•8

7.3K 239 1
                                    

Aku saranin buat kalian untuk baca kembali cerita sebelumnya, takutnya kalian lupa

Selamat membaca!

••••

Setelah sampai ditempat tujuan Aslan dan Vino langsung segera duduk. Pelayan yang melihat mereka berdua pun menghampiri nya, dengan membawa daftar menu.

" Permisi kak, mau pesan apa? " ucap pelayan tersebut dengan ramah

" Oh saya cuman mau pesen, coffee latte aja. Eh lo mau pesan apa vin? " tanya nya pada Vino yang sedang memainkan handphone miliknya.

" Samain aja sama lo. "

" Yaudah mbak, berarti coffee latte nya jadi dua. "

" Apa mau pesan yang lain nya juga kak? " tanya nya lagi

" Udah itu aja dulu kak. " jawab aslan sopan kepada pelayan yang lebih tua darinya

" Oh baik kalau begitu, tunggu sebentar ya kak. " melangkah pergi
.
.
.
.
.

Sebenarnya Aslan bingung harus memulai obrolannya dari mana kepada Vino tentang kejadian dirinya beberapa minggu lalu.

Namun Aslan mencoba untuk tenang berbicara masalah dirinya yang menghamili anak orang kepada Vino. KATANYA

Jujur saja menurut dirinya, dia tidak pernah sama sekali melakukan hal yang menurutnya merugikan diri sendiri.

Tapi kenapa sampai saat ini Aslan selalu memikirkan apa yang dibicarakan oleh cewek tadi yang beberapa menit lalu berbicara dengan nya.

Apakah benar dia telah menghamili nya? Ntahlah dia juga binggung.

.
.
.


" Woy aslan, gue panggil-panggil kagak jawab. Kenapa sih lo ada masalah? Coba cerita sama gue, biasanya lo sering banget tuh kalo punya malasah bagi-bagi cerita. " Vino binggung pada Aslan yang sedari tadi melamun

" Gue dari tadi denger anjir. "

" Terus napa kagak lo jawab? "

" males. Soalnya lo dari tadi nanya mulu. "

" Eh anjir lo yang ngajak gue kesini, katanya mau ngomong. " setelah Vino bicara begitu Aslan langsung diam. Entah karena perkataan Vino barusan ataupun yang lain

" Yaudah santai aja kali "

Tidak lama mereka berbicara, minuman yang tadi dipesan pun datang ke meja yang di tempati oleh Aslan dan Vino.

" Ini kak pesanan yang tadi dipesan, silahkan di nikmati" kata pelayan yang mengantarkan minuman

" Oh iya makasih mbak " ucapnya berbarengan

Setelah pelayan tadi pergi, kini Aslan mulai membuka suara lagi untuk berbicara pada Vino.

" Jadi gini... Gue itu mau nanya sama lo tentang gue pas beberapa minggu lalu. "

" Nanya apa? Jadi penasaran gue. "

" Tapi lo jawab apapun yang gue tanya "

" Iya apaan dah? " Vino benar-benar penasaran apa yang nanti akan di bicarakan oleh Aslan

" Lo masih inget nggak waktu acara anniversary sekolah? "

" Iya inget, emang kenapa? " tanya balik

" Waktu itu gue mabuk berat kagak? " tanya Aslan untuk mencari informasi lebih lanjut pada Vino

" Emang nya kenapa lo nanya kek begitu? biasanya lo bodo amat. "

" Kagak apa-apa sih, soalnya tadi ada cewek bilang sama gue kalo misalnya gue itu ngehamilin sahabatnya tapi sumpah perasaan gue, gue kagak pernah apa-apain cewek sampai hamil kek begitu. Lo tau sendiri kan gimana gue? " ucapnya memperjelas

" Tapi menurut gue nih yah, coba lo inget-inget lagi dulu apa yang udah terjadi waktu lo mabuk. Soalnya waktu itu gue nemuin lo lagi pingsan deket gudang, terus badan lo juga bau banget alkohol sama bau.. Apaya gue juga kurang tau. Pokonya bau deh. " ucapnya panjang lebar

" Ah masa sih gue ngehamilin anak orang. Kan kagak mungkin " Aslan sudah benar-benar bingung dengan masalah nya yang satu ini

" Yaudah makanya lo inget-inget, kali aja bener apa yang di bilang cewek yang di maksud lo tadi. "

Bukan nya menjawab, justru Aslan malah diam setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh Vino barusan.

.
.
.

Amanda yang sedari tadi hanya diam pun mulai membuka suara untuk menanyakan sesuatu pada Lea.

" Lea kamu beneran mau ikut aku ke bandung? " tanya Amanda yang sedari tadi hanya diam saja, walaupun sudah beberapa kali Lea ajak bicara

" Ya ikutlah, masa nggak sih. " jawab Lea meyakinkan

" Terus sama sekolah kamu gimana, emang nya nanti nggak di marahin sama orang tua kamu apa? "

" Yaelah itu mah biar aku yang urus, kamu mah tenang aja " ucap Lea menenangkan Amanda biar tidak memikirkan tentang dirinya

" Menurut aku kamu nggak usah ikut aku pindah deh Le. Soalnya aku nggak yakin sama jawaban orang tua kamu nanti. " jujur Amanda tidak enak hati

Bukan kan nya Amanda melarang Lea untuk ikut, tapi Amanda tidak enak sama Lea yang selalu di bebani oleh dirinya.

Tapi disisi lain Amanda merasa sangat beruntung mempunyai sahabat yang seperti Lea. Ada satu sama lain

" Udah kamu doain aja supaya aku nanti di ijinin sama orangtua aku OKE!? " ucapnya bersemangat

" Yaudah iya, makasih ya Lea. " mereka berdua pun berpelukan untuk persahabatan nya itu.







HAI PARA READERS KU, MOHON  DI BACA YAH YANG DI BAWAH😊

maap aku baru update dari sekian lamanya. Sumpah sih sebenarnya aku nggak akan UP lagi, karena kalian hanya jadi pembaca bisu ku saja😢

eh nggak deng bercanda wkwk, tapi makasih ya untuk kalian yang udah comment sama vote cerita aku yang GJ ini😁

SEKALIA LAGI AKU MINTA MAAP UNTUK KALIAN YANG NUNGGU CERITA AKU, JIKA KALIAN LUPA SAMA PART-PART SEBELUMNYA, BACA KEMBALI YA SUPAYA NYAMBUNG LAGI😉

Sampai ketemu di part selanjutnya DADAHH! 👋

••••

My little prince [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang