Wolf 10

1.7K 124 2
                                    

Lisa Pov

" Lisa, mom, dad. Aku izin pulang ada beberapa hal yang harus aku kerjakan. " kata nael

" hati hati dijalan nael " kataku

" ya baik nael" kata dad sedangkan mom tersenyum.

Setelah nael pergi, kami berkumpul di ruang keluarga. Aku penasaran siapa dan apa maksud mereka menyerang kedua orang tuaku.

"kamu kenapa bisa tahu kami diserang Lisa? " Tanya dad, padahalkan aku juga ingin bertanya.

" ada seseorang yg memberitahu" jawabku.

" memberitahu kamu? " kaget  .

" iya mom. Dia menulis dijendela menggunakan darah yang aku tidak tahu darah apa itu. " kataku dan membayangkan dengan jijik darah yang ada pada jendela kamar.

" menuliskan tentang apa?" tanya dad

" surat kematian untuk kedua orang tuamu, karena itu aku langsung panik dan kesini. " jawabku sedih mengingat tulisan itu sangat membuatku takut. Aku takut kehilangan kedua orang tua yang sangat aku sayangi.

" apa dad tahu siapa yang menyerang dad? " Tanyaku.

" sepertinya rogue" jawab dad. Tapi dad tidak pernah seperti ini karena dia pasti yakin akan sesuatu yang ia amati dan sekarang ia mengatakan kata 'seperti' berarti ada hal yang aneh.

" kenapa ada kata seperti dad? " Tanyaku

" sepertinya penyihir ikut dalam penyerangan" kata dad. Penyihir?  Bukankah terakhir kali yang menyerangku di kolam renang adalah penyihir juga.

Mengapa mereka mengarahku?  Apa karena aku mate nael? Atau ada alasan lain?.

"ah begitu. Tapi kalian baik baik saja kan. Tidak ada luka serius? " Tanyaku.

" ya kami baik baik saja sayang. Sekarang kamu istirahat ya. Biar mom dan dad juga istirahat ke atas. " kata



*****

Setelah istirahat semalam, matahari belum terbit namun nael sudah datang ke rumahku.  Katanya ingin menjemputku dan perjanjian hanya satu malam jdi pagi dan siang tidak di hitung.

Apakah dia memang orang eh Werewolf yang seperti itu. Bahkan tidak mengizinkanku untuk tinggal makan siang. Sehabis sarapan kami langsung izin pulang ke masion nael.

"mom dan dad mana? " tanyaku

" mereka pindah ke pusat kota Werewolf. "kata nael.

" kenapa? " tanyaku

" liburan" jawab nael singkat.

Sudah nada seperti itu lebih baik aku diam, malas berbicara dengan Werewolf es itu. Di ajak ngobrol sedikit saja sudah jawab singkat.

"kenapa? " saat sedang males dengan nael dia malah bertanya.

" apa" jawabku kesal.

" ada apa " katanya lagi etika membuang nafas panjang.

" ga " jawabku. Lihat enak tidak dijawab singkat.



...




...


Tapi kenapa dia hanya diam. Ish, bukannya membujuk. Malah dia yg diam.

" pemarah" bisik naek yang masih terdengar olehku.

"siapa yg kau bilang pemarah! " kataku

" kamu" jawab nael.

"Ish engga ya. "

" buktinya ada "

" aku engga marah ya, cuma kesal "

" Pembohong"

"aku jujur, aku kesal. Lagian kamu kalau menjawab kayak orang sakit gigi, singkat banget. " kataku kesal.

" oh"

"hanya oh?! " kataku frustasi.

" iya" katanya.

"tau ah kesal! "sentaku kesal.

" hffffttt" nael tertawa kecil.

Suar ketawa nael walau kecil membuatku kesal sekaligus senang. Karena aku jarang mungkin hampir tidak pernah mendenga4 suara tertawanya.

"kau mau apa? " suara membujuk.

" mauku. Ya jawab dengan panjang dong kalau aku bertanya " kataku

" iya iya. Nanti aku jawab dengan panjang "

" janji ya awas kalau engga. Aku hukum kamu nanti "

" hukum? Berani? " tantangnya

" berani kenapa tidak" kataku

"hukum apa? "

" tidak boleh tidur dikamar" kataku dan reaksi dia biasa saja. Menyebalkan.

"itu kamarku " katanya santai.

Astaga NAEL!

'hahahaha benar itu kamarnya bodoh' tawa ai setelah mendengar jawaban nael

'Ish ai bukannya membantu aku melawan nael malah membelanya'

'ia mataku ya aku bela'

'Tapi aku human mu! ' kesalku

' ya ya terserah. Lebih baik aku tidur '

' Tidur saja sana kamu ' kataku dan benar ia langsung tertidur.

"yaudah aku tidur diluar" kataku.

"tidak" katanya. Wah aku dapat ide.

"biarin aku lebih baik tidur diluar atau aku numpang kamar beta? " jailku.

" jangan berani-beraninya kamu memikirkan itu" suara nael tiba tiba menjadi berat dan dingin.

Apakah dia marah?

Aku senang dapat membuat dia marah, namun aku juga takut. Aura dia sangat menyeramkan.

"ya makanya jawab aku degan panjang "

" ya " katanya.

" Ish jawab dengan panjang"

"iya mateku Lisa yang tersayang" katanya dan melihat kearahku.

Aku terdiam saat dia mengatakan itu. Pipiku rasanya panas.

"bu-bukan seperti i-"

"shuttt" katanya tiba tiba dan menaruh jari di bibirnya

" kenapa? " bisiku.

" ada yang mengikuti kita" katanya.







Brakkkk






"naellll!!!!! "


Rankle Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang