18. 2 Options

1.9K 256 63
                                    

18


Sudah sampai. Jennie sudah berdiri di depan rumah Chaeyoung yang masih sama seperti beberapa bulan lalu.

Jennie melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Aish.

"Jam set 3 pagi" Jennie mendengus kesal. Jam segini pasti adiknya sedang tidur, dan Jennie tidak mau mengganggu tidur adiknya dengan suara bel yang dia bunyikan.

Haruskah ia menunggu sampai matahari menunjukkan sinarnya? Ah baiklah. Jennie akan menunggu.

Tapi saat akan duduk, Tangannya iseng untuk Membuka knop pintu.

Jennie terkejut. Pintu tidak terkunci. Tumben sekali pintu tidak dikunci pikir Jennie.

Masuk perlahan, Jennie mengedarkan pandangannya ke segala arah. Rindu sekali rasanya ia berada disini. Menikmati waktu senggang dulu.

Saat Jennie ingin menaiki tangga untuk menuju kamar adiknya, Jennie dikejutkan dengan banyaknya darah yang ada dilantai.

"Apa ini?" Jennie berjongkok, melihat lebih jelas lagi darah tersebut.

"Jangan-jangan" sial. Pikiran Jennie tak bisa berfikir jernih, ia lalu berlari ke lantai atas mencari adiknya.

Nihil. Teriakkannya juga tidak ada sautan, matanya tidak menemukan.

Jennie meraih ponselnya untuk menelpon Jisoo atau Lisa.

Baru saat ia membuka layar kuncinya, Jennie mendapati banyak panggilan masuk tak terjawab dari Lisa.

Ada apa ini? Apa ini berkaitan dengan Chaeng? Pikir Jennie.

Ia sedikit merutuki diri yang mengapa dengan bodohnya ponsel itu dia silent, dan kenapa dari tadi dia tidak mengecek ponselnya. Sial. Sial.

Ia membuka pesan. Banyak juga pesan dari Lisa yang mengatakan untuk mengangkat panggilannya.

Namun ada pesan yang menarik perhatiian Jennie hingga membacanya tanpa berkedip. Kalimat panjang yang menusuk hatinya dengan sadis.

  - UNNIE, pulanglah kesini jika kau masih sayang dan mengakui Chaeng sebagai adikmu. Jangan pulang jika kau tak mau mengetahui kabar buruk dari Chaeng. Uruslah egomu Unnie, didik dia untuk tidak terlalu mennguasai dirimu. Aku akan memberitahu Informasi untuk yang terakhir kalinya tentang Chaeng. Dia terjatuh dari tangga dan kondisinya buruk -

Matanya memanas setelah membaca kalimat itu sampai akhir. Ada apa dengan dirinya? Kenapa dia begitu keras pada adik yang sedang membutuhkan uluran tangan darinya?

Tidak. Jennie menggeleng. Dirinya sekarang sudah berada di Seoul untuk menemui adiknya. Tolong, semoga ini belum terlambat bagi Jennie.

"Mianhae Chaeng. Mianhae" Jennie berlari keluar dari rumah untuk menuju rumah sakit yang tidak jauh dari kediamannya ini.

Kendaraan tidak ada yang lewat sama sekali, Jennie berlari. Terus berlari tidak mempedulikan sepinya malam yang dirasa sangat menyeramkan.

Pikirannya melayangkan terus ingatannya terhadap Chaeyoung. Rasa penyesalan datang. Pengabaian yang sering dia lakukan menghantui rasa takutnya.

Kandungan Chaeng. Bagaimana dengan kandungan Chaeng? Aarrhghh. Jennie berteriak pada sunyi. Menyalurkan rasa khawatir yang menyelimutinya.

Tangisnya tak dapat ia sembunyikan lagi. Egonya telah runtuh.

<><><>

Wendy keluar dengan raut wajah yang mengundang rasa sedih bagi Jisoo dan Lisa yang melihatnya.

Suffering [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang