Waktu berjalan sangat lambat bagi changsub. Ia menidurkan Ji hyun dalam pangkuannya. Ia memeluk erat ji hyun dan dan iapun akhirnya ikut tertidur. Gerakan ji hyun pada tidurnya sedikit banyak menganggu changsub. Bagaimana tidak? Saat ini posisi ji hyun menduduki adik kecilnya. Dengan sedikit gerakan tubuh ji hyun berhasil menggoda adik kecilnya.
Changsub menahan nafasnya dengan berat. Cobaannya makin bertambah. Belahan dada ji hyun nampak dari matanya. Karna posisi dada ji hyun ada persis di dalam pandangannya. Ji hyun semakin bergerak dan pertanda ia akan bangun. Changsub pura-pura tidur untuk melihat reaksi ji hyun.
Jihyun mengerjabkan matanya dan melihat sekeliling. Ia lalu mendongak dan bertemu pandang dengan wajah changsub. Matanya melotot kaget. Ia menahan diri untuk tidak menjerit, dan mencari cara agar bisa bangun dari pangkuan lelaki dihadapannya tanpa mengganggunya. Dengan keberanian penuh ji hyun bergerak pelan. Sembari menahan nafas, ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Setelah berhasil menyingkir, ia mulai bergerak menjauh.
Membuka pintu sepelan mungkin dan memastikan lelaki itu masih terlelap. Ia keluar dan menutup pintu juga sepelan mungkin. Ia berdiri sejenak dan mengatur nafasnya. Ia melihat kesekitar. Hari sudah malam. Ia berjalan dengan sisa keberanian untuk kembali ke asramanya. Sekarang ia harus memikirkan alasan, kenapa ia pulang larut. Ji hyun tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Ia hanya ingat sebatas keluar dari teater dan entahlah.
Ia menarik nafas dalam sebelum menekan password masuk ke kamarnya. Ia di sambut dengan teriakan ke 5 unninya.
"Ji Hyun-ah....."
"Unni.... Annyeong..." Ji hyun bingung harus bersikap bagaimana. Mereka menghampiri ji hyun dan menariknya untuk duduk di kursi.
"Anak nakal..." Sinb memukul ji hyun.
"Mian unni..."
"Darimana kamu? Kami semua mengkhawatirkanmu? Dimana ponselmu hah?" Eunha ikut memarahi ji hyun.
"Sudah... sudah..." sowon melerai. "Ji hyun-ah, kamu pasti laparkan?" Tanya sowon. Ji hyun mengangguk dengan muka memelasnya. "Baiklah! Lebih baik kita makan baru kita bicarakan masalah ini! Ji hyun! Mandilah dulu!"
"Siap unni..." Ji hyun bergegas membersihkan dirinya.
Setelah kepergian ji hyun, changsub bangkit dari tidur pura-puranya. Ia mengambil tasnya dan bersiap keluar. Namun ia melihat ada sebuah benda berkilauan. Ia mengambil benda itu dan melihatnya. Sebuah anting yang cantik, entah mengapa ia yakin ini milik ji hyun. Changsub menyimpan anting kecil itu di tasnya dan keluar dengan hati yang senang. Perasaanya hari ini sungguh bahagia, bisa sedekat itu dengan gadis yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini. Changsub bertekad akan mendapatkan ji hyun, bagaimanapun caranya.
Sowon menyiapkan makanan di bantu oleh yerin dan yuju. Sementara eunha dan sinb menyiapkan minuman. Cuaca panas sangat enak menikmati cola dingin meski ini sudah malam. Masih pukul 6 sore, jam makan malam bahkan belum sampai. Setelah semuanya siap di meja, mereka duduk dan menunggu ji hyun. Dengan memakai gaun tidur sebatas paha, ji hyun mendekati unninya dengan takut.
"Kemarilah ji hyun, kami tidak akan menggigitmu!" ajak sowon. Dan diikuti anggukan semuanya. Ji hyun tersenyum dan duduk di samping sowon. Mereka makan dengan sesekali bercanda. Sejenak melupakan ji hyun yang menghilang secara mendadak.
Setelah mencuci alat makan dan membersihkan meja makan, kini kelima gadis itu duduk di ruang tv. Begitu mereka duduk dengan rapi, tatapan tajam mengarah pada ji hyun. Ji hyun hanya tersenyum kikuk dan mengangkat dua jarinya membentuk huruf v.
"Jadi ji hyun, kemana kamu seharian ini?" tanya sinb tanpa basabasi.
"Apa kamu tidak mengerti bagaimana khawatirnya kami?" lanjut yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day You Went Away
Romance"Yewon tunggu! yewon dengarkan aku!" changsub berupaya mengejar yewon yang tengah menaiki tangga lantai 2 dengan tergesa. Yewon membuka pintu kamar dengar kasar dan segera menuju walk in closet. Tanpa memperdulikan changsub, yewon mengambil kopernya...