Tidak ada yang mengira bahwa pilihan yang Taehyun tunjuk untuk penentu hidupnya adalah kartu hitam bertuliskan Devil. Hanya satu yang membuat ia yakin akan hal itu. Sahabatnya.
Dari awal seharusnya Taehyun bertanya dengan gamblang tentang keinginannya, maka pemilihan itu tidak akan berlangsung lama dan dramatis. Pun permainan segera berakhir.
Taehyun terlalu kalut jika ditanya tentang siapa yang harus ia patuhi. Dan pilihannya jatuh pada iblis. Taehyun tahu makhluk yang patuh terhadap Tuhan adalah malaikat, tapi bukankah dulunya iblis juga patuh? Jika iblis bisa memenuhi keinginannya untuk tetap bersama dengan keempat sahabatnya, maka dengan bangga Taehyun akan menunjukkan kartu yang ditariknya.
Terbukti, mau berapa kali pun Taehyun mencoba menyadarkan ia tentang mimpi atau bukan, semuanya terlihat lebih nyata daripada kesendirian yang merebut paksa kebahagiaan Taehyun. Dirasa, pilihan yang keempat sahabatnya tunjukkan untuk Taehyun sudah tepat.
Taehyun pikir semua akan baik-baik saja saat tahap pertama selesai. Keanehan demi keanehan mulai terjadi. Hidupnya seolah terjebak dalam barisan labirin tanpa akhir. Ia tidak tahu setelah ini akan menjadi lebih baik atau bahkan memburuk.
Pagi ini Taehyun sudah merasa bosan. Lagi-lagi ia tidak berminat mengikuti pelajaran dan memutuskan pergi ke atap sekolah yang pintunya selalu terkunci. Beruntung sebelumnya Taehyun membawa batu besar untuk merusak gembok pintu tersebut.
Taehyun menatap layar ponselnya, membuka aplikasi berlatar biru yang bertuliskan inisial F. Keningnya berkerut saat semua postingan berisi tentang sihir. Salah satu yang ia tangkap adalah tentang permainan bernama Angel or Devil. Permainan itu yang kemarin Taehyun mainkan dengan penuh kebimbangan. Menjadi semakin penasaran, Taehyun mengklik salah satu link website yang menghantarkannya pada laman yang membahas tentang keuntungan dan kerugian jika mengikuti permainan hingga akhir.
Baru saja memperbaiki posisi duduknya dan mempernyaman diri agar bisa lebih kushyuk pada layar ponselnya, Hueningkai datang tak lama kemudian seraya membawa satu plastik yang penuh dengan camilan.
Taehyun tersenyum, menaruh ponselnya di saku celana. Tanpa sadar jarinya menggeser laman yang tadi ingin dibacanya hingga hilang tak berjejak dan digantikan dengan garis-garis putih tanpa satu katapun.
"Bagaimana?" tanya Beomgyu yang baru saja tiba. Hueningkai dan Beomgyu duduk diatas meja.
"Apanya yang bagaimana?" Taehyun balik bertanya, memperhatikan gerak-gerik Hueningkai yang kesulitan membuka bungkus makanan.
"Menyenangkan bukan permainan ini? Keinginanmu terkabul saat itu juga, kan?"
"Bahkan jika aku harus dihukum, aku ingin melakukan sesuatu yang menarik," jawab Taehyun dengan bangga.
Beomgyu tersenyum lebar, "Yang kita pilih memang tidak selalu sesuai dengan keinginan."
"Kau ingin pergi, aku akan tinggal. Kau tidak ingin melakukannya, aku yang lakukan. Begitu, kan, maksudmu?"
"Yash, Kang Taehyun memang cerdas," celetuk Hueningkai tiba-tiba, telunjuknya ia angkat tinggi-tinggi.
"Setelah ini apa yang akan kita lakukan? Kemana kita akan pergi?"
"Kita akan menjadi anak punk, uhhh membayangkannya saja sudah sangat seru." Hueningkai menatap langit-langit, membayangkan dirinya benar-benar menjadi anak punk yang keren dan bergaya. "Bagaimana menurutmu Taehyun-ah, Beomgyu Hyung?"
Keduanya malah mendramatisir ucapan Hueningkai, Beomgyu jadi senyum-senyum sendiri. "Seru sekali, Kamal!"
"Menghancurkan belenggu dan buat aturan baru. Pergi setelah membuat masalah, setahuku anak punk seperti itu, sih!" potong Soobin yang entah sejak kapan ikut bergabung dalam konversasi mereka bertiga.
"Maaf sebelumnya, akal sehatku sedang tidak bekerja, jadi aku tidak mengerti maksudmu, Soobin-ssi. Tapi yang kuingat membuat masalah itu cukup menyenangkan!" celetuk Hueningkai mengolok-olok. Beomgyu mengiyakan.
"Kau sendiri tahu aku bukan orang yang seperti itu! Sangat sulit diverifikasi jika seorang Kang Taehyun melakukannya!"
"Jika pun kau tak mau, kau harus ingat dimana kau berada dan siapa yang harus kau patuhi. Bahkan eskalator bisa saja menjadi sebuah slide jika peraturan tak ditegakkan!" Itu Yeonjun.
Taehyun menggaruk tengkuknya. Ia bingung, apa temannya punya semacam sihir sehingga mereka bisa muncul tanpa disadari? Kemudian Yeonjun menatap Taehyun kelewat serius.
"Taehyun-ah, kita semua memang bisa sihir!"
░▒▓█▓▒░
To be continued ...
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH OF MAGIC [√]
FanfictionDimalam kelabu yang dipenuhi bintang-bintang, kita mengikrarkan sebuah janji. "Bahkan ketika hatiku penuh dengan kekacauan dan mimpiku menari dibawah sinar kelam malam, aku hanya butuh setitik cahaya sepertimu." Seharusnya selalu seperti itu. Hidupk...