***
Seabsurd apapun tingkahmu
Akan selalu terlihat normal
Dimataku...
Iya... Karena cinta itu buta
~Abigail.A.N~Setelah aksi sembur menyembur yang dilakukan mbah dukun bule cantik bernama Abigail Aurelia Nasution, kini keadaan ruang inap VIP itu dilanda keheningan bak komplek pemakaman. James yang tengah duduk di sebuah sofa dengan melipatkan tangan yang berhias selang infus di dada dengan tampang dingin dan datar andalanya yang bertanda bahwa dia sedang dalam kondisi mood aya anjlok se anjlok-anjloknya.
Kek selera humor author :'
"James maafin Abi...," rengek Abi dan berjongkok di depan sang kekasih sambil mengelus dengkulnya
James masih diam tak menggubris kekasih cantik dan uwunya sama sekali.
"James Abi minta maaf, Abi ngga tahu kalo kamu tadi ngetawain Abi bukan karena dedemit. Abis Abi belum pernah ngeliat James ketawa selepas itu tadi, jadi Abi kira James kesurupan dedemit ganjen rumah sakit ini." bela Abi sambil terus mengelus-elus dengkul James
"Kamu ngapain si Bi daritadi ngelus-ngelus dengkul aku?." heran James
"Ya siapa tahu aja dengan Abi ngelus-ngelus dengkul, kamu mau maafin aku." polos Abi dengan mata yang mengerjap lucu
James hanya mampu menyatuka kedua alisnya. Lagi dan lagi tingkah ajaib seorang gadis galak Abigail keluar. Dari ribuan cara merayu kekasih yang sedang merajuk, kenapa Abi malah memilih mengelus dengkulnya? Kan Abi bisa membujuknya dengan memanggil "sayang" atau tidak menggenggam tangannya?. James menghela nafasnya keras, dia tidak tega membiarkan kekasih tercintanya itu berjongkok dibawanya layaknya orang hilang yang ingin segera dimasukkan fotonya pada salah satu program patroli indosiar. Akhirnya James mengangkat Abi ke atas pangkuannya dan memeluk tubuh mungilnya.
Bucin kao grandong _-
"James udah ngga marah sama Abi?." tanya Abi takut-takut sambil melingkarkan tangannya erat di leher jenjang James
Engga sekalian di cekek aja Bi? :'V
"Aku mana tahan si Bi marah lama sama kamu hm?."
"James maafin Abi, jangan diemin Abi lagi. Abi ngga suka." adu Abi sambil mengelus pelan rambut hitam legam namun begitu halus milik James dan menyender dagunya pada bahu lebar sang kekasih
"Maaf... Aku tidak akan melakukannya lagi sayang." balas James dengan lembut dengan mata yang terpejam menikmati elusan tangan mungil Abi di kepala belakangnya
Ya begitulah kisah cinta mereka yang setiap harinya selalu saja berwarna. Pertengkaran yang menyebabkan mereka saling mendiamkan pun ada saja di setiap harinya. Namun ya begitulah, mereka berdua tak akan sanggup saling berdiaman satu sama lain terutama James. Akan ada salah satu yang mengalah agar mereka kembali bersama. Tidak hanya James yang selalu mengalah di dalam hubungan ini, melainkan Abi juga ikut ambil bagian. Walaupun bar-bar Abi bukan tipe perempuan yang membesarkan egonya. Dia akan meminta maaf jika itu salahnya.
"Ehmmm... Udah kali drama koreanya."
Okey ternyata mereka melupakan seorang wanita cantik yang kini tengah menatal keduanya dengan pandangan jengah.
James hanya mendengus tak peduli dan malah menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Abi.
"Dih... Ternyata puber kedua tuh memang ada ya?." cibir Liora sambil menatap ngeri kakaknya yang sedang mendusel manja
"Brisik kamu pergi sana." ketus James
"Bi... Aku diusir kak James loh Bi?." adu Liora pada calon kakak iparnya
"Jangan gitu dong James, mungkin kak Liora sirik aja sama kemesraan kita berdua." goda abi lalu mengecup pipi James lembut
Liora yang melihat itu langsung menelototkan mata bulatnya. Apa yang barusan? Bocah SMA itu berusaha mengejeknya kah? Dasar kakak dan kekasihnya itu ternyata sama saja.
Sama-sama absurd dan gilanya. :"
"Iya sayang... Kayaknya Liora tuh sirik karena pacarnya itu lagi ada perjalanan bisnis keluar negeri jadi sensi." ejek James sambil mengusak-ngusakan hidung mancungnya pada pipi gembil Abi
Wajah Liora sudah memerah padam. Hidungnya sudah ber push up ria sudah terlihat seperti banteng yang siap menyeruduk mangsanya. Cukup Liora tidak kuat melihat kemesraan yang dibuat oleh pasangan pembuat hipertensi itu, dia langsung menyambar tas Gucci mahalnya dan berjalan keluar. Sebelum menutup pintu Liora sempatkan untuk mengatai keduanya.
"Cih... Dasar pasangan babon menyebalkan!!!."
Brakkkk....
Liora membanting pintu rawat inap James dengan sangat tidak berperasaan.
~~~
Saat ini James tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan bahwa dia sudah benar-benar sembuh total dan dibolehkan pulang. Tak terasa sudah 1 minggu James berada di rumah sakit, namun dia sama sekali tidak merasa keberatan bahkan jika diharuskan harus menginap beberapa hari lagi disana karena dengan begitu dia bisa selalu bersama kekasihnya. Selama seminggu full Abi lah yang menunggu dan menemaninya. Dia hanya akan pulang untuk bersekolah, dan setelah sekolah dia akan langsung ke rumah sakit untuk menemaninya. Ayahnya? Dimas memperbolehkan Abi menemani James sebagai bentuk perminta maafannya, dan sepertinya perlahan Dimas mulai mengizinkan James untuk bersama Abi sejak insiden tragis 1 minggu yang lalu.
"Bagaimana dokter, apa putra saya sudah diperbolehkan untuk pulang?." tanya Andre kepada dokter yang kini baru saja selesai memeriksa keadaan James
"Tentu, Tuan muda James sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah benar-benar sembuh total."
"Syukurlah kalo begitu." Dimas lega mendengarnya
Ya Dimas datang ke rumah sakit saat mendengar bahwa James sudah di perbolehkan pulang, sebagai bagian dari tanggung Jawabnya.
"Dokter sudah memeriksa saya dengan benar kan?." tanya James
"Iya tuan, kondisi anda sudah benar-benar baik. Apa anda mengalami keluhan lagi tuan?." bingungnya
"Tidak, hanya saja saya ingin lebih lama disini." lesuh James
"Loh kenapa?." kaget Bella
"Biar bisa selalu tidur sambil meluk Abi." lirih James namun berhasil membuat teriakan nyonya Handoko membahana
"DASAR TURUNAN ANDRE!!!." teriak Bella
"Kok aku yang kena si yang?." adu Andre tak terima
***
Kabur guys... 🏃🏃🏃
KAMU SEDANG MEMBACA
Damnation Love(END)
Humor"Abi ingin begini... Abi ingin begitu... ingin ini... ingin itu banyak sekal Aaaaa.......". Srakkk.... Brukkk.... Takdir tidak bisa di tebak bukan? Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja membawa dua anak manusia berbeda jenis harus merelakan dind...