Kita sudah bersama sejak kecil, melewati empat musim bersama, memandang matahari dari terbit hingga terbenam pun bersama. Kita selalu berlagak menjadi pria dewasa dan jagoan, namun rupanya aku tumbuh tinggi sendirian. Dari ujung kaki sampai ujung kepala rasanya canggung karena menjadi dewasa seorang diri.
Sudah cukup lama aku tidak melihat kalian. Aku merindukan kalian dan ingin kembali melewati pergantian musim bersama. Ada kau, aku dan kita.
Sahabatku tersayang, kembalilah.Setiap malam aku memandangi langit, mencari ukiran nama kalian dari ribuan bintang dan berharap salah satu dari mereka berkedip merayu dan angin akan memanggil namaku. Atau paling tidak satu diantaranya rela terjatuh demi aku lantunkan doa agar kalian bisa menemaniku. Lagi dan lagi.
Aku rasa aku sudah gila. Suasana hatiku berubah setiap waktu. Setiap terbangun aku sadar tinggiku selalu bertambah, padahal aku ingin kalian menyaksikan peristiwa menyenangkan ini juga. Aku sudah dewasa dan bukan bayi lagi.
Aku pikir bisa tumbuh di samping kalian.
Pola pikirku pun sudah mulai berubah. Namun aku tetap sendirian.
Kalian tidak akan tahu. Aku selalu ingin jarak 20cm dari kalian. Hanya sejauh itu.
Dulu ...
Ketika kita bersebelahan, aroma shampo yang kalian pakai bahkan masih dapat kuingat.
Aku mendongak untuk melihat kalian satu persatu. Kurang ajar, bahkan yang termuda pun lebih tinggi dariku.Yeonjun Hyung. Soobin Hyung. Beomgyu Hyung. Kamal.
Aku tidak akan berhenti memanggil nama kalian. Aku masih ingat detailnya. Aku masih ingat apa yang kalian sukai dan tidak sukai.
Kini ruangan tersembunyi yang kita tempati dulu hanya berisi rak kosong dan cat pucat yang mulai memudar.
Apa kalian masih ingat ketika penjaga perpustakaan sekolah selalu menangkap kita membawa makanan dan memakannya diam-diam? Suara tawa Soobin Hyung dan Kamal sampai membuatku tersedak, lalu Beomgyu Hyung akan menyodorkan minumannya dan Yeonjun Hyung mengelus punggungku hingga menghangat.
Sungguh ... Bahkan jarak kita saat itu tidak lebih dari 10cm.
Soobin Hyung selalu berjanji untuk menjadi ketua kelas yang dapat diandalkan, 'ketika kamu butuh bantuan, panggil saja namaku sebanyak tiga kali, maka aku akan datang dengan gaya superhero kesukaanmu', lalu kemudian dia malah memanggil Yeonjun Hyung untuk membantu dirinya sendiri yang sedang membantu orang lain.
Haha, itu semua hanya menjadi angan sekarang.
Tapi tetap saja.
Kalian istimewa.
»»---->
Prok ... Prok ...Prok ...
"Good Boy, apa sekarang bayi kita mau menjadi pengarang?"
Suara tawa terdengar, Taehyun melotot. Tidak, ini pasti telinganya salah mendengar. Beberapa pekan terakhir, Taehyun selalu mengigaukan hal yang sama. Mungkin ini faktor karena saking rindunya ia pada keempat sahabatnya. Tetapi jantungnya tetap saja berdetak tidak karuan. Menetralkan nafas, itu yang saat ini sedang Taehyun lakukan.
"Hei, apa kau tidak mendengarku?" Intonasi itu meninggi. Taehyun berdecak, ia menarik-narik kedua telinganya. Pasti salah dengar lagi.
"Ya! Kang Taehyun sialan! Apa kau tak akan menoleh dan melihat aku membawa apa!?" Taehyun akhirnya menyerah, ia tahu ini akan terjadi, tingkat halusinasinya semakin parah, tapi bagaimanapun Taehyun tetap menoleh ke belakang dan membiarkan sinar putih menyerbu habis penglihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH OF MAGIC [√]
FanfictionDimalam kelabu yang dipenuhi bintang-bintang, kita mengikrarkan sebuah janji. "Bahkan ketika hatiku penuh dengan kekacauan dan mimpiku menari dibawah sinar kelam malam, aku hanya butuh setitik cahaya sepertimu." Seharusnya selalu seperti itu. Hidupk...