19. Bingung

256 14 2
                                    

Geman melangkahkan kakiknya dengan santai menuju ke parkiran. Disana ternyata sudah ada Saida yang telah menunggu Geman.

Gadis itu terlihat berdiri di samping motor Geman sambil memain mainkan kakinya ke tanah.

"Udah dari tadi?"  tanya Geman kepada Saida yang masih sibuk dengan kakinya.

"Eh elo, apanya yang dari tadi?" jawab Saida kurang mengerti

"Suka sama gue" goda Geman tak habis pikir. Membuat mata Saida sedikit terbelalak.
 
"Yah nungguin gue disini lah" sambung Geman sambil memberikan helm kepada Saida.

"Dih elo apaansi, gue gak dari tadi kok tapi dari kemaren" celetuk Saida sambil memakai helm.

"Ah sa ae lo, ayuk cepetan naik" suruh Geman.

Saida pun segera naik ke atas motor.

"Dah buruan" ucap Saida

***

"Eh eh lo gak lupa kan mau nganterin gue pulang" pekik Saida yang menyadari Geman tidak membawanya ke arah jalan rumahnya.

"Tenang gue bakal ngantarin lo pulang kok, tapi abis gue ngajak lo ke sebuah tempat"

"Duh Man bisa gak kita langsung pulang aja, gue lagi gak mau nih" tolak Saida

"Loh kenapa gak mau? " tanya Geman bingung, langsung menoleh ke arah kaca spion untuk melihat wajah Saida.

Saida di belakang Geman tampak berpikir
"Duh gue mau berak nih, udah mules" jawab Saida

"Yaudah deh kita pulang sekarang" pasrah Geman tanpa perlawanan.

Geman merasa sepertinya Saida memang tidak mau pergi dengannya, jadi dia membiarkan Saida seolah Saida sukses membohonginya.

Geman langsung melajukan motornya ke rumah Saida.

***

Saida memberikan helm setelah turun dari motor Geman.

"Makasih ya udah nganterin gue" ucap Saida

Geman mengambil helm dari tangan Saida.

"It's okay" jawab Geman disertai senyum simpulnya

"Yaudah sana gih, katanya kebelet pup" sambung Geman

"Bentar, gue mau ngomong sama lo" lirih Saida sambil terus melihat sepatunya.

Geman hanya memperhatikan raut wajah Saida sembari menunggu Saida melanjutkan ucapannya

"Gue mau kita kembali seperti semula" ucap Saida memberanikan diri melirik Geman

Geman mengerutkan keningnya tak paham arah pembicaraan gadis di hadapannya 

"maksud lo?"

"Yah lo tau? Kadang gue cuma ngerasa capek dan gue ngerasa yang kita lakuin ini gak ada manfaatnya dan juga kita seperti bertingkah kekanakan dengan semua ini" tutur Saida

Seketika Geman tertawa terbahak bahak walaupun seperti agak dipaksakan, dan sekarang giliran Saida yang dibuat bingung oleh respon Geman.

"Da, lo kok jadi melankolis banget sih, lo kira dengan sok feminim kayak gini lo bisa menangin taruhan kita, ayolah jangan bercanda deh" ledek Geman sesantai mungkin.

"MAN, LO TAU GUE GAK BECANDA, gue cuma pengen kita kayak disaat kita gak pernah kenal, dan belum ada taruhan siala.."

"MASUK!!!" bentak Geman sebelum Saida menyelesaikan perkataan nya.

"Lebih baik lo masuk Da, biar lo gak ketauan boong kalau lo itu sebenernya cuma cari alesan buat ngehindar dari gue. Lo tau? Padahal gue udah pura pura bego biar lo sukses boongin gue"

Geman langsung berlalu dari hadapan Saida sebelum Saida ingin menahannya.

Sepeninggalan Geman, Saida merasa seharusnya dia bisa bertahan seolah biasa saja lebih lama lagi sampai Geman muak atau bosan dengannya, atau mungkin setidaknya sampai hari ini saja.

- Setidaknya tolong simpan kebohongan lo dari gue, karena gue udah rela berpura bego agar lo berhasil bohongin gue-
~Geman~

____________________________________
Happy reading dear💋
Memang lebih singkat tp moga2 lebih ngefeel bacanya 💞💟
Jgn lupa vote n  kasih komentar kalian yaa
I hopefull💖



PACAR IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang