Part 8 - The Memories

3.5K 216 1
                                    

Author’s POV

Seorang gadis tengah mengintip dua bocah berusia kira-kira 7 tahun sedang bermain-main di taman packnya. Satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka sedang bermain kejar-kejaran di taman.

Secara tiba-tiba, sang gadis tersandung dan terjatuh begitu saja. Sontak si bocah laki-laki langsung panik.

“Rheva. Kau tidak apa-apa?”

“Aku baik, Jon. Tapi tidak dengan lututku.”

Jon kecil dengan cepat langsung menarik Rheva kecil kembali masuk ke mansión. Mencari obat yang bisa digunakan. Seorang gadis yang mengamati mereka dari tadi hanya dilaluinya begitu saja.

“Kau kenapa, Little Princess? Apa kau iri dengan Rheva yang bisa bermain dengan Jon?” Gadis itu mendongkakkan kepalanya.

“Tidak, Kak. Aku cuma.. cuma” jawab gadis itu gugup.

“Cuma apa? Aku tau kau ngefans dengan sepupu kita, Jon itu.” kakak gadis itu tersenyum jahil membuatnya tersipu malu

Gadis itu langsung pergi meninggalkan kakaknya. Ia berlari sampai ke depan mansión. Tanpa sadar, ia menabrak seorang bocah yang sedang bermain.

BUG

“Kau tidak apa-apa?” tanya bocah itu sambil mengulurkan tangannya.

“A-aku baik.” Jawab gadis itu gugup sambil menerima uluran tangan bocah itu.

“Ada apa? Wah, lucunya. Kau siapa?” Gadis itu kebingungan karena muncul seorang bocah lain yang sama persis dengan bocah yang menolongnya.

Bocah laki-laki itu langsung memeluk gadis itu. Tanpa merasa bersalah sedikitpun. Gadis itu merasa kebingungan melihat dua orang yang sama persis. Ia bahkan tak bergerak sedikitpun.

“Ronny. Hentikan itu.” Keluh bocah yang menolongnya tadi, ralat, yang ditabraknya tadi.

Ronny kecil melepaskan pelukannya dan memamerkan senyum lebarnya. Sedangkan gadis itu, ia hanya terpaku, terpesona oleh bocah yang ditabraknya tadi.

***

Alicia’s POV

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Aku melihat, langit-langit putih. Rumah sakit? Apa yang terjadi. Aku mengedarkan pandanganku. Kosong. Tidak ada siapa-siapa disini. Sesaat aku berharap ada mateku menungguku bangun.

Aku mencoba untuk duduk. Akh. Kepalaku masih sakit. Apa yang terjadi? Ahhh, aku tak bisa mengingat apapun. Hanya mimpi yang barusan aku lihat saja yang bisa ku ingat. Mimpi? Siapa gadis kecil yang ada dimimpiku? Lalu Rheva dan Jon? Apakah ia Kak Rheva?

Seketika aku teringat sesuatu. Aku harus kembali. Kalau tidak Alpha akan sangat marah. Dengan susah payah aku mencoba bangkit. Saat aku hendak membuka pintu, samar-samar aku mendengar pembicaraan di sebrang pintu.

“Alpha, kau yakin dengan ini?”

“Ya, aku yakin. Aku sudah melihatnya sendiri.”

“Apa tidak sebaiknya kita menunggu Alpha James dan Luna Keyla?”

“Tidak perlu. Aku saja sudah cukup.”

Alpha James? Luna Keyla? Entah mengapa aku terasa familiar dengan nama itu. Tiba-tiba, kepalaku kembali sakit. Akh. Ada apa ini? Aku berjalan mundur secara perlahan. Aku menggapai apapun yang bisa ku gapai.

Nafasku terengah-engah bagai habis lari maratón. Keringatku keluar begitu banyak. Ada apa ini sebenarnya? Seketika aku seakan melihat sepasang suami istri yang bahagia. Siapa mereka? kepalaku terlalu sakit, sampai tanpa sadar aku menyenggol gelas yang ada di atas meja.

PRANG

‘Alicia. Lari.’ Alby mencoba memindlinkku, tapi aku mengabaikannya karena sakit ini.

Aku melihat seorang pemuda berdiri di depan pintu dengan tatapan khawatir. Ada juga Kak Rheva dan temannya. Tiba-tiba, Alby langsung mengambil alih tubuhku dan berlari keluar melalu jendela.

Alby mendarat dari lantai dua dengan mulus. Dengan cepat ia berlari ke dalam hutan. Saat Alby berlari, aku masih memegangi kepalaku. Ini masih terasa sakit. ada apa denganku sebenarnya?

‘Alicia. Kita harus segera pergi dari sini.’ Ucap Alby tiba-tiba.

‘Ada apa, Alby? Kau terlihat aneh.’

Firasatku buruk tentang ini. Lebih baik kita pergi dulu.’

***

Aku berlari membelah hutan. Aku sempat berpapasan dengan warrior pack ini. Entah apalah nama pack ini. Berkat Alby, aku berhasil keluar. AKu merasa de javu dengan hal ini. Ditambah lagi ada beberapa rouge yang mengejarku. Seolah aku pernah merasakan hal ini.

Dengan cepat lima rouge telah mengelilingiku. Aku mulai ketakutan. Meski Alby bisa menghindar dengan cepat, tapi lima rouge? Tidak mungkin. Apa aku akan mati disini? Aku mundur perlahan hingga punggungku menabrak pohon.

Aku memejamkan mataku. Alby juga terdengar panik di dalam sana. Tiba-tiba aku mendengar suara geraman, lolongan, dan perkelahian. Apa yang terjadi? Apa mereka saling menyerang satu sama lain?

“Alicia, kau tidak apa-apa?” ucap seseorang yang terdengar khawatir.

Aku membuka mataku dengan perlahan. Aku masih takut sebenarnya, tapi dari suaranya sepertinya dia orang baik. Apa? Apa aku salah lihat? Dengan cepat aku langsung memeluk seseorang yang ada didepanku.

“Luna” ucapku dengan isak tangis yang tak bisa ku tahan.

“Alicia, kau tidak apa-apa? Aku Rheva, aku bukan Lunamu.” Seketika aku langsung terkejut. Aku langsung melepaskan pelukanku.

Duh bodohnya aku. Bagaimana bisa aku melihat Kak Rheva sebagai Luna Stevani. Aku sangat malu. Kak Rheva mencoba menenangkanku. Ya, aku memang butuh itu. Setelah kondisiku membaik, Kak Rheva mengajakku kembali ke apartemen.

Tbc.

***

Hola, I'm back again..
Hari ini aku double update..
Well, karena hari ini adalah hari istimewaku🤗

Rommy : Hari istimewa??
Alicia : Apa yang kau maksud??
Author : Ada deh🤭

Karena double update, jadi gak ada spoiler ya..
So, let's scroll to the next part..
But, don't forget to vote and comment..

Protective Wolf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang