17. special day

2.2K 214 4
                                    

Pagi ini tante taeyeon sudah datang di apartement ku, entah kenapa pagi - pagi begini tante mau ngajak aku ke sesuatu tempat. Ia sudah menyiapkan baju dress sederhana tapi sangat cantik, ia memerintahkan ku untuk memakai dress itu, aku sempat bingung ada apa dengan semua ini?

"Wah kamu cantik banget al... Nggak salah tante milih kamu jadi menantu tante" aku hanya terkekeh.

"Emmm sekarang saya mau kamu manggil saya dengan sebutan ibu" aku menatap tante taeyeon dengan tatapan sendu, entah kenapa aku jadi mengingat mama.

Tante taeyeon mengusap bahu ku lalu memeluk ku dengan erat. "Sekarang ibu adalah ibu mu juga, saya nggak mau kamu terus - terusan memikirkan bagaimana hidup mu kedepan tanpa keluarga mu, sekarang kamu sudah memiliki saya, dohyon, dan juga seungyeon,"

Tante taeyeon melepaskan pelukan nya dan menatap ku dengan tatapan lembut. "Karena kami adalah keluarga, dan jangan sekalipun kamu merasa bahwa hidup mu hanya seorang diri, oke?" aku tersenyum, dan saat itu juga aku mulai meneteskan air mata ku.

"Terima kasih ya... Bu" dan saat itu pun juga ibu... Meneteskan air mata nya.







×××

Aku dan ibu sekarang sudah sampai di sebuah taman, taman yang Indah. Sungguh, semua sudah tertata rapih, ada kursi - kursi dan kembang yang bertaburan di setiap jalan. Aku melihat ke arah ibu lalu ia mengangguk kepada ku. Aku berjalan perlahan masih melihat sekeliling ku yang sangat Indah, bibir ku terhias senyuman bahagia ku saat ini. "Ekhem!" aku menatap om seungyeon yang berdiri di tempat bunga - bungs itu di taburkan, aku juga melihat dohyon yang membawa bucket bunga Mawar putih.

Ia berlari ke arah ku dan memberikan aku bunga, aku meraih nya lalu mencium dohyon. "B-buat bundaaa!" aku mengangguk dan tersenyum.

"Terima kasih sayang" lalu anak itu berlari ke arah ibu.

Om seungyeon menghampiri ku dan meraih tangan ku. "Saya sangat menyayangi mu alya, hari ini adalah hari dimana kita akan memahami satu sama lain, dimana kita bisa saling menjaga. Saya mau setelah ini kita akan melanjutkan nya ke arah lebih serius lagi, jujur saya sangat ingin selalu bersama mu"

Om seungyeon berlutut di hadapan ku, dia mengeluarkan kotak cincin itu dan meraih cincin itu lalu memasukan nya ke jari manis ku, karena tak tahan aku pun menangis... Menangis dengan sejuta kebahagiaan. Aku juga memasukan cincin itu ke jari manis om seungyeon, lalu memeluk nya dengan erat. "Aku juga sayang sama kamu, sangat"

Ia membalas pelukan ku. "Izinkan saya selalu bisa menjaga mu, izinkan saya untuk memberi semua apa yang telah saya dapat dari semua pengalaman kita bersama, saya mau kita juga nanti akan menjaga dohyon bersama" aku mengangguk.

"I love you cho seungyeon..."


"I love you then more"





“ we might never assume that we are destiny for someone who has fought for us, believe that all is a gift of a very beautiful god, you and me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ we might never assume that we are destiny for someone who has fought for us, believe that all is a gift of a very beautiful god, you and me. ”














×××

"Sekarang kamu mau makan apa?" seungyeon yang terus - terusan memandangi komputer nya itu hanya berdehem.


"Ish! Cepetan deh aku mau kuliah ini! Udah capek capek dateng pagi ke sini malah di cuekin" dia menatapku lalu nyengir dengan tanpa dosa nya.

Ia menghampiri ku lalu memeluk pinggang ku. "Calon istri saya bawel banget ih, oke oke hari ini saya mau makan buatan kamu, apapun itu" aku melengos sebal.

"Ck! Kok gitu muka nya?"

"Kamu nyebelin!" dia malah terkekeh.


"Iya deh maaf ya... Bunda" aku terkejut lalu memukul lengan nya dengan keras.

Bukh!

"Aw!"

"Eh? Maaf maaf reflek, nggak sengaja sumpah" dia berekspresi seolah - olah dia menangis.

"Cakittt!"

"Ih geli tau nggak!"


"Jahat banget sih"

"Biarin!"


Cup!

"Awas aja kalo mukul - mukul lagi!"

"Apasih cium - cium!"


"Emang nggak boleh?" aku tersenyum, tanpa izin aku melingakari lengan ku ke leher nya lalu mendekatkan wajah ku dengan wajah nya.

Walau badan nya lebih tinggi dari ku, aku berusaha berjinjit untuk menyamai tinggi nya. Ia melingkari tangan nya di pinggang ku lalu menyatukan bibir nya di bibir ku. Kami berdua terlarut dengan suasana ini, aku benar - benar sangat menunggu moment ini, entah kenapa hari - hari akan selalu berwarna setiap di dekat nya. Seungyeon mulai melumat bibir ku lalu ia memajukan badan ku agar ciuman kita lebih dalam lagi, aku pun sedikit melumat nya lalu kami sadar kami akan melakukan hal yang tidak - tidak nanti nya jika ini di teruskan.


Seungyeon melepas pelukan nya lalu menatap ku dengan tatapan hangat nya. "Saya menunggu mu di hari bahagia kita nanti"













|| To be continued ||

|| To be continued ||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu saat nya...

Young Daddy |• Cho seungyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang