Yoongi itu terbiasa sendiri. Tidak punya teman dan hanya berteman dengan saudara sepupu saja. Ruang lingkupnya terbatas hanya dalam keluarga saja, orang tuanya melarang keras pada Yoongi untuk bersosialisasi dengan orang asing. Walaupun jika itu adalah teman sebangkunya sendiri.
Terkadang merasa sedih dan kesepian, berakhir dengan Yoongi menjadi seorang biang onar di sekolahnya. Ia mulai mewarnai rambutnya dan berganti warna setiap minggunya, tergantung suasana hatinya. Yoongi juga mulai memanjangkan rambutnya dan menggunakan piercing ditelinganya.
Tidak mengerjakan tugas sekolah dan selalu membolos berakhir ia tertidur di atap sekolah sampai sore bahkan setelah pelajaran telah usai. Kenakalan remaja itulah beberapa guru menyebutnya, tak ada yang bisa menegur anak itu. Yoongi sangat keras kepala, namun ia juga bisa tiba-tiba menjadi baik bak seorang peri.
Semuanya baik-baik saja, walau ia harus terkena amukan ayahnya karena di panggil ke sekolah. Tidak masalah, selagi Yoongi bisa bebas. Terlalu lama sendiri yang bertemen denn kesepian, membuat Yoongi begitu kaku kala ia selalu diikuti oleh pria bantet yang menurutnya sangat idiot.
Park Jimin.
Seorang siswa baru di sekolahnya tepatnya di kelasnya. Menjadi siswa paling populer dua tahun berturut-turut sampai pemuda itu akhirnya tamat. Namun nyatanya predikat itu dianggap angin lalu oleh Yoongi, dimata pemuda manis itu Jimin adalah seorang idiot.
Seseorang yang selalu mengikutinya kemanapun, bahkan setiap jam istirahat pemuda tinggi itu akan membawa dua kotak bekal yang selalu dibagikan kepadanya satu. Pertama kali melihat Jimin yang menatapnya penuh kagum kala Yoongi berdoa sebelum makan dan sesudah makan, membuatnya tertawa.
Sampai suatu dimana keduanya akhirnya tahu jika mereka mempunyai kesukaan yang sama. Ya itu musik. Keduanya sering mengunjungi ruang musik di sekolah dan akan berduet disana. Jika Yoongi bermain piano, maka Jimin akan menyanyi. Jika Jimin bermain piano maka Yoongi hanya memandanginya sembari menjadi suara dua mengiringi suara tinggi milik Jimin.
Awal musim gugur dimana daun-daun berwarna kemerahan itu turun dan memenuhi jalanan. Namun di bawah guguran dedaunan itulah Jimin menyatakan cintanya pada Yoongi. Tentunya pemuda manis itu tak langsung menerima walau Jimin memainkan gitar sembari menyanyi di bawah pohon yng berguguran. Ia teringat akan larangan kedua orangtuanya, jika berteman saja ia tak di perbolehkan lalu sangat mustahil jika hubungan keduanya akan di terima.
Namun Jimin tak menyerah. Pemuda kekurangan tinggi badan itu begitu gigih, hingga di bawah rintikan salju pertama Yoongi menerima Jimin.
"Tak pernah bosan aku selalu mengatakan jika aku mencintaimu. Tak peduli jika dunia ini menentang hubungan kita, karena aku selalu disisimu. Terimalah cintaku, malaikatku. Jika kau menolak, maka aku akn mengucapkan kalimat yang sama esok harinya." gurau Jimin diakhir.
Yoongi hanya balas tertawa sembari menganggukkan kepalanya. Membuat butiran salju di atas kepalanya ikut jatuh kebawah.
"Jangan tinggalkan aku, Jimin. Tetaplah disini, disisiku."
"Tentu, tanpa kau pinta sekalipun. Ayo kita berjuang bersama."
Jimin menatap penuh Cinta Yoongi yang tertawa kepada dua anak kembar yang berada di sisi kanan dan kirinya.
"Mommy jangan sakit lagi. Mini jadi sedih."
"Hyun juga."
Yoongi tersenyum haru sembari mengangguk. Ingatannya telah pulih, walau ia tak pernah melihat penampakan anaknya setidaknya Yoongi bersyukur jika Minhyun dan Hyunmin memang anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]
FanfictionCOMPLETED [ORIGINAL STORY BY ICHA__KIM] Berawal dari kejadian kaburnya ia dari rumah karena menolak perjodohan dari orang tuanya. Lalu berakhir menjadi pengawal pribadi seorang CEO muda yang temperamen dan dingin. Park Jimin, pengusaha muda yang ter...