Fake Smile || 11

105 15 3
                                    

Now playing : Jeremy Zucker - Comethru

Happy Reading Everyone^^

............

"Bang! apaan sih, balikin nggak?!"

Deila panik, tanpa babibu gadis itu melompat turun lalu bergerak merebut ponselnya dari Zhafran yang mungkin tengah membaca pesannya dengan Rey.

Tapi naas, Zhafran sudah menangkap basah pergerakannya. Cowok itu membawa ponsel Deila tinggi-tinggi.

Tentu saja Deila tidak bisa meraihnya, tubuhnya yang pendek tidak ada apa-apanya dengan tubuh Zhafran yang tinggi menjulang. Bahkan sekalipun Deila berjinjit, rasanya masih sama sulitnya.

"Iiih.. balikin nggak!" rengek Deila tak lupa dengan wajah memohonnya.

"Nggak!" Zhafran bergerak membelakangi Deila sembari mengetikkan sesuatu.

Deila mendelik melihatnya. Deila sontak menjulurkan tangan hendak merebut ponselnya kembali. Tapi Zhafran segera berbalik kesisi lain. Deila bergerak dengan mengincar sisi depan Zhafran, tapi laki-laki itu kembali bergerak membelakanginya.

Kepalang kesal, Deila menarik baju bagian belakang Zhafran tak lupa dengan rengekannya.

"Balikin hp gue!"

Tangan kiri Zhafran terjulur kebelakang, mencoba melepaskan tarikan Deila. Tapi tangan kanannya tetap menggulir layar benda pipih itu.

'Sialan lo bang!' maki Deila dalam hati.

"Bang lu kalo mau jail kira-kira dong.. lo ngetik apaan tadii," Deila menarik tangan Zhafran yang tengah memegang ponselnya. Tangan satunya ia gunakan untuk menarik helaian rambut Zhafran, menjambak. Biarin! Deila sudah kepalang emosi.

"Sakit Dei, lepas woi!" Zhafran menahan tangan Deila dikepalanya agar tidak semakin keras menjambak.

"Nggak! balikin dulu hp gue!" kata Deila bernegosiasi. Tangannya tak luput untuk terus menyerang Zhafran. Bahkan ia sudah menyerang cowok itu dengan cubitan pedas diperut.

"Auuh sakit anjir, lepasin dulu baru gue balikin," Zhafran mengusap bekas cubitan Deila diperut. Cubitannya kecil tapi rasanya pedas sekali. Zhafran sampai berfikir bahwa cubitan Deila ini lebih menyakitkan dibanding gigitan semut api. Rasanya panas-panas pedassss.

Berkali kali Deila menyerang dengan jambakan serta cubitan disana-sini. Namun agaknya Zhafran masih enggan menyerah. Begitupun dengan gadis bersurai sebahu itu, rasanya ia semakin geram pada kelakuan abang sablengnya ini.

Beberapa menit serangan Deila semakin ganas, Zhafran juga semakin ahli menghindari serangan Deila. Berlari saling mengejar hingga tak terasa mereka sampai diruang tamu. Hujan telah berhenti, tapi mereka terlalu sibuk untuk sekedar melihat keadaan. Bahkan mereka tak menyadari keberadaan wanita paruh baya disana.

"Assalamualaikum," ucap Ratna masih diambang pintu, wanita paruh baya itu melepas sepatu hak yang dipakainya, lalu menaruhnya dirak sepatu yang terletak diteras samping pintu.

Zhafran dan Deila menoleh secara bersamaan kearah sumber suara lalu menghentikan aktifitas mereka.

"Waalaikum salam," ucap mereka bersamaan. Mereka menoleh satu sama lain lalu menatap dengan wajah saling memusuhi.

"Udaah.. jangan berantem terus, kalian ini saudara loh," nasehat Ratna, wanita paruh baya itu berjalan kearah dapur dengan kedua tangan menenteng kantung plastik putih yang Deila yakini berisi bahan makanan.

Fake Smile [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang