Kisah yang Merusak, Kasih yang Merasuk.

Alasan

Mungkin, aku adalah orang yang berlebihan menanyakan kabarmu, mengingatkanmu makan, melarangmu tidur terlalu malam, dan hal-hal lainya yang terdengar basi bagimu.

Mungkin kau juga bosan dengan aku yang cerewet perihal ini itu.

Mungkin kau akan menemukan orang yang lebih asik dibanding aku untuk diajak bicara, tentu yang tidak membosankan, tidak membahas itu itu saja.

Mungkin juga pada saat itu kau akan memintaku pergi, dan berhenti melakukan hal-hal yang biasa ku lakukan kepadamu. Jika itu membuatmu bahagia dengan cara satu-satunya, aku bisa saja tidak melakukan hal-hal itu kepadamu dan pergi meninggalkanmu.

Dan mungkin jika kau sadar, itu semua aku lakukan demi bahagiamu, meski tidak selalu membuatmu bahagia dengan semua itu.

Sementara, semua telah mati, hanya karena beberapa alasan kau memilih pergi.

Mungkin, jika aku tetap memaksa bertahan, aku bisa kehilangan kesempatan bahagia, hanya karena terlalu ingin merasakan kenyamanan ku, yang semu.

Aku mungkin terlalu yakin untuk menjadi pemera utama, tapi yang kau butuhkan hanyalah peran pengganti, saat hati tersakiti dan merasa sepi.

Harapku, kamu dapat melihat ini. Usaha untuk terus bersamamu, hingga rela berpikir untuk membunuh keyakinan itu, demi bahagia, walau sendiri.

Setelah, sekian lama memperjuangan orang yang mengaku cinta, dan pada akhirnya dia adalah penyebab utama luka.

Sampai saat ini, kamu adalah penyebab utama luka yang terukir indah didalam hati ini.
Sementara itu, aku berharap hal yang sama terulang tanpa harus mengenal luka itu. Semoga tidak ada lagi luka saat aku menemukan cerita yang baru ataupun kembali lagi ke dalam cerita yang lama.

  Berharap kelak, waktunya akan datang, saling memeluk, menceritakan kisah, masing-masing.

syaifulm
13 Januari 2020