Part 02

2.5K 170 9
                                    

Nath terdiam menatap ke arah Tania yang tengah meletakkan koper-kopernya di samping ranjang. Pelayan cantik itu sempat terkejut saat melihatnya, meski pada akhirnya bibirnya tersenyum lalu menunduk sopan ke arahnya.

"Biar saya bantu, Tuan." Tania menunjuk ke arah dua koper yang berada di tangan Nath, yang saat ini Nath lepas dan diganti alih oleh Tania yang membawanya ke tempat kopernya yang lain.

"Ada yang bisa saya bantu lagi, Tuan?" tanya Tania sopan ke arah Nath yang masih terdiam, setelah menyelesaikan tugasnya.

"Tidak ada." Nath menjawab tenang, tapi tidak dengan matanya yang terus memperhatikan wanita cantik di depannya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu."

"Tunggu!" pinta Nath sesaat Tania ingin melangkah pergi dari kamarnya.

"Iya, Tuan. Ada apa?" Tania menatap teduh ke arah Nath, matanya nampak tenang saat Nath melihatnya.

"Tolong bantu saya membereskan baju-baju saya yang berada di koper ke lemari." Nath berujar lugas, matanya terus memperhatikan Tania yang mengangguk mengerti.

"Baik, Tuan." Tania mengangguk sopan, kini kakinya melangkah kembali ke arah koper tuannya lalu membukanya berniat membereskan isinya. Tanpa menyadari bagaimana Nath terus memperhatikannya seolah sudah mengenalnya entah di mana.

"Nama kamu siapa?" Nath bertanya kaku tidak seperti biasanya yang selalu hangat ke siapapun.

"Saya Tania, Tuan."

"Sejak kapan kamu bekerja di sini?"

"Baru kemarin, Tuan." Tania menjawab seadanya meski ia sendiri merasa tak mengerti kenapa tuannya itu bertanya hal tidak penting kepadanya. Namun bila mengingat sikap tuannya yang hangat ke siapapun, Tania pikir itu hal wajar bila tuannya itu bertanya.

"Kenapa kamu kerja di sini?"

"Eh ...." Tania seketika menghentikan gerakan tangannya, menatap ragu ke arah Nath yang baru memberinya pertanyaan yang kurang Tania mengerti maksudnya.

"Aku tanya, kenapa kamu kerja di sini?" Nath kembali melemparkan pertanyaan yang sama, yang justru semakin membuat Tania tak mengerti dengan maksudnya.

"Saya membutuhkan pekerjaan ini, Tuan." Tania menjawab seadanya sembari kembali mengerjakan tugasnya. Tangannya terus melipat baju tuannya lalu meletakkannya ke dalam lemari.

"Tidak mungkin kamu membutuhkan pekerjaan ini." Nath bergumam lirih, namun masih bisa Tania dengar dengan jelas.

"Kenapa tidak mungkin, Tuan?" Tania bertanya bingunb, matanya menyiratkan keheranan dengan sikap tuannya yang aneh.

"Tidak ada." Nath menjawab kaku yang hanya Tania angguki lalu kembali fokus dengan pekerjaannya, tanpa mengetahui bagaimana Nath terus memperhatikannya di atas ranjangnya.

Setelah meletakkan baju-baju tuannya ke lemari, Tania berganti ke koper lainnya. Di sana memang ada beberapa koper, tepatnya empat koper. Dan Tania membukanya begitu saja tanpa bertanya sebelumnya. Namun tangannya seketika kaku, saat jari-jarinya mengangkat kain berbentuk segitiga berwarna hitam.

"Akh ...." Tania berteriak kaget sembari melempar kain itu begitu saja lalu tangannya terangkat ke udara menutupi wajahnya, membuat Nath yang tengah melamun itu tersadar, menatap ke arah Tania dengan picingan matanya.

"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir yang seketika ditatap takut oleh Tania yang sudah membuka tangannya dari wajahnya.

"Maaf, Tuan. Saya melempar celana dalamnya Tuan," cicit Tania sembari meringis takut, membuat Nath terkejut setelah mendengar pengakuannya. Kini tatapannya teralih ke arah kain yang sudah tergeletak di atas ubin, lalu beralih lagi ke arah koper yang sudah dibuka oleh Tania.

My Servant is mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang