Drttt... drttt...
Getaran ponsel yang berada diatas meja memaksa seorang wanita cantik ini untuk terbangun dari tidurnya, dia meraih ponselnya tersebut dengan keadaan masih setengah sadar akibat mengantuk. Matanya langsung membulat sempurna begitu melihat nomor yang tidak di kenal menelpon dirinya di tengah malam seperti ini.
Di liriknya kearah samping dimana ada seorang pria tengah meringkuk didalam selimut, dengan hati-hati dia turun dari ranjang agar tidak membangunkan pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Langkahnya bergerak cepat menuju ke dalam kamar mandi.
'Halo...' ucap wanita itu dengan nada ketus. Malah terdengar kekehan pelan dari seberang.
'Apa aku mengganggumu?' saut suara dari seorang pria.
'Tentu saja, bahkan sangat mengganggu. Apa kau tidak bisa berhenti mengganggu ku, kau kira sekarang jam brapa huh? berhentilah meneleponku di tengah malam seperti ini, dan berhentilah menghubungiku sesering ini kalau kau tidak mau kita ketahuan'
Lagi-lagi malah hanya terdengar kekehan kecil dari seberang, wanita ini menopang keningnya dengan tangan tak mengerti lagi kenapa pria ini begitu nekat seperti ini.
'Kenapa kau marah sekali, apa aku sudah mengganggu malammu panasmu dengan suamimu itu? cihh menyebalkan.'
‘Tutup mulutmu, sudahlah katakan saja kenapa kau menghubungiku kali ini?'
'Entahlah, aku hanya merindukanmu... besok akan ku jemput seperti biasa, selamat malam sayangku'
Tuttt....
Helaan nafas panjang keluar dari bibir wanita cantik ini, walau begitu tak dapat dia tampik hatinya menghangat mendengar ucapan pria barusan. Setelah menerima telepon tersebut dia bergegas keluar dari kamar mandi, begitu kagetnya dia saat melihat suaminya sudah bangun dan menyender di headboard ranjang. Dengan cepat wanita itu mengendalikan dirinya agar tidak bersikap mencurigakan.
“Eh terbangun ya?" ucapnya berjalan menghampiri suaminya, suaminya hanya mengangguk kecil. Wajahnya masih terlihat sangat mengantuk.
“Hehe maaf, ya sudah ayo tidur lagi." lanjutnya kembali naik keatas ranjang, menyenderkan kepalanya pada dada bidang tersebut sembari memeluk erat tubuh suaminya seperti tidak terjadi apa-apa.
Sana, nama wanita itu adalah Minatozaki Sana, seseorang yang belum lama ini berstatus menjadi istri dari CEO perusahaan terkenal yang bernama Jimin . Pernikahan keduanya memang masih baru, dan nyatanya pernikahan ini bukan didasari oleh cinta.
Sebuah impian sederhana dari Sana untuk menikah dengan seorang yang dia cintai harus kandas saat kedua orang tuanya memaksa dirinya untuk menikah dengan Jimin yang pada saat itu sama sekali tidak dia kenal. Namun dengan paksaan dan ancaman maka Sana tak bisa menolaknya. Entah aneh saja seorang pria sesempurna Jimin mau-mau saja dinikahkan dengan wanita seperti dirinya yang jelas-jelas bukan dari golongan orang kaya seperti Jimin.
'Andai aku bisa mencintaimu sepenuh hatiku Jimin, tapi maaf.. aku tak bisa.' batin Sana mengeratkan pelukannya di dada sang suami.
-
Sana duduk di depan cermin riasnya, memoles sedikit wajah cantiknya. Senyumnya terus mengembang tak sabar untuk bertemu seseorang yang sedari tadi dia tunggu kehadirannya. Setelah dirasa sempurna segera dia meraih tas selempangnya dan bergegas turun dari lantai dua. Terdengar suara klakson dari depan rumahnya, langkah Sana makin di percepat dan segera keluar dari rumah besar bak istana tersebut.
Cup
Kecupan lembut Sana berikan setelah masuk ke dalam mobil pria yang semalam meneleponnya. Pria itu tersenyum manis membuat kedua matanya menyipit dan tak kuasa menahan tangannya untuk tidak mencubit gemas pipi Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sana's Oneshoot
General FictionOneshoot kpop. Cuman oneshoot dengan castnya Sana, namanya juga karangan ya ceritanya pasti ngarang lah. Gak usah baca kalo gak suka. Terimakasih