Gadis itu selalu duduk di tempat yang sama. Di pinggir jendela besar di sudut perpustakaan. Dengan berbagai buku dengan jenis yang berbeda. Kadang ia akan membaca sastra atau terkadang ia akan membaca buku sejarah. Padahal ia adalah mahasiswi pendidikan guru sekolah dasar tingkat pertama. Hampir setiap orang mengetahui kebiasaan gadis itu di perpustakaan kampus tiap harinya. Bahkan sang penjaga perpustakaan sudah hafal dengan kebiasaan gadis satu itu.
Disamping kebiasaanya membaca buku, gadis itu juga dikenal cerdas karna berhasil masuk universitas di usia yang belum genap 15 tahun. Gadis berpipi chubby dengan kaca mata bundar. Tatapan mata yang terlihat dingin dan kurang bersahabat. Gadis kecil yang suka menggerai rambut panjangnya. Penghuni tetap bangku pojok yang datang setiap hari tanpa jeda jika ia ke kampus. Gadis itu bernama Park Ji Hyun, gadis beasiswa dengan kecerdasan yang diakui.
Sore itu hujan sedang turun dengan lebat. Ji hyun menatap hujan melalu jendela besar perpustakaan. Banyak mahasiswa yang memutuskan pulang dengan menerjang hujan namun tidak dengan dirinya. Perpustakaan yang sudah menjadi sahabatnya selama 3 bulan terakhir. Semenjak dia masuk ke universitas ini. Ia menyilangkan tangan di meja dan menjatuhkan kepalanya di atas tangan. Masih dengan menikmati pemandangan hujan di luar sana.
Tepukan di pundak ji hyun berhasil membuatnya mengangkat kepala dan menoleh.
"Hai...." ji hyun menatap dengan dahi berkerut. "Ahh... Annyeong Haseyo..."
Ji hyun hanya menganggukkan kepala sedikit tanda kesopanan.
"Boleh aku duduk?"
"Terserah..." jawab ji hyun acuh. Pria malang itu tersenyum kecut.
"Perkenalkan namaku suga, aku mahasiswa tahun ketiga jurusan bisnis. Dan kau?" suga mengulurkan tangannya. Ji hyun menatap dengan pandangan aneh dan suga mencoba tersenyum manis. Helaan nafas berat ji hyun mengiringi tanganya yang membalas uluran tangan suga.
Suga tersenyum senang karna mendapat respon dari ji hyun. "Ji hyun, mahasiswa tahun pertama pendidikan."
Masih saja tetap dingin dasar gadis beku batin suga.
"Aku sering melihatmu disini. Buku apa yang kamu suka?"
"Apa saja..." ji hyun melanjutkan membaca buku. Suga mengintip buku ji hyun.
"Kamu membaca sejarah Atlantis?" Ji hyun mengangguk. "Em, aku bingung sebenarnya apakah atlantis itu benar ada. Karna banyak yang mengatakan itu hanya karangan plato tapi banyak juga yang mempercayainya. Kalau menurutmu bagaimana?"
Ji hyun terdiam sejenak. "Benar atau tidak atlantis itu ada, setidaknya plato menuliskan sesuatu yang menarik."
Suga terkekeh. "Ternyata kamu bisa bicara panjang lebar." Sementara ji hyun hanya menaikkan bahu acuh. "Kamu tinggal di asrama kampus atau dimana?"
"Bukan urusanmu!"
"Baiklah!" suga memutar otak untuk bisa berbicara dengan ji hyun. "Oh, sudah berapa lama kamu di sini? Dari aksenmu kamu bukan dari seoul."
"Ya, aku tinggal di asrama mahasiswa."
Suga terkekeh. "Ah, apa kamu pernah bepergian selama di sini?"
Ji Hyun menggeleng. "Aku tidak tau harus kemana!"
"Teman sekamarmu?"
"Eunha unni dan Sinb unni pulang setiap minggunya. Karna rumahku jauh aku berniat pulang setiap libur semester." Jawab Ji Hyun panjang lebar namun tanpa melepas bukunya.
"Temanmu yang lain?"
"Hanya mereka teman dekatku."
"Baiklah mulai sekarang aku juga teman dekatmu!" ucap suga dengan percaya diri. Ji Hyun menoleh menatap suga dalam. "Kamu bersediakan jadi temanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day You Went Away
Romance"Yewon tunggu! yewon dengarkan aku!" changsub berupaya mengejar yewon yang tengah menaiki tangga lantai 2 dengan tergesa. Yewon membuka pintu kamar dengar kasar dan segera menuju walk in closet. Tanpa memperdulikan changsub, yewon mengambil kopernya...