tak akan ada habis nya bila kita membahas, bagaimana bisa kita bersua dan kemudian disatukan semesta agar kelak selalu bersama sehingga bisa membuat kisah klasik?
sungguh mungkin saja akan membutuh kan waktu yang lama.
"dasi, dimana dasi?!" tutur sang gadis di kuncir kuda sambil bergerak kesana kesini mencari-cari dasi miliknya yang hilang entah kemana.
atau lebih tepatnya, ia lupa menaruhnya dimana.
"kalian liat topi punya gue??"
satu lagi sejenisnya naik ke atas permukaan, netranya mencari-cari keadaan dimana topi miliknya berada. sukmanya menghela nafas kasar ketika mengingat bahwa topi miliknya tertinggal di asrama.
"astaga, topi gue ketinggalan di asrama. duh, gimana nih?!"
sinta, gadis kuncir kuda itu lantas langsung menyahut. "gue juga! pinjem yuk ke yang lain!"
para ajeng sudah berdiri di ambang pintu untuk menunggu mereka berdua di depan kelas untuk upacara yang diadakan hari Senin sama seperti biasanya.
"sinta! bulan! ayo buruan! ini abah dari tadi udah ngode nyuruh kita turun semenjak dia liat kita masih di atas," seru pemudi berpakaian lengkap.
seruan gadis itu membuat netra dari dua gadis itu saling bertegur pandang diikuti dengan sukma nya yang menghela nafas panjang. "kalian duluan, kayaknya gue sama bulan bakalan di jemur. di barisan gak lengkap,"
kini silih berganti, netra kedua gadis yang sudah menunggu sinta dan bulan bertegur sapa.
"engga-engga! kalau lo gak ikut kita semua gak ikut! wirda, kita gausah make topi terus turun langsung aja ke bawah." sahut pemudi yang satu nya memberitahu yang lain nya.
wirda, gadis itu menuruti kata tias agar tidak memakai topi untuk turun ke bawah.
mungkin para ajengterlalu lama berbicang, hingga sebuah panggilan dari abah sampai ke rungu mereka.
"pemberitahuan kepada keempatnenggeulis di depan kelas sebelas MIA empat silahkan turun lalu bergabung ke dalam barisan tidak lengkap!"
netra keempatnya kini saling bertegur sapa kemudian di iringi dengan kurva yang melengkung. tungkai melangkah pasti untuk turun ke bawah.
mun hijingalangkung ka handapsadayanaogengalangkung ka handap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
barisan para beberapa anak manusia sudah menunggu di dekat tepian mimbar menunggu sang photografer memfoto mereka, pasalnya ini sudah menjadi tradisi bila ada yang tidak lengkap akan di foto dan di pampang di mading sebagai barisan tidak lengkap!
sungguh memalukan sekali membayangkan bagaimana para anak manusia yang lain nya berlalu lalang melihat wajah mereka semua terpampang di mading nataprira.
"satu...dua...tiga! ayo ganti gaya dong, masa lo pada mukanya lesu semua?" seru sang pemfoto sambil menyunggingkan senyum.
semesta, nampaknya kau membuat para anak manusia ini menggerutu karena saking panasnya bumi kembang sampai-sampai terlintas pikiran apakah neraka bocor sampai-sampai Bumi Kembang panas sekali?
sejujurnya, bukan hanya karena rasa panas saja. namun juga karena malu yang ditanggung!
"gendeng! lo enak cuman ngefoto kita doang, lah kita di jemur sampe jam istirahat bagian pertama!" ujar daru sambil menyeka keringat yang tengah bercucuran.
mendengar umpatan daru, para anak manusia ini lantas menengok kemudian mengangguki pertanda mereka setuju dengan ucapannya.
alka, pemu pemilik senyuman lebar itu tertawa puas, mendengar penderitaan mereka.
"alka, ini kapan sih udahannya? lama banget tau fotonya, panas banget nih!"
sang photografer hanya tersenyum. "kata abah, fotonya satu kali jepret lagi selesai nenggeulis. ayo senyum lo pada biar cepet kelar!"
dengan terpaksa para anak manusia ini mengikuti ucapan alka sambil memasang muka tersenyum yang di paksakan, karena mereka sudah sangat kesal.
sampai-sampai ada yang memasang muka datar saja saat di foto, karena saking kesalnya.
"palalo, friendship goals! kek orang ga ada tujuan mah iya!" celetuk bian.
tidak peduli dengan ucapan bian, pemuda bernama alka itu lantas memasuki barisan adipurusa. "heh, dari pada diem, mending ikut gue bolos aja ke kantin purnama gimana?"
netra milik para pemuda itu lantas saling bertegur sapa, mendengar tawaran dari alka. sangat menggoda sekali.
"ayo. dari pada diem kek patung mending cabut." ajaknya lagi.
haduh, semesta kalau sudah begini jadi nya bumi kembang hanya bisa titip salam saja. jangan sampai mereka semua tertangkap oleh abah.
apalagi kepada seseorang yang bernama alka.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
note :
hanya berbagi nada yang akan menemani cerita ini.
btw, mau tanya kalau kalian gimana semua awalnya bisa temenan?
kalau aku sendiri, karena sama-sama punya kesukaan dan juga karena mau jalan-jalan hehe.