Yoongi mendorong pintu minimarket tersebut. Berjalan pelan sembari memindai dimana letak lemari es tersebut, setelah ketemu ia langsung mengambil satu kaleng soda secara acak. Lagi pula hanya berbeda merk tapi tetap saja itu minuman bersoda.
Pria manis itu juga berinisiatif untuk membeli susu kotak berukuran sedang berverisa vanilla. Setelah tak ada lagi yang ia inginkan, kakinya kembali bergerak menuju meja kasir. Ia segera memberikan kartu kredit yang Jimin berikan untuk membayar minuman soda tersebut, sedangkan ia juga memberikan uang cash untuk membayar minumannya sendiri.
"Terima kasih, selamat datang kembali." ucap sang kasir yang hanya di balas senyum tipis oleh Jimin.
Pintu itu kemudian ia tarik, ia sudah melangkahkan kakinya menuju mobil Jimin yang terparkir tak jauh dari minimarket. Namun tiba-tiba saja ia di tabrak oleh seseorang, membuat bukan hanya dirinya saja yang terjatuh namun orang itu juga.
"Maafkan aku, oke. Aku tidak sengaja sungguh." ucapnya dengan sesekali menengok kebelakang.
"Ah, tidak apa-apa." gumam Yoongi lantas berusaha memungut minumannya. Kebetulan minuman kalengnya menggelinding di kaki orang yang menabraknya.
"Ini. Sekali lagi aku mintak maaf." ucapnya dengan tersenyum. Yoongi yang masih menunduk pun mengambil kaleng soda dari tangan orang itu, ia mengangkat kepalanya berniat untuk memberikan senyuman kecil.
"Terima ka---" ucapannya terhenti melihat sosok itu yang juga tengah menatapnya terkejut.
Yoongi seperti bercermin melihat sosok itu. Hanya yang membedakan hanyalah rambut mereka. Pria manis itu merasa punya sisi jahat jika melihat sosok di hadapannya.
"Kenapa wajahmu begitu mirip denganku?"
Yoongi pun bingung, walaupun ingatannya pernah menghilang. Namun bukannya Yoongi tak pernah mengingat masa kecilnya, ia yakin bahwa sejak kecil bahkan ketika ia masuk taman kanak-kanak pun tak pernah merasa mempunyai kembaran.
Keduanya masih saling menatap. Jika Yoongi masih mengerjap dengan wajah bingungnya, maka sosok di depannya itu mengangkat sebelah alisnya merasa heran sembari memindainya dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke atas.
Yoongi bahkan mengabaikan Jimin yang mungkin marah padanya hingga datang dengan memanggil dirinya. Dan ia baru tersadar kala seseorang meneriakkan sebuah nama.
Yoonji.
Sosok itu bernama Yoonji. Awalan nama mereka sama, wajah mereka juga sama. Lantas, apa dia memang mempunyai kembaran? Tapi kenapa orang tuanya bahkan tidak pernah memberitahu dirinya?
"Hey, bisakah kau membawaku sementara ini? Dia adalah rentenir yang menagih hutang ayahku. Namun pria tua itu bahkan entah kemana dan mereka selalu saja mengejarku." ucap Yoonji dengan setengah panik. Walaupun ia bisa saja menghajar satu rentenir dengan badan besar, namun ia tiba-tiba mempunyai kesempatan untuk setidaknya pergi dari sini.
Yoongi mengerjap lalu menoleh menatap Jimin yang masih diam mematung dengan wajahnya yang bingung juga tangan yang terkepal.
"Tuan Muda." panggil Yoongi dengan pelan. Jimin melirik Yoongi dari ekor matanya, lalu mengedikkan bahunya pelan sebelum berbalik pergi.
Merasa tak dapat larangan, Yoongi pun segera menarik Yoonji untuk masuk ke dalam mobil Jimin.
"Kenapa kau duduk di belakang?" tanya Jimin dengan heran. Yoongi mengerjap, ah iya benar juga dia kan adalah pengawal.
Baru saja Yoongi berniat bertukar tempat dengan Jimin namun lagi-lagi urung karena pria tampan itu kembali menyela. "Bukan sebagai supir. Duduk di sampingku."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]
ФанфикCOMPLETED [ORIGINAL STORY BY ICHA__KIM] Berawal dari kejadian kaburnya ia dari rumah karena menolak perjodohan dari orang tuanya. Lalu berakhir menjadi pengawal pribadi seorang CEO muda yang temperamen dan dingin. Park Jimin, pengusaha muda yang ter...