Saida menarik nafasnya dan mengehembuskannya kasar.
Saida mengutuk pemandangan didepannya dalam hati. mengejek semua ucapan pria didepan sana yang sebelumnya izin tidak dapat mengantar Saida pulang karna suatu urusan dan ternyata urusannya adalah mengantar gadis lain didepan sana."Ngomong aja kali, kalo mau ngantar yang lain. Gak usah bohong kan bisa" gumamnya sambil tertawa miris.
Mata hitam pekat Saida masih setia mengamati pemandangan tersebut hingga yang diamati pun melajukan motornya keluar gerbang. Saida dengan segala ketajaman matanya yang tak kunjung hilang melangkah kearah depan gerbang, hendak menaiki angkutan umum di depan sana. Berniat untuk memikirkan hal yang ia temukan tadi. Semoga saja ia tidak memikirkannya.
***
Ini hari kesekian bagi Saida menuntut ilmu di sekolah ini, berbeda dengan itu Gea melangkahkan kakinya dengan semangat di hari pertamanya bersekolah di SMA Tunas Pisang dengan tak lupa memamerkan senyum manisnya.
Langkah kakinya mengikuti seorang guru yang menuntunnya menuju kelasnya nanti. Mereka masuk ke sebuah kelas yang dari kejauhan saja sudah terdengar suara bising dari sana.
Sadar akan kedatangan Gea dan guru tersebut suasana kelas bukannya hening malah bertambah ricuh.
"Hmm cukup. Anak-anak seperti yang kalian lihat, kita Kedatangan anggota baru, langsung saja kita berikan kesempatan kepadanya untuk memperkenalkan diri" suara Bu Net membuat suara kelas mulai berkurang.
"Hmm perkenalkan nama saya Gea" ucap Gea singkat dan kembali diam.
"Gea. itu aja yang ingin kamu sampaikan?" tanya buk Net. Gea pun menjawab dengan anggukan.
"Oke. sampai disitu saja dulu, untuk info lebih lanjut kalian bisa tanya langsung saat istirahat ya"
Buk net pulang melangkah meninggalkan kelas yang masih ricuh. Gea menatap seisi kelas dengan sedikit takut dan ragu.
Dia tidak tau harus duduk dimana. Perasaan sekarang begitu gugup, dikarenakan sekali pun belum pernah merasakan menjadi siswa di sekolah umum.
"Beb duduk sini gih. Sebelah pangeran Bejo" teriak Bejo disudut kelas. Membuat suasana semakin ricuh dengan teriakan menghakimi Bejo.
"Oi kutu ubur ubur. Mana mau dia sama lo. nilai lo aja burem" balas Kanza sewot.
"Yeee mentang mentang duduk di sebelah yang paling pinter lo, berlagak hebat huuuu" ledek Bejo yang tidak kalah sewotnya. Membuat Saida tergelak melihat persiteruan tersebut.
Akhirnya Gea berjalan menuju sebuah meja dibelakang Saida, disebelahnya Serlin duduk dengan tangan yang sudah seperti mengukur panjang meja sedangkan kepalanya yang sudah bertopang dengan meja. Ya Serlin sedang menikmati tidur maratonnya. Gea pun duduk disana dengan canggung.
"Hei" Sapa Gea kepada Saida yang memerhatikannya sedari tadi. Begitu pun dengan Kanza.
Saida tidak membalas, membalikan kepalanya kearah depan.
Gea tersenyum kencut. Merasa diabaikan dia pun melihat kearah Kanza dengan senyum manisnya yang masih melihatnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Jangan lupa bangunin nih anak kalau guru udah datang" peringatan Kanza lalu melakukan hal yang sama dengan Saida. Lagi lagi Gea terdiam dengan wajah sedihnya. Ia sangat sulit untuk beradaptasi dengan orang-orang.
Akhirnya pun guru yang mengajar di kelas IPS 1 datang, helaan nafas terdengar dari penghuni kelas yang belum siap untuk menampung pelajaran yang sudah mumed di otak mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR IDAMAN
Fiksi Remaja17++ mature!!! tapi boong wkwk(salam damai) Ini adalah cerita tentang dua ekor manusia yang bermetamorfosis menjadi anak SMA. Cerita ini bukan cerita tentang makhluk supranatural yang suka muncul tiba tiba, melainkan bercerita tentang dua makhluk as...