tak dapat di pungkiri bagaimana malasnya pemudi ini membalas pesan dari sang pemuda yang mengejarnya.
sungguhmenjengkelkan.
pasal nya ini bukan kali pertama pemuda itu mengirimkan beberapa pesan yang sama, sudah terhitung banyak sekali pesan yang ia dapatkan dari pemuda tersebut.
raden
zati, ayo balikan
pesan itu masuk kembali, membuat zat mendecih. sebal, bisa bisanya pemuda itu berkata demikian, memangnya balikan itu hal yang mudah?
"ck, sinting," pemudi itu mengalihkan pandangannya dari benda persegi itu.
jenar, pemudi yang mendengar umpatan dari zati itu lantas bertanya. "siapa yang sinting?"
mendengar pertanyaan jenar, pemudi itu langsung menatap netra milik lawan bicaranya dan langsung membuat raut wajah masam.
"raden,"
tak beberapa lama, jenar langsung membulatkan netra milik sembari memegang tangan zati. "ha?! seriusan?"
pemudi keshwari itu mengangguk pelan dan langsung menelungkupkan wajahnya diatas meja sambari meringis, pusing.
jenar yang melihatnya jadi bingung sendiri.
"emangnya dia bilang apa?"
"ngajak balikan,"
penuturan zati, membuat jenar menganga begitu lebar. ia tak percaya apa yang di katakan temannya itu. tapi ia harus tetap tenang agar bisa memberi saran.
"terus kamu maunya gimana? kamu mau balikan sama dia atau engga?"
hening sebentar, zati diam ia nampak gundah.
"engga tau..."
"hmm, zati. kalau engga mau, tolak. karena pada dasarnya jatuh cinta sama orang yang sama atau mengulang lagi kisah lalau sama aja kayak baca buku. ujung-ujungnya kamu bakal tau sendiri akhirnya gimana?" jelas Jenar yang lantas saja membuat pemudi itu menjadi tertegun.
ada benar nya juga, bila ia menerima ajakan tersebut sama saja ia seperti memgulang kembali kisah lama yang jelas-jelas sangat zati hindari.
"kata-kata lo bener, makasih!"
raden
zati, ayo balikan
den, nanti ketemu di belakang sekolah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.