hari ini mingyu berada di perasaan antara merasa bahagia atau sedih.
pada bahagia mingyu melihat wonwoo mulai akrab dengan jun belakangan ini. mereka cocok, sesekali wonwoo tertawa atas tingkah konyol yang sering jun lakukan. terkadang juga mereka bertengkar kecil layaknya seperti sudah berteman lama. ini yang mingyu ingin kan, dengan begitu ketika ia pergi nanti mingyu tidak perlu khawatir lagi pada wonwoo. sudah ada seseorang yang bisa membuat wonwoo tidak kesepian dan sedih lagi.
sedangkan untuk yang sedihnya, hari ini adalah menjadi hari terakhirnyaㅡ hari terakhir ia bersama wonwoo. waktu memang berjalan sangat cepat, jika bisa atau jika diperbolehkan mingyu ingin hidup untuk beberapa tahun lagi.
namun ia sadar, ia itu sudah meninggal. raganya sudah terkubur di dalam tanahㅡ mungkin saja sudah tinggal tulangnya. dia adalah berwujud arwah yang semestinya ditempatkan yang sudah seharusnya ia berada. seharusnya ia tidak mengeluh dan pada seharusnya ia harus bersyukur untuk pada satu tahun ini ia mempunyai ijin untuk tetap berada di bumi menemanin wonwoo.
benar, seharusnya mingyu memang harus bersyukur dan mengikhlaskan pada keadaannya.
“mingyu? kok lo melamun? kenapa?”
mingyu menggeleng kecil, dilihatnya kedua temannya itu menatapnya secara bersamaan. kemudian tersenyum, “gapapa. oh ya lo bilang hari ini libur kerja kan?”
wonwoo mengangguk, “iya, kenapa?”
“mau ngajak lo jalan-jalan. mau nggak?”
“YA MAU LAH!”
mingyu tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat wonwoo begitu semangat. “tapi gue nggak yakin sih lo bakalan suka apa enggak.”
“suka atau nggaknya itu urusan belakangan.” kemudian wonwoo memulai mengemasi buku-bukunya, “ayok gyu!”
“hm. eh bentar, lo bisa keluar duluan nggak woo?” mingyu melirik ke arah junhui sejenak, “ada yang mau gue omongin nih sama jun sebentar.”
wonwoo mengangguk dan langsung pergi keluar dari kelas.
“sesuai rencana. gue bawa wonwoo jalan-jalan bentar dan lo siapin segalanya.” kata mingyu.
mereka mempunyai rencana hari ini, menyiapkan pesta ulang tahun kecil-kecilan untuk wonwoo malam ini mengingat tepat pada jam 12 malam nanti merupakan tanggal 17. dan junhui lah yang akan menyiapkan semuanya.
“lo tenang aja, percaya sama gue semuanya akan beres.”
mingyu tersenyum, kemudian ia mengeluarkan sebuah kertas bewarna biru dan kotak kecil dari saku jaketnya, “gue mau titip surat dan kotak ini sama lo. isi di dalam kotak ini ada sepasang cincin. sekedar cincin persahabatan, dulunya cincin di dalam ini mau gue kasih pas dihari ulang tahun wonwoo tahun lalu tapi gue malah dapat musibah.”
junhui mendengus kesal ketika mingyu malah tertawa dengan ucapan di akhirnya.
“sekarang cincin ini buat lo dan juga wonwoo. kalian harus pakai. dengan cincin ini gue berharap kalian berdua menjadi teman yang erat, bahkan kalau bisa ya kalian sampai menikah.”
oh, rasanya junhui ingin sekali meninju mingyu untuk ini.
mingyu ingin berbicara lebih lagi namun diluar sana wonwoo sudah memanggil namanya untuk segera cepat keluar.
“yaa intinya nanti di mana gue udah menghilang lo kasih itu suratnya ke wonwoo. oke?”