Rommy’s POV
Sejak tadi firasatku terasa tidak enak. Ada apa ini? Saat ini aku tengah berada di ruang kerjaku. Mengurus beberapa berkas. Kertas yang menyebalkan. Ku harap semua kertas-kertas ini menghilang dari hadapanku.
TOK TOK TOK
“Masuk”
Kak Jon masuk dengan membawa setumpuk kertas. Oh tidak, kertas lagi? Kenapa nasibku harus begini. Kertas-kertas yang ada di mejaku saja masih banyak, dan sekarang ditambah lagi? Apakah firasat burukku adalah ini?
“Alpha, ini adalah laporan dari penjaga perbatasan bagian selatan. Mereka juga melaporkan seperti melihat seseorang yang mengintari kawasan pack. Anehnya, mereka tidak bisa mencium aroma dari orang tersebut.”
Aneh. Hal ini belum pernah terjadi. Siapa orang itu? Apa urusannya di packku? Aku merasa tidak pernah bermasalah dengan pack lain. Ya setidaknya menurutku. Siapa juga yang berani menentangku.
‘Jangan berpikir naif, Rommy. Tidak semua pack berada di bawah perlindungan dari keluarga Fredicson.’ Mindlink Jack tiba-tiba.
‘Ya itu memang benar. Tapi tetap saja, siapa juga yang berani menentangku.’
‘Hah, Kau selalu besar kepala seperti biasa.’
‘Kau hanya mau menceramahiku ya.’
‘Tidak’
“Bagaimana menurut anda, Alpha?”
“Apa yang ia rencanakan? Kalau begitu, perketat penjagaan dan awasi gerak-gerik yang mencurigakan. Kalau perlu, tangkap dan introgasi dia.”
“Baik, Alpha.”
Hah, pekerjaan ini, membuatku lelah. Aku butuh istirahat. Aku berjalan menuju kamar, menemui Wendy. Sebelum aku sampai sana, aku sudah melihat Wendy yang sedang duduk manis di taman.
Tiba-tiba, aku melihat setitik cahaya di langit. Apa itu? Itu terlihat seperti— panah? Bagaimana panah bisa melesat cepat seperti itu dari langit. Dan itu tepat menuju arah Wendy. Tanpa berpikir, aku langsung berlari ke arah Wendy.
***
Wendy’s POV
Rommy memelukku tiba-tiba dan memutar tubuhnya hingga ia di depanku. Ada apa? Tanpa ku sadari, Rommy sudah menjaga jarak dengan kedua tangannya. Sebuah panah, tepat melesat ke arahku. Dan Rommy datang untuk menjadi tamengku?
“We-wendy, ka-kau, baik-baik saja, kan?” ucap Rommy terbata-bata.
Aku hanya diam membisu seribu kata. Kejadian ini terlalu cepat aku tak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa ku sadari, Rommy sudah terjatuh dengan panah yang menancap di punggungnya.
“Rom-my?”
“Hiks, KAK JOOONNN!!!!” teriakku memanggil Kak Jon.
“ROMMY, SADARLAH. HEY, KAU TIDAK APA-APA KAN? KENAPA? HANYA PANAH SEPERTI INI BISA MEMBUATMU TERJATUH? ROMMY! BERTAHANLAH. HIKS. ROMMY!!” aku merasakan detak jantung Rommy yang melemah.
“Wendy, apa yang terjadi?”
“KAK JON! ROMMY, IA—IA”
Kak Jon terlihat terkejut. Dengan cepat ia langsung membawa Rommy ke kamar dan memanggil dokter. Aku hanya menangis. Tak tau harus berbuat apa. Menangis dengan detak jantung Rommy yang semakin lemah.
Tak perlu waktu lama dokterpun tiba. Ia menyuruhku keluar. Aku tidak mau. Aku mau menemani Rommy di sini. Namun, dengan tegas Kak Jon menyuruhku keluar, agar dokter bisa focus menyembuhkan Rommy.
Menunggu Rommy yang sedang ditangani oleh dokter sangat lama. Selama itu pula, aku hanya menangis di pelukan Kak Jon. Kenapa ini harus terjadi. Baru saja aku mengingat semuanya. Baru saja aku bertemu mateku. Dan sekarang sudah seperti ini.
Dokter akhirnya keluar. Ia terlihat kebingungan. Jangan bilang terjadi sesuatu dengan Rommy. Alby sejak tadi hanya melolong pedih. Begitu pula diriku, yang berpikir akan terjadi sesuatu yang menakutkan.
“Alpha masih belum sadar, namun lukanya sudah di obati. Biarkan ia beristirahat untuk beberapa waktu.” Dengan cepat aku langsung masuk kamar. Aku tak mau mendengar penjelasan lebih jauh lagi.
***
Di sinilah aku. Di kamar bersama Rommy yang tertidur dengan beberapa selang infus yang menancap pada tubuhnya. Apa yang terjadi. Hanya sebuah panah saja sampai seperti ini? Oh, Moon Goddess, selamatkanlah mateku.
‘Wendy.’ Mindlink Alby tiba-tiba, namun aku hanya diam saja.
‘Wendy, dengarkan aku! Jack—’
‘Cukup. Aku tak mau mendengarnya!’ aku menutup telinga dengan kedua tanganku.
‘Wendy. Aku—, aku tidak bisa merasakan aura Jack.’ Kata-kata Alby membuatku semakin sedih. Apa yang sebenarnya terjadi pada Rommy?
‘SUDAH KU KATAKAN AKU TAK MAU MENDENGARNYA!!’
‘Semakin aku tau apa yang terjadi pada Rommy, semakin sakit hatiku ini.’
‘Wendy. Justru karena kita mate lah, kau harus tau bagaimana keadaan Rommy. Itu yang membuat hubungan kita dengan Rommy semakin kuat. Kau tau, aku juga sangat kesakitan di sini.’
Aku hanya menangis. Aku tak tau harus bagaimana. Alby benar, aku harus tau keadaan dari Rommy. Aku hanya orang egois yang tak meikirkan perasaanmu orang lain. Tapi meski aku tau, aku tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Aku terlalu tidak berguna. Apa yang harus aku lakukan?
Tbc.
***
Hola, I'm back again..
Huaa, Rommy..
Bertahanlah..Jon : Hanya tertusuk panah sampai seperti ini? Dengan ketahanan Alpha nya seharusnya Ia hanya terluka akibat panah ini saja.
Author : *gasp. Aku tak bisa membayangkannya. Terkena panah tapi masih baik" saja? Sebenarnya seberapa mengerikannya kekuatan Alpha itu?
Jon : *glare. Kau meremehkan kaum werewolf ya, Author? Serangan satu panah itu takkan mungkin berarti serius. Pasti ada sesuatu. Ada apa dengan panah itu?
Author : Eh? Um.. entahlah (mencoba mengelak)
Jon : Aku tau kau menyembunyikan sesuatu. Tatapanmu mengtakan hal itu.
Author : Ti-tidak. Aku sungguh tidak tau.
Jon : Nada bicaramu berubah, juga detak jantungmu meningkat. Kau menyembunyikan sesuatu.
Author : Er....
Jon : Sepertinya kau butuh sesuatu untuk intrograsi ini ya..
Author : Anu.. Jon? Apa yang ingin kau lakukan?Jon : Baiklah, selagi aku mengintrogasi penulis bodoh ini, silahkan baca spoiler next part.
Author : Tunggu, Jon. Apa yang kau lakukan? Lepaskan ikatan ini dariku!!Part 23
Seorang gadis tengah berlari dengan tergesa-gesa. Ia menghiraukan semua orang yang membungkuk saat ia lewat. Ia sangat khawatir, terlebih setelah mengetahui apa yang baru saja terjadi.Jon : No olvides votar y comentar
Rheva : Don't forget to vote and comment. ✌️Jon : Apa yang kau lakukan di sini?
Rheva : Tidak ada. Hanya mencari hiburan. Aku ingin ikut menyiksa Author.
Author : OI!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Wolf [Complete]
Manusia SerigalaSequel kedua dari The Destiny Alexandra Alicia Amberland Gadis berambut hitam lurus dengan mata coklat hazel yang indah. Ia adalah werewolf yang cacat. Bagaimana bisa indra penciuman werewolf tidak berfungsi? Tapi Ia hanya ingin bebas. Bebas dari se...