"Kakak ipar, aku penasaran denganmu. Kenapa dulu kau memanjangkan rambutku seperti itu? Ya walaupun terlihat keren sedikit."
Yoongi mendongak menatap Jungkook yang kini gantian duduk di ranjang tempatnya di rawat sembari menggoyangkan kedua kakinya secara bergantian.
"Entahlah, saat itu aku hanya berpikir bagaimana terlihat seperti anak nakal." ucap Yoongi lalu tertawa melihat jawabannya yang terkesan berantakan.
Jungkook mengangguk paham. "Bagaimana rasanya mengandung?" kini ia bertanya sembari memperhatikan si kembar yang tengah sibuk sendiri-sendiri. Minhyun dengan acara menggambarnya dan Hyunmin dengan iron man ditangan kanannya lalu thor di tangan kirinya.
"Luar biasa." gumam Yoongi dengan berbinar. "Kau bisa merasakan semuanya. Mual, lalu mood yang cepat sekali berubah dan pola makan yang tiba-tiba menjadi aneh. Namun lebih dari pada itu ketika kau mengeluh perutmu dan mereka merespon dengan tendangan, disitu adalah kebahagiaan dari segala kebahagiaan." jelasnya lalu mengecup pucuk kepala kedua anaknya dengan sayang.
Jungkook mengangguk, ia juga ikut tersenyum mendengar cerita dari kakak iparnya. Namun di tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba sesuatu bergejolak di perutnya dan membuatnya segera berlari ke dalam toilet di ruangan tersebut.
Yoongi yang panik pun ikut berlari, mengetuk pintu toilet yang terkunci dari dalam.
"Kook, kau baik?"
Pria tan itu menyahut dari dalam kalau dia baik-baik saja, namun suara muntahan terdengar dari dalam membuat Yoongi khawatir.
"Kau benar-benar tidak apa-apa, kan?"
"Tidak, hyung. Mungkin aku masuk angin." teriaknya kembali dari dalam.
Yoongi menghembuskan napasnya lalu kedua pipinya menggembung. "Baiklah, aku akan meminta Taehyung untuk memeriksamu. Mumpung kita masih berada di rumah sakit."
"Terima kasih, hyung."
Pria manis itu segera berjalan kembali menghampiri kedua anaknya yang tengah asyik bermain dengan dunianya sendiri.
Menyamankan duduknya dan bersandar di sofa empuk yang tersedia disana. Memejamkan matanya sebentar selagi menunggu Taehyung dan Jungkook. Ia tak bisa meninggalkan kedua anaknya disini ke lantai bawah, sedangkan Jungkook bahkan terlihat tidak sehat.
Menikmati tidurnya yang tak nenyak itu tiba-tiba seseorang menariknya paksa. Yoongi terkejut, ia sempat memberontak. Namun seseorang yang mengunci pergelangan kedua tangannya di belakang tubuhnya itu sudah lebih dulu membekapnya dengan sapu tangan. Bau menyengat dari sapu tangan itu membuatnya perlahan kesadarannya semakin menipis.
Di sisa kesadarannya itu, Yoongi mendengar kedua anaknya yang menangis dengan keras dan juga teriakan Jungkook.
Jimin dengan menahan sesaknya di dada sembari berlari dengan kencang. Tak peduli dirinya yang menabrak orang-orang yang melintas di lorong rumah sakit, di otaknya saat ini adalah Yoongi.
Walaupun suah hampir sebulan Jimin kembali bertemu dengan Yoongi dan sempat meragukan jika itu adalah kekasihnya. Namun akhirnya mereka kembali di persatukan dengan pulihnya ingatan Yoongi.
Baru satu minggu, tapi kenapa seolah-olah bumi dan seisinya menolak mereka untuk bersatu.
"Kumohon, jangan Yoongi. Jangan lagi Yoongiku, ku mohon Tuhan." gumam Jimin dalam hatinya yang menangis memanggil nama Yoongi.
Jimin terus berlari, menggerakkan kakinya cepat. Saking tak sabarannya, ia bahkan menggunakan tangga darurat karna lift sudah pasti penuh di pagi hari seperti ini dan Jimin tak bisa menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL BODYGUARD [MINYOON]
FanfictionCOMPLETED [ORIGINAL STORY BY ICHA__KIM] Berawal dari kejadian kaburnya ia dari rumah karena menolak perjodohan dari orang tuanya. Lalu berakhir menjadi pengawal pribadi seorang CEO muda yang temperamen dan dingin. Park Jimin, pengusaha muda yang ter...