Kamu ingin tahu sesuatu dariku?Bagiku teman hanyalah sebuah bantuan yang sedang dalam kesepian menemani raga ketika sedih.
Teman hanya sebuah angin yang memberi ketenangan sejenak. Selebihnya? Tidak ada.
Bagaimana ketika teman kalian tak menganggapmu? Bagaimana kalau mereka hanya pura-pura menemanimu? Bagaimana kalau mereka seolah membatasi bersamamu. Seolah mereka mengistimewakan yang lain di bandingkan kamu? Yah, semacam begitulah. Ah! Sangat susah untuk kujelaskan.
Shit!
Seperti kemarin, aku bersama temanku. Namun, seolah mereka hanya kasihan? Menurutmu apakah mereka' pantas disebut teman? Ah, berapa kali aku menghela nafas gusar.
Mereka masih kok' untuk disebut teman. Walaau hanya itu tak lebih. Karna aku yakin, mereka akan sadar pada waktunya.
Sadar kalau mereka telah kehilangan orang yang berharga, orang yang selalu mendukung dia, orang yang mengenalkan arti dari kehidupan, orang yang telah dia kecewakan! Hahaha.... rasanya menyakitkan.
Kemarin, waktunya benar-benar ingin aku mundur menjadi teman. Tapi, rasanya aku masih membutuhkan mereka.
Aku jahat? Ya! Kalian benar. Tapi semuanya punya alasan bukan? Eh, bukankah mereka juga sama.
Ah, sesak rasanya ketika mwngingat kisah kemarin.
Untuk teman yang memperlakukanku seperti ini. Terima-kasih karna sekarang aku sadar, aku tak berarti dalam dunia kelam yang tak tahu kebahagiaan.
Oh Tuhan.
Masih adakah orang yang ingin berteman denganku dengan sepenuh hati? Menyayangiku sepenuh hati, seolah aku ini berharga?
Nyatanya TIDAK!!!
I already do not believe the meaning of the word friends'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meresapi Kenyataan
Teen FictionKita berada di kubu yang sama Menikmati masa bersama Menyayangi bersama Mencintai bersama Namun, kamu pergi bersamanya. Jangan salahkan aku jika aku sibuk dengan tulisanku. Di mana tulisanku ini tentang aku,kamu, dan dia.