3| Family Things

4.4K 398 54
                                    

Seburuk apapun perilaku anak, kasih sayang orangtua tidak akan berkurang, bahkan mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seburuk apapun perilaku anak, kasih sayang orangtua tidak akan berkurang, bahkan mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik.

•●◉✿✿◉●•◦

Akhirnya, hari ketemuan sama Agatha tiba. Setelah menghabiskan waktu buat mengikat rambut panjang kecokelatan, memoles muka pakai make-up sederhana, dan mengenakan blouse berwarna krem yang dipadu celana jeans pudar. Sejak usia 18 tahun, gue tinggal sendirian di kosan satu kamar yang cukup layak. Gue kuliah di fakultas Ekonomi Syariah. Empat tahun kemudian lulus dengan predikat memuaskan. Memuaskan orangtua.

Beres kuliah, luntang lantung mencari pekerjaan karena nggak mau kerja di bank, apalagi bank syariah. Meskipun beragama Islam, tapi gue nggak suka pakai kain yang menutupi rambut. Kalau kerja di bank syariah harus begitu, kan? Gue tahu orangtua kecewa, tapi bagaimana lagi? Gue nggak suka!

Suatu hari gue kenalan dengan Gina yang resign karena mau menikah. Jadi, gue dapet kerjaannya Gina di EO punya pak Chandra. Dalam waktu singkat, gue bisa meraih posisi sekarang. FYI, selain dapat posisi dan penghasilan dua digit, gue juga bisa beli apartemen 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tengah, dan dapur di ibukota. Full furnish! Setidaknya bisa membuktikan sama orangtua kalau gue bisa jadi wanita mandiri.

Back to today, gue akhirnya sampai di mall besar kota Jakarta. Gue celingukan di dekat pintu masuk, tapi Agatha belum nampak batang hidungnya. Parahnya lagi, nggak ada satu pun kabar dari dia. Daripada berdiri kayak orang bego, lebih baik gue mengitari mall. Udah lama juga nggak window shopping.

Sayangnya, baru juga jalan, perut udah nyanyi. Nggak bisa diajak kompromi banget, deh! So, gue belok ke salah satu tempat makan viral di ibukota. Suasana cukup ramai dengan anak ABG, ibu-ibu arisan, dan keluarga bahagia dalam tanda kutip. Kenapa dibilang tanda kutip? Gue miris lihatnya! Ayah, ibu, dan anak asyik dengan ponsel masing-masing. Lalu tiba-tiba foto bareng, diunggah ke media sosial, dan diberi tulisan: family time. Bullshit!

Kebahagiaan itu bukan apa yang terlihat, tapi apa yang dirasa. Sesuatu yang dilihat, bisa menipu, tapi yang dirasa itu paling jujur. Setidaknya membekas juga perkataan ayah, mengingat rekam jejak gue yang anti-wejangan. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. 

Sudah setengah jam lebih sejak makanan enak itu masuk perut gue, tapi Agatha masih belum datang. Terakhir dia mengabari sebentar lagi sampai. Sebentar dia itu sama dengan berapa abad sih? Kalau bukan kakak, udah gue tinggalin! 

"Assalaamualaikum, Nez."

"Kemana aja? Lumutan gue!"

"Jawab dulu salam aku," sahut Agatha dengan suara lembut yang sampai lebaran kuda nggak bisa gue ikuti. "Menjawab salam itu wajib, lho."

"Iya. Walaikum salam. Bawel!" 

"Senyum, dong. Jangan ngambek mulu."

"Whatever! Mau apa ketemuan? Tumben!"

Hijrahcchiato [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang