9| Hal Baik?

63 5 0
                                    

|||"Aku bahagia bisa melihat ayah-bundaku tersenyum bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|||
"Aku bahagia bisa melihat ayah-bundaku tersenyum bahagia. Dengan kesadaran penuh, aku memutuskan untuk memilihmu untuk menguraikan cinta dalam namaNya."
-Senja



|||



Suara mobil terdengar memasuki halaman parkir rumah yang tak begitu luas namun masih cukup untuk dua mobil diparkirkan. Satu mobil milik keluarga kakak sulungku, mobil itu dibeli sejak satu tahun pernikahannya dengan mas Haidar. Dan satu mobil lagi milik... Tidak perlu ku dikatakan. Kalian pasti sudah bisa menebak mobil siapa yang hendak terparkir itu.

Nizam, ponakan kesayangku, bocah laki-laki berumur 4 tahun masih setia duduk menemaniku di ruang keluarga.

Ayah, bunda, mas Haidar, kak Alma dan kak Aji ikut keluar untuk menyambut kedatangan tamu yang sudah ditunggu kedatangannya selepas Ashar tadi.

Hiru hatiku makin tak menentu. Iramanya terus berdetak kian mengedor-ngedor. Terdengar banyak drum yang ditabuh dengan cukup kuat didalamnya.

Setelah semalaman berfikir, menimang segala keputusan dari banyak sudut. Biarkanlah ini menjadi keputusan akhirku. Walaupun aku sadar, keputusanku ini tentu tidak diharapkan ayah dan bunda. Tapi tetap saja, akulah yang akan menjalani kehidupan rumah tangga,kan?
Memang dialah laki-laki yang sudah mendiami hatiku sejak lama. Tapi, sejak lama juga kehadirannya ingin kuenyahkan.

Sifat tak bertanggung-jawabnya masih teringang. Dulu saja dia meninggalkanku tanpa alasan. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk kedua kali. Belum lagi ini menyangkut hidup selamanya.

Aku tau, tidak baik melihat masa lalu seseorang. Bisa jadi, dia yang sekarang telah berubah. Sudah lebih baik. Lebih bertanggung-jawab. Ya, bisa jadi. Tapi kalau nyatanya justru kebalikannya? Wallahu'alam. Kita semua tidak ada yang tahu. Aku hanya tidak ingin mengambil keputusan terburu-buru begini. Kalau memang berjodohkan tidak kemana.

Mungkin keputusanku ini akan mengecewakan ayah, bunda, keluarganya dan tentu dia. Namun.. Percayalah, aku hanya tidak ingin melakukan sesuatu yang hati belum sepenuhnya meyakini.

Sudah-sudah.

Ini keputusan final ku. Dan aku tidak ada keraguan sama sekali untuk itu. Semoga ini yang terbaik bagi kami semua.

"ayo silahkan duduk, bu. Nak Alfa.. Ayo silahkan" suara ayah samar-samar ku dengar. Ada gemuruh tersendiri yang kurasa saat ayah menyebut mana itu.

Autumn TalksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang