Part 11 - The Fight

3.4K 217 10
                                    

“Akh” Dandy menampar Alicia dengan kencang.

“Apa yang telah kau perbuat. Kau membuat Gaby dan yang lainnya terluka begitu parah.” Bentak Dandy.

“A-apa maksudmu?” Ucap Alicia sambil mengusap sidit pipinya yang berdarah.

“Kau berani membantah. Akan ku perberat hukumanmu.” Dandy mengeluarkan cambuknya, sementara Alicia hanya menatapnya tajam.

CTAR

“AKH” Dandy mencambuk tangan kiri Alicia dengan keras.

“Jangan mengeluarkan suara sedikitpun, atau kau akan mendapatkan hukuman lebih berat dari ini”

CTAR

“AKH” kali ini cambukannya semakin keras.

"SUDAH KU KATAKAN JANGAN BERSUARA!"

Dandy hendak mencambuknya sekali lagi. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Alicia menangkap cambuk tersebut. Tentu hal itu membuat Dandy terkejut. Bahkan semua anggota pack yang semula menyaksikan hukuman Alicia terpaku.

“Hehe. Hahahaha. Jadi seperti ini kehidupan Alicia. Sekilas saja aku sudah tau. Bahwa hidupnya selalu disiksa. Melihat barang bawaannya aku yakin ia dijadikan pembantu. Bahkan aku telah membaca sesuatu yang sangat menarik.” Ucap Alicia dengan wajah horor yang sukses membuat semua orang terkejut.

“Jadi, enaknya kalian akan mendapatkan balasan dari siapa ya? Si mata hijau, atau merah, atau biru?”

"Siapa kau?" Dandy menggeram marah.

Tanpa di duga, Alicia memukul wajah Dandy. Pukulan yang cukup keras yang mampu membuatnya terlempar kebelakang. Semua orang yang menyaksikan tersebut terbengong tak percaya.

“Biar ku beri pilihan. Jika kau menyerangku seorang diri, ku beri si hijau. Jika kau menyerangku lebih dari satu orang, ku beri si merah. Jika kau menyerangku dengan seluruh anggotamu, ku beri si biru.”

Dandy mengangkat tangannya pada anggotanya agar tak maju. Dandy akan menyerang Alicia seorang diri. Dirinya saja sudah cukup. Alicia hanya tersenyum jahat. Dandy dengan cepat mengeluarkan cakarnya dan menyerang Alicia. Secepat itu juga, Alicia menunjukkan sosok aslinya.

Sebuah pukulan mendarat di perut Dandy sebelum ia berhasil melukai Alicia. “Perkenalkan. Namaku adalah Rheva.”

***

Dandy tersungkur di lantai. Kamar Alicia sudah porak poranda. Tubuh Dandy penuh dengan luka-luka. Namun tidak bagi Rheva. Ia tak terkena serangan sedikitpun. Dandy berdiri dengan susah payah.

“Arnold, Raymond, Lewis. Kalian bantu aku.” Ucap Dandy pada ketiga pria yang dari tadi menatap Alpha mereka khawatir.

Arnold, Raymond, dan Lewis menyerang Rheva secara bersamaan. Rheva dengan gesit menghindari setiap serangan. Dengan cepat, Rheva mengeluarkan kuku tajamnya, menggoreskan pada ketiga pria itu. “Perkenalkan. Namaku Ruby. Semoga kalian bisa menghiburku.”

Dandy menggeram marah. Ia tak pernah babak belur seperti ini oleh seorang wanita. Dandy, Arnold, Raymond, dan Lewis mengepung Ruby dari segala arah. Namun Ruby tetap bersikap tenang.

Dandy menyerang bagian perut Ruby. Di susul oleh Arnold yang menyerang punggungnya. Raymond yang menyerang kakinya, dan Lewis yang mengincar kepalanya. Namun dengan mudah Ruby menghindari serangan tersebut, menendang mereka sampai membentur dinding.

Dandy meringis kesakitan. Ia tak akan menyerah semudah itu. “Gaby, Nay, Chloe. Kalian bantu menyerang wanita itu. Tidak akan ada celah jika ia dikepung sebanyak ini.”

Gaby, Nay, dan Chloe yang sejak tadi menyaksikan pertarungan dengan ketakutan mulai ikut menyerang Ruby. Ruby justru sebaliknya. Ia justru tersenyum jahat. Ruby diserang dari segala penjuru. Ia memejamkan matanya dan mengangkat kedua tangannya ke samping.

Sebuah perisai angin yang cukup besar menghempaskan Dandy dan seluruh anggotanya. Membuat mereka semua kembali terlempar ke arah dinding. Rosana menunjukkan mata dan rambut birunya. “Perkenalkan semuanya. Namaku Rosana. Kalian tak cukup menghibur Ruby hingga aku turun tangan.”

***

Rommy’s POV

Di pinggir sungai di tengah hutan. Jack dan Alicia sedang duduk menatap air. Alicia bersandar pada tangan kanan Jack. Jack yang sejak tadi disender hanya gugup seribu kata. Ia sangat senang. Hmph. Aku juga mau sebenarnya. Tapi mateku sangat mirip dengannya.

Ayolah Rommy. Kau harus menerima mate kita. Memang ku akui, dia sangat mirip sekali dengannya. Mungkin Moon Goddess mengirim Alicia sebagai gantinya.’ Ujar Jack meyakinkanku.

Aku menghela nafas berat. Memang kau tau apa. Kau bahkan belum ada waktu itu. Jangan seolah kau tau segalanya.

‘Memang. Lagi pula kau selalu memimpikannya. Dan foto yang ada dikamar? Dan..’

‘Ah, baiklah. Kau menang. Jack. Tukar posisi.’

’Apa? Tapi aku masih mau bersama mateku.’ Jawab Jack protes.

Sudahlah cepatlah  Apa-apan itu? Mateku? Ia mateku juga.

Terserah

“Jack?” tanya Alicia spontan saat aku tiba-tiba berdiri.

Aku menutup mataku. Menghirup nafas dalam-dalam. Aroma lavender yang memabukkan ini membuatku lebih tenang. Oke. Aku akan mencobanya. Melawan masa laluku.

“Alicia.” Aku menatap mateku setulus mungkin.

Namun tiba-tiba aku terkejut. Karena Alicia terlihat kesakitan. Ia memegangi kepalanya dan seketika ia terjatuh. Dengan sigap aku langsung menangkapnya.

“Alicia, kau tak apa-apa?” Aku mencoba membangunkannya, tapi nihil.

‘Apa? Apa yang terjadi?’

Entahlah, Jack. Aku juga tak mengerti

Tbc.

***

Hola, I'm back again..
Maaf ya kalau ceritaku mudah ditebak..
Terutama alur ceritanya..
Ya maklum masih amatir, semoga kalian tetep suka dengan cerita yang alurnya gampang ketebak ini..

Rommy : Sekarang bukan waktunya curhat. Apa yang terjadi pada mateku?
Jack : Hei, dia mateku juga!!
Rommy : Sekarang bukan waktunya untuk ini, Jack!! Author!! Apa yang terjadi dengannya?!
Author : Tenang tenang. Nanti akan ketahuan kok di part" berikutnya.
Rommy : Grrrrrr!!
Author : *gulp
💫💫💫

Ugh..🤕
Ini mengingatkanku pada cerita Wizard Wolf..🤕
Aku selalu disakiti..
Ok, spoiler next part..

Part 12
“Jack. Alby ingin bertemu dengan serigalamu.” Ucapku seadanya. Seketika aku melihat Jack mematung. Ada apa? Apa ada masalah?

Uh oh..
Bagaimana Jack akan menjelaskan ini??
Well, tunggu saja..

No olvides votar y comentar ...
Don't forget to vote and comment..

Protective Wolf [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang