(20) Figuran

220 11 2
                                    

"Lebih baik lo masuk Da, biar lo gak ketauan boong kalau lo itu sebenernya cuma cari alesan buat ngehindar dari gue. Lo tau? Padahal gue udah pura pura bego biar lo sukses boongin gue"

Lagi dan lagi. Kalimat anti mainstream tersebut memenuhi kepala Saida. Bukan hanya sekali atau dua kali, tapi ribuan kali Saida tidak bisa fokus karna selalu terpikirkan oleh ucapan Geman semalam. Saida frustasi, merasa muak tiap kali kalimat tersebut terngiang diotaknya.

Dan untuk kali ini, Saida harus mengambil tindakan tegas dan pinalty untuk kalimat unfaedah tersebut.

BUUK..

Saida menutup buku didepannya dengan keras, terlihat lebih seperti membanting. Semua seisi kelas mamandangnya dengan mata terbuka lebar, termasuk Rika selaku guru yang tengah mengajar didepan sana.

"Da.. Lo kenapa?" Tanya Kanza yang juga kaget melihat tingkah laku Saida yang tiba-tiba aneh.

"Pokoknya gue gak bakal ingat kalimat itu lagi. Awas ya lo kalimat, lo kira bisa masuk ke pikiran gue seenaknya" ucap Saida dengan tatapan kosong kedepan. Otomatis membuat Toto yang duduk tepat didepannya merasa tersinggung dan hanya bisa pelongo tanpa dosa.

"Saida? Kamu kenapa?" Tanya Rika, mulai bingung dengan kelakuan murid tercantik dan tercerdas tersebut.

"oo itu buk.. nggg... Saida lagi latihan drama buat pensi semester ini buk" Elak Kanza, berusaha menyembunyikan ketidakwarasan Saida.

"Zaa.. tekad gue udah bulet zaa"

"syuhhh.. "

"Sana lo kalimatt.. Jangan muncul lagiii.. "

"arghhh.. Kalimat gak guna" lagi. Saida berbicara tidak jelas dan bisik bisik tawa mulai terdengar seisi kelas.

Tentu saja mereka menertawakan kebodohan Saida Brazea Wati.

"Kanza.. Cepat bawa Saida ke.."

"Ke uks buk" tebak Kanza.

"Bukan.. Bawa kemesjid za. Kayaknya kesurupan"

Kanza terdiam penuh arti memandang Saida, merasa iba sekaligus jengkel.

***
Jam istirahat. Geman berdiri didepan kelas XII IPS 1 sambil celingak celinguk kearah dalam kelas tsb.

Seperti biasa, ritual penjemputan mayat, eh maksud saya penjemputan pacar untuk diajak makan bareng dikantin sekolah. cerita cinta klasik yang indah..

"Gemannn..." panggil Gea penuh riang sambil berlari kecil kearah Geman.

"Jemput gue kan?" tanya Gea.

"Nggak" ucap Geman masih celingak celinguk kedalam kelas.

Gea terdiam, bibir bawahnya sedikit turun. Geman menyadari ekspresi sedih yang dibuat sahabat semasa kecilnya tersebut.

"Eh nggakk..maksud gue.. Gue jemput lo sekalian jemput Saida, Saidanya mana ya?" Tanya Geman.

"disudut" jawab Gea tidak semangat.

Geman melangkah masuk kedalam kelas, menghampiri Saida dan Kanza yang duduk disudut kelas. Tidak lupa, Gea mengekori Geman dari belakang.

Saida menoleh, mendapati Geman disampingnya, diikuti seekor...

"peliharaan lo gak pernah tinggal ya.. Ngekorin mulu kemana mana" mulut Saida sepedas ini gaees.

"Daa.. Lo kok ngomong gitu si.."

PACAR IDAMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang