, makanya lo jadi like a sutradara pas latihan drama ini," dia nunjuk naskah, lalu menatap teman-teman kelas yang lain. "Gue harap, lo sabar ngadepin monyet-monyet ini."

Gue sama dia kompak menghela napas, menyadari kelas kita yang rusuhnya nggak karuan. Bisa nggak sih kayak kelas X-C?? Anaknya cakep-cakep. Atau kayak X-A aja yang anak olimpiade impian guru semua.

Gue ngelihat judul soal,

Beauty And The Beast?

Gue bergidik, ngebayangi film itu yang pernah gue tonton di laptop Mbak. Cantik sih, tapi Si Pangeran-nya Beast sih, serem kayak Rado. Kok si Belle mau-mau aja ya?

Belle loh ya, bukan Bella.

"Ngapel sama siapa lo kemaren?" tanya dia berbalik badan ke gue. Tapi matanya nggak natap gue, sok sibuk ngeliatin suasana kelas.

Ha? Ngapel???

Ooh. Kak Alfa.

"Menurut lo?" tanya gue ngebayangin muka Kak Alfa lagi.

Dia ngedecih sinis, "dih. Gantengan gua," sahutnya sombong.

Hellaww??

TERUS MENURUT LO KALAU LO BERUBAH JADI GANTENG GUE MAU SAMA LO???

Gue nggak jawab, percuma. Iya percuma debat sama anak dugong yang satu ini. Keras kepala nggak mau ngalah walau sama cewek.





"Ehhh ngapain si neng sama si Rado? Kok Aa curiga??? Neng selingkuh ya dari Aa???"

Gue ngumpat kasar, sengaja biar dia denger.

Plis, gue muak.

"Bel, ayok lahh id line doang lo pelit amat sihh," bujuk Raden ke gue. Astaga gue capek, siapapun tolong jorokin ini anak ke lautan sekarang juga.

"Nggak, Raden." jawab gue mencoba sabar.

"Heee liat gaiss liat Bella udah ngerti nama gue, dongg!!" teriak Raden bikin seluruh kelas natap dia jenuh, entah merasa miris atau eneg.

Gue dorong muka nyebelin dia. Kan gue bilang apa, GUE UDAH BERANI MENDARATIN TANGAN INI DI MUKA DIA HAHA MAU APA LO.

Gue mulai nenggelamin wajah gue diantara lipatan lengan, ngikuti Rado. Raden langsung menjauh gitu aja sambil menggerutu, dan gue pura-pura nggak denger itu.

Well, kelas ini berisi dua puluh tiga siswa. Tadinya dua puluh dua, tapi ketambahan gue. Untunglah, karena maksimal perkelas itu dua puluh lima siswa. X-B sempat kehilangan tiga temannya, lalu gue masuk mencoba melengkapi walaupun kurang dua lagi. Dan, syukurlah gue diterima dengan baik disini. Orang pertama yang akrab sama gue adalah Cinta, kemudian menyusul Nana, cewek cantik yang gue ketahui adalah bendahara kelas. Aslinya nggak terlalu akrab sih, tapi dia ramah sama gue. Dan akhir-akhir ini gue jadi temenan sama Rado gara-gara gue yang dipasangkan dengan dia buat jadi wakil ketua kelas. Apa boleh buat? Ini permintaan Bu Sandra. Gue aja nggak bisa nolak apalagi Rado.

Bella's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang