8. congratulations (Suho - Sana)

768 48 3
                                    

Wanita ini memegang erat kertas ditangannya, isi kertas ini membuat senyum terus mengembang di bibir tipisnya. Akhirnya, setelah empat bulan lamanya dia dan suaminya menikah kini kehadiran jabang bayi tumbuh didalam perutnya. Tetes demi tetes haru kebahagiaan leluar dari kedua mata indahnya.

Sana mengusap kedua pipinya dengan senyum merekah, melipat kertas tersebut kemudian dimasukan kembali ke dalam amplop. Dia bergegas kembali kerumah, ingin segera menyiaplan kejutan kecil untuk suaminya atas kabar kehamilannya ini.

Malam sudah semakin larut, tak ada lagi makanan hangat diatas meja. Semua sudah dingin seiring detik waktu yang terus berlalu.

Sana menghela nafasnya pendek, kembali melihat jam pada ponselnya. Sudah hampir lewat tengah malam, beberapa pesan yang dia kirim untuk suaminya sama sekali belum ada balasan, telpon darinya juga di tolak oleh sang suami.

"Sebenarnya kau dimana?" Lirih Sana menggigit bibir bawahnya sendiri.

Sana menyerah, acara makan malamnya dengan sang suami gagal padahal sore tadi dia bersemangat memasakkan semua hidangan yang tersedia di meja tetapi semua itu hanya sia sia saja.

Suara pintu terbuka membuat harapannya kembali muncul, segera dia bergegas melihat siapa yang datang. Senyumnya merekah melihat suaminya sudah kembali.

Suaminya masuk kedalam, melepas jas mahalnya lalu diberikan kepada Sana. Keduanya berjalan beriringan masuk kedalam. Langkah pria ini berhenti saat menatap meja makan yang penuh dengan hidangan lezat.

"Kau sudah makan?" Tanya Sana dengan senyum menghias di bibirnya.

Suaminya menatap bersalah pada Sana kemudian menganggukan kepalanya dengan ragu ragu. Senyum cerah Sana menipis, jujur dia merasa kecewa tetapi sekuat tenaga dia tetap menutupi kekecewaannya ini dengan senyuman.

"Baiklah, aku akan menyiapkan air hangat untukmu." Ucap Sana bergegas menuju kamar mereka untuk menyiapkan air hangat suaminya.

Pria itu hanya menatap sendu kepada punggung belakang istrinya yang sudah hilang di balik pintu kamar mereka. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dengan helaan nafas panjang. Dia sadar bila telah mengecewakan kembali sang istri dengan tindakannya ini.







Sudah cukup lama pria ini merendamkan tubuhnya di dalam air hangat, matanya tertutup dengan pikiran yang melayang kemana mana. Merasa cukup dan tubuhnya mulai merasa dingin membuatnya beranjak dari bathtub tersebut. Membalut tubuhnya dengan handuk kimononya.

Sekarang Sana dan juga suaminya sudah berada diatas ranjang, sama sama menyenderkan punggung belakang mereka di headboard ranjang dengan tatapan lurus kedepan. Keduanya memilih berdiam diri sama sama mengunci mulut rapat rapat.

Helaan nafas panjang keluar dari bibir sang pria, nafasnya terlihat memberat.

"Sana ada yang ingin aku bicarakan." - "Suho aku ingin bicara "

Keduanya saling lirik saat ucapan pertama mereka setelah sekian lama bungkam ternyata hampir sama.

Pria tampan bernama Suho yang menjadi suami Sana itu tersenyum kecil

"Kau duluan." Ucapnya, tetapi Sana menggelengkan kepalanya.

"Kau saja."

Suho terlihat menarik nafasnya panjang sambil memejamkan matanya dengan rapat, Sana menatap heran pada suaminya. Tangan Sana terulur dengan sendirinya hendak menyentuh bahu tegap suaminya namun mata Suho kembali terbuka terlebih dahulu.

Helaan nafas kasar Suho lakukan sebelum dirinya turun dari ranjang, berjalan menuju meja di sudut kamar mereka. Sana hanya bisa memperhatikan Suho yang mencari sesuatu didalam tas kerjanya itu.

Sana's OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang