Epilog

11.7K 547 200
                                    

PINJEM KARAKTER PUNYA PAMAN MASASHI KISHIMOTO

         INI EPILOG DARI MAARY YOU BUAT KALIAN YANG SELALU MENUNGGU DENGAN SETIA.

         TERIMA KASIH SUDAH MEM-VOTE ATAUPUN VOMEN CERITAKU😘😘😘

.
.
.
.
.
.

20 tahun kemudian ...

  "Mama! Mama!"

Panggilan itu menghentikan kegiatan menjemur pakaiannya sementara. Seorang wanita cantik bersurai merah muda menoleh pada putrinya yang kini telah berdiri di belakang dirinya.

  "Ya, sayang?" tanya Sakura. Tangannya terulur mengelus surai pendek anaknya yang berwarna hitam--sama seperti milik papanya.

  "Ne, Mama. Besok kan ulang tahunku. Apa Mama tidak akan memberiku hadiah?" tanya putrinya dengan wajah polos.

Sakura terkekeh. Selalu seperti ini sejak anaknya itu menginjak usia empat tahun. Kini putrinya berusia delapan tahun.

  "Memangnya kau mau hadiah apa, hm?" Sakura bertanya sembari melanjutkan acara menjemurnya.

  "Tidak tahu," jawab putrinya bingung.

Sakura kembali dibuat terkekeh."Coba pikirkan dulu! Setelah kau tahu jawabannya, katakan pada Mama."

  "Hai', Mama." Dengan semangat anaknya itu kembali masuk ke rumah. Sesekali kepalanya dimiringkan seakan sedang memikirkan sesuatu. Ya dia memang sedang berpikir.

Sakura menggeleng melihat tingkah putrinya itu.

Langit hari ini terlihat sangat indah. Awan putih melayang sedikit menyembunyikan cahaya menyengat dari matahari. Sakura menghembuskan nafasnya. Tangannya yang baru saja selesai menjemur pakaian terakhir, turun dengan perlahan ke sisi tubuhnya.

20 tahun telah berlalu namun, ia masih belum bisa melupakan sosok itu. Sosok yang sering menghampiri dirinya dalam mimpi.

Uchiha Sasuke, nama yang akan selalu Sakura ingat sebagai cintanya. Nama yang akan selalu menjadi penyemangatnya dalam menyembuhkan anak-anak yang ditanganinya. Ya, kini Sakura adalah seorang pediatri. Ia mengabdikan diri pada masalah kesehatan anak-anak.

Empat tahun setelah kejadian penculikan itu, Sakura melanjutkan kembali kuliahnya dan berhasil meraih gelar dokter anak lalu ia bekerja di rumah sakit yang sama dengan Dokter Orochimaru.

Ngomong-ngomong tentang dokter berambut panjang itu. Kini ia telah pensiun setelah penangkapan pada anaknya--Kabuto berhasil dilakukan.

Kabuto dijatuhi hukuman 32 tahun penjara dan denda 2 milyar. Sebenarnya Sakura tak terima, jika bisa ia ingin Kabuto dijatuhi hukuman mati. Tapi, ia juga tidak bisa semena-mena menghakimi sesuatu yang telah ada hukumnya dan ia juga tak tega melihat Dokter Orochimaru yang selalu menunjukkan wajah tenang dengan tatapan sendu setiap kali persidangan.

Sakura mengambil nafas dalam. Kepalanya ia dongakkan untuk menatap langit yang sedang cerah. Usianya kini tak lagi muda dan sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia ini. Ia tidak akan bisa melihat putrinya bahagia ketika memiliki anak.

Dulu ketika ia bertemu dengan ayah dari putrinya, Sakura telah berusia cukup tua untuk ukuran seorang wanita yang belum menikah.

Sakura berkenalan dengan suaminya di sebuah jalan. Ia tak sengaja menabrak pria besurai kelam itu dan dari situ mereka kembali dekat lalu Sakura kembali memutuskan untuk menikah.

Senyuman tipis tercipta di bibir wanita cantik itu. Ia memejamkan matanya ketika merasakan cahaya kian menyengat.

Dari arah belakang seseorang mengulurkan tangannya untuk memblokir cahaya yang mengenai manik hijau istrinya.

  "Jangan terlalu lama di sini. Ayo kita masuk. Aku melihat putri kita sedang bingung mencari hadiah apa yang akan ia minta," ujar suaminya.

Sakura kian tersenyum lebar. Di raihnya tangan sang suami lalu diletakannya tangan kekar itu untuk melingkari seputar pinggangnya.

  "Aku yang menyuruhnya untuk memikirkan hadiah apa yang ia inginkan," ucap Sakura semakin nyaman dalam pelukan sang suami.

  "Aku tahu apa yang diinginkan olehnya," bisik sang suami di telinga Sakura.

  "Apa?"

  "Dia pasti akan meminta ..."

   "Mama! ..."

Teriakan itu menghentikan ucapan suami Sakura. Mereka berdua melepaskan pelukan kemudian berbalik.

Mereka melihat putri semata wayangnya tersenyum lebar seraya menunjukkan sebuah foto.

  "... aku ingin jadi putri seperti Mama!"

Tawa sepasang suami itu pun meledak membuat sang anak menggembungkan pipinya.

  "Mo, kenapa kalian tertawa?" tanyanya polos seraya membenarkan kacamata merah yang dipakainya.

Sakura dan suaminya mendekati sang anak lalu mereka menarik anak itu untuk ikut duduk di teras.

  "Sayang, nanti Mama pesankan baju putrinya, ya." Sakura mengelus lembut kepala anaknya.

Anak itu mengangguk. Ia memandangi foto yang dipegangnya. Foto pernikahan antara mama dan papanya.

  "Ne, Mama-Papa. Kenapa kalian bisa saling mencintai?" tanya gadis kecil itu polos. Tangannya mengusap foto yang dibingkai dengan indah.

  "Karena ..." Sang suami menggantungkan ucapannya lalu ia melirik ke arah Sakura.

Sakura yang ditanyai seperti itu pun ikut melirik sang suami."Karena, hanya Papa lah yang bisa membuat Mama jatuh cinta."

Semburat merah tercipta di pipi sang musim semi, ia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain setelah menjawab pertanyaan anaknya.

  "Iya, karena hanya Papa yang bisa membuat Mama bahagia. Bukan begitu Sakura?"

Yang dipanggil namanya hanya bisa mengangguk pelan.

   "Jadi Mama dan Papa saling mencintai?" tanya anak itu lagi.

   "Ya, kami saling mencintai," jawab sang papa cepat.

Anak itu mengangguk. Ia tersenyum masih mengelus foto yang dipegangnya.

Sakura menatap sang suami dalam. Tangan kirinya meraih tangan sang suami kemudian menggenggamnya di belakang punggung sang putri. Ia mengangkat tangan suaminya dan mencium punggung tangan sang suami.

  "Sakura ..."

  "Arigatou, kau telah bertahan denganku dan kembali. Memberikanku kebahagiaan yang tiada bandingannya. Memberiku seorang putri seperti Sarada ..."

Sakura menjeda ucapannya lalu menempelkan tangan sang suami pada pipinya.

  "Arigatou ne, Sasuke-kun."



                     🌸🌸🌸🌸🌸

NOTE:NAH UDAHKAN EPILOGNYA

SILAHKAN DEH DIPIKIR SENDIRI 😂😂

KIRANYA ADA YANG BINGUNG😂😂😂

MARRY YOU(✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang