|||Jangan lupa baca Al-Qur'an🍁
|||
Beberapa saat keheningan terasa.
Aku sendiri dibuat bingung harus berkata apa dalam situasi ini. Bisa-bisanya dia memintaku menjadi kakak iparnya? Bahkan disaat abangnya sendiri hendak melamar perempuan lain. Terlebih aku sama sekali tidak mengenal abangnya, begitupun sebaliknya.
Bintang rupanya memahami hal yang ada diotakku, " aku tau pasti kakak kaget banget karna aku tiba-tiba bilang kaya gini. Tapi jujur aja, bukan maksutku untuk mempromosikan abang, aku cuma mau cerita kok ke kakak, selama ini kakak belum cukup tau kan tentang aku dan keluargaku?" tanya Bintang.
Ya, aku memang tak tahu banyak tentang Bintang dan keluarganya. "lagi pula aku ga berahap terlalu tinggi untuk Kak Sha jadi kakak iparku, kok. Semua laki-laki yang ngajuin proposal itu nggak sebanding dengan kami. " lanjutnya tersenyum tulus.
"kamu ngomong apa sih Bi.. kita kan tau, semua manusia itu sama dimata Allah, hanya keimanan yang membedakan, kamu ga lupa itu kan?" tanyaku tak percaya. Padahal aku yakin, Bintang sangat mengerti akan hal itu.
"pokoknya kakak ga mau denger kamu ngomong kaya gitu lagi.. Kakak ini bukan siapa-siapa Bi, ga pantes untuk mengharapkan seorang pangeran, bangsawan, atau abangnya Bi sekalipun. Bi jangan ngomong gitu lagi, kakak nggak mau denger Bi kaya gitu" putusku.
Dan Bi, kalau kamu tau, justru akulah yang merasa tak pantas bersandingan dengan abangmu. Meskipun aku tahu hanya keimananlah yang menjadi pembeda antar manusia. Tapi tetap saja, bagiku, kalian terlalu langit.
Bintang mengangguk beberapa kali, "maafin aku kak.." ucapnya sedikit menunduk, sebelum kembali mendongak, "abisnya aku kepengen banget kalau kak Sha yang jadi kakak iparku. Ga tau kenapa, feelingku bilang kakak itu cocok banget sama abang."
Aku menatap Bintang dalam, "Bi, jodoh itu sudah diatur sama Allah.. mau siapapunn jodoh abangnya Bi nanti, yakinlah itu adalah yang terbaik. Jangan pernah ragukan rencanaNya."
Bintang mengangguk pelan.
Kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Aku kembali menyeruput lemon ice ku yang nyaris tandas.
"oh ya, aku tadi mau cerita, kok jadi lupa sih?" ujar Bintang memecah keheningan.
Aku dengan senang hati bersedia mendengarkan. Lagipula aku juga sedikit penasaran seperti apakah kehidupan seorang Bintang?
Seorang mahasiswi yang sebentar lagi akan masuk semester 7. Mahasiswi cantik di jurusan Sasper, yang hanya berinteraksi dengan orang yang dikenalnya, meskipun terkadang tak pelit untuk mengumbar senyum ramahnya.
Dia si sosok sederhana, yang sangat apik membangun benteng tinggi terhadap lawan jenis. Pandai menjaga lisan dan perilaku, dan juga pandai menutupi kehidupan pribadinya dari maraknya manusia yang gencar-gencar menunjukkan esistensi di media sosial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Talks
Novela JuvenilAku tidak mencarinya. Sedang dia mencariku. Dan yang kucari mencari yang lain. Selucu inikah hidup? Jangan tanyakan aku, aku pun masih mencari jawabannya . Oh ya, siapakah sutradaranya?