15| Beda Tipis

2.4K 226 43
                                    

"Mbak? Mbak Agnes?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak? Mbak Agnes?"

"Hah?"

"Mbak kenapa?"

"Eh, eng-enggak ... terus?"

Ryan mendengkus. "Mbak Agnes lucu, aku enggak ada ngomong apa-apa kok."

"Hah?"

"Mbak, sehat 'kan?"

Gue mendelik pada Ryan. "Emang gue keliatan kayak orang sakit?"

Ryan tersenyum geli. "Ya syukur, alhamdulillah kalau Mbaknya sehat. Dari tadi Mbak Agnes keliatan enggak fokus. Senyum-senyum sendiri."

"Gue masih waras, Ryan! Lu salah liat, masa gue senyum-senyum sendiri?"

"Lah wong Mbak Agnes mesem-mesem dewe, tapi ora ndelo' aku. Opo jenenge kalo bukan ngelamun*?"

Gue merengut sambil menatap Ryan yang serupa dengan aktor Ryan Reynolds, tetapi berlogat Jawa medok. Gue paham bahasa Jawaㅡmeskipun hanya sedikitㅡdari David yang orang Jawa dan masih merupakan keturunan keraton.

"Lu ada perlu apa sama gue?" tanya gue pada Ryan.

"Nah 'kan, Mbak Agnes yang panggil aku kok."

Gue mengedipkan mata berulang. Masa iya gue yang menghubungi Ryan duluan? Buat apa?

"Mbak? Mbak Agnes?"

"Bentar. Emang gue panggil lu tadi?" tanya gue yang dijawab dengan anggukan oleh Ryan.

Ya Tuhan, ada apa dengan gue? Masa enggak ingat menghubungi Ryan untuk keperluan apa?

"Nez, pandangan!" tegur Dion yang baru saja kembali entah dari mana. "Ryan, ada apa?"

"Justru itu aku bingung, Mas Dion. Tadi Mbak Agnes telpon saya disuruh kemari. Sampai sini Mbak Agㅡ"

"Tolong fotokopiin berkas ini," potong gue cepat, sebelum Dion menyangka gue enggak profesional, karena pengaduan yang hampir dilakukan oleh Ryan.

"Lu kenapa, Nez?" tanya Dion sepeninggalan Ryan.

"Hmm?"

"Gak biasanya lu panggil Ryan buat fotokopi berkas."

"Gue ... ada kerjaan lain. Jaㅡ"

"Agnes, lu ada janji makan siang gak?" tanya suara bariton yang membuat kupu-kupu beterbangan lagi di dada gue.

"Kai! Enggak boㅡ"

"Ada janji sama klien siang ini, Bang," potong Kai. "Gue butuh Agnes dan Arumi buat menemani."

"Janji apa? Kok gue gak tau?"

"Bang Dion belom baca WA gue kayaknya," jawab Kai yang entah kenapa suaranya jadi semerdu Tulus. Atau Andmesh? 

"WA? Sebentar ...."

Tiba-tiba, kupu-kupu semakin banyak beterbangan di dada bersamaan dengan berkurangnya pasokkan oksigen ke tubuh gue. Padahal Kai cuma tersenyum sekilas sama gue, tetapi kenapa rasanya seperti tersenyum satu jam?

Hijrahcchiato [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang