Keributan Dari Kamar Rawat Wonjin

11.1K 1.6K 255
                                    

"Wonjin! Apa kabar?!"

Senyum manis Wonjin mengembang menghiasi wajahnya ketika Dongpyo dengan rusuh membuka pintu kamar rawatnya siang ini, kemudian masuk disusul dengan Hyungjun dan Eunsang di belakangnya. Hyungjun tampak berjalan tenang sambil menikmati sewadah Oreonya, sementara Eunsang sedang membawa sekeranjang kecil buah di tangannya dan Dongpyo hanya masuk dengan tangan kosong, juga dengan senyum lebar di bibirnya.

Eunsang mendekati nakas di samping ranjang, kemudian meletakkan keranjang buahnya di sana. "Wonjin, gimana kabarnya?" tanyanya pelan. Ia mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang Wonjin dan tersenyum di dekat Wonjin.

"Aku baik kok," Wonjin menjawab cepat. Ia menegakkan sedikit tubuhnya dengan bantuan Eunsang, kemudian menatap Eunsang, Dongpyo, dan Hyungjun satu persatu. Teman-temannya kembali berkumpul untuk menjenguknya. "Kalian sendiri gimana kabarnya?"

Senyuman Dongpyo merekah kian lebar. Ia mendudukkan diri di sofa dekat ranjang sambil terus menunjukkan senyum lebarnya, bahkan jika hiperbola, kedua sudut bibir nyaris mencapai telinganya. "Baik banget dong. Walaupun referat gue sempat bermasalah, termasuk dengan presentasinya yang digempur habis-habisan sama Yohan yang mulutnya licin banget, tapi untungnya ujian akhir stasenya lancar. Udah, gue nggak mau mikir yang buruk-buruk. Pokoknya hasil hari ini lumayan, gue udah lega."

Hyungjun memasukkan beberapa potong Oreo yang sudah ia patahkan menjadi beberapa bagian ke dalam mulutnya dan menatap Wonjin sambil menggeleng pelan. "Gue nggak baik, Jin. Habis kena tipu ratusan ribu setelah gue pesan replika La Llorona. Bayangin, gue udah transfer uangnya buat edisi yang paling premium dan edisi terbatas dengan iming-iming bonus gantungan kunci, topeng, sama DVD film La Llorona, tapi ternyata gue jadi korban tipu. Duit gue dibawa pergi, tapi La Lloron gue yang maha cantik nggak kunjung datang," jawabnya dramastis.

Wonjin terkekeh pelan. "Berarti disuruh berhenti dulu koleksi barang-barang begituan," komentarnya.

Di samping Hyungjun, Dongpyo mengangguk heboh. "Nah, itu dengerin. Adanya uang lo dibawa kabur dan si maha cantik La Llorona lo nggak datang tuh sebagai reminder kalau lo harus berhenti dulu koleksi barang-bareng creepy begitu. Emang lo nggak takut kalau semua barang-barang creepy di kamar lo itu hidup? Nggak takut Annabelle sama Chucky, sekalian sama lusinan boneka setan di lemari hidup semua?"

"Bukannya bagus kalau semua boneka koleksi gue bisa bergerak? Nggak akan ada yang berani sama gue. Lagian mana mungkin mereka bisa hidup. Tolong, ini bukan film, Pyo."

"Siapa yang bisa nebak? Lo kira siapa yang pernah ngira kalau Annabelle asli bisa hidup, padahal dia cuma boneka anak perempuan? Siapa yang bisa menerka heh?"

Kekehan Wonjin perlahan terdengar semakin jelas dan berubah menjadi tawa ringan. Meskipun sudah cukup lama mereka tidak saling bertemu, suara tawa Wonjin masih sama seperti yang terakhir kali mereka ingat. Hanya saja, sekarang dengan versi lebih pelan dan terkesan lebuh halus. Tapi walaupun begitu, suara tawanya tetap menunjukkan sosok Ham Wonjin.

Wonjin menoleh ke samping, menatap Eunsang yang hanya tersenyum kalem menonton perdenatan tiada ujung si kembar. "Eunsang apa kabar?" tanyanya.

Perlahan Eunsang menoleh ke samping, senyumnya tetap mengembang di bibirnya. "Eunsang baik kok, kayak biasanya," jawabnya.

Wonjin mengangguk-angguk beberapa kali. Ia menatap Eunsang yang masih memeganginya untuk tetap seimbang, kemudian ke arah si kembar yang masih memperdebatkan tentang keberadaan La Llorona pesanan Hyungjun, dan berakhir ke arah pintu yang masih tertutup. Rasanya banyak kurang. Ia kembali menatap ke arah Eunsang dan si kembar bergantian. Rasanya ketika teman-temannya berkumpul, tidak sesepi sekarang. Meskipun Hyungjun dan Dongpyo terus berdebat sampai bungsu dari si kembar itu akhirnya mendapat jitakan keras di dahinya, suasana tetap terasa sepi bagi Wonjin.

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang