3

3K 244 2
                                    

"Jen, lo udah ngerjain soal kimia yang kemaren belum?" Tanya Jaemin tergesa-gesa karena sadar Ia belum menyelesaikan satu soal pun. Untungnya dia punya Jeno, si anak paling rajin dan cerdas di sekolahnya dulu dan sekarang.

"Udahlah. Emangnya eluuu" Ledek Jeno yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Bagus. Kalo gitu.. Euummm... Liat dong... Boleh ya?" Jaemin memasang wajah memelasnya.

"Bentar." Jeno langsung menaruh ponselnya di meja dan merogoh tas yang ada di belakang punggungnya untuk mengambil buku tulisnya.

Jaemin melirik isi ponsel Jeno. Ia penasaran ada apakah gerangan dengan sahabatnya ini karena tidak seperti minggu-minggu sebelumnya yang selalu murung. Namun hari ini Jeno terlihat bersemangat dan sangat bahagia. Tidak biasanya juga Ia mau memperlihatkan Jaemin tugas sekolahnya. Ia lebih memilih untuk mengajari sahabatnya sampai Jaemin mengerti. Ya, begitulah Jeno.

Mommy💗

💗Jen, mommy pulang minggu ini. Yeayy

Beneran mom? See you soon :*💚

💗See you soon sweetie. Semangat sekolahnya!

Nanti aku ajak Jaemin ke rumah yaa💚

💗Oh, I miss him sooo much :)
®️

"MOMMY PULANG JEN!?" Jaemin langsung heboh mengetahui Mommynya Jeno yang sudah dianggap sebagai Ibunya sendiri itu akan segera pulang. Pasalnya, dulu Jaemin dan Jeno selalu ditemani Mommy Tiffany kemanapun mereka main.

Tiffany memang pandai menyesuaikan diri dengan anak-anak seusia mereka. Tak jarang Tiffany ikut bermain bersama mereka jika memang Ia sempat. Sedangkan Jaemin sendiri merasa rumahnya sangat sepi karena orang tuanya sibuk dan Jeffrey-kakak Jaemin- sedang menempuh pendidikan di New York. Oleh karena itu, Jaemin lebih sering bermain di rumah Jeno dan akan pulang ketika Papih Jeno sudah datang. Jaemin selalu bilang bahwa dia adalah pemeran pengganti Papihnya Jeno. Ketika Dimas masih bekerja di kantornya, Jaemin lah yang menemani Jeno dan Tiffany di rumah. Dimas juga sudah menganggap Jaemin seperti anaknya sendiri. Karena rasa terimakasihnya kepada Jaemin yang mau meluangkan waktunya hanya untuk menemani Jeno dan Tiffany ketika Ia tak ada.

Jeno seperti punya seorang kakak yang selalu melindunginya. Dengan Jaemin yang selalu bersikap bak abang untuknya, Jeno rasa permintaannya pada Jaemin waktu itu sangatlah tepat. Memintanya untuk menjadi sahabatnya. Jeno tak mengenal Jaemin begitu dalam pada saat itu, tapi perasaan Jeno sangat peka. Jeno tau Jaemin butuh seorang sahabat juga. Mungkin Jaemin punya banyak teman diluar sana, tapi tak ada satupun yang bisa mengerti akan keadaannya. Jaemin sebenarnya sulit untuk menemukan seorang sahabat. Tapi Jeno dengan entengnya meminta Jaemin untuk menjadi sahabatnya. Dan dia dengan mudah menerima tawaran itu.

Jeno pun sama, tak bisa bersahabat dengan teman-temannya yang terbilang sama-sama anak baik-baik. Ia juga heran kenapa dirinya ini ingin sekali bersahabat dengan Jaemin.

"Berisik lu." Jeno malu ketika seisi kelas melihat ke arah mereka.

"Nih cepet salin punya gue sebelum gue berubah pikiran." Sambil menyerahkan bukunya kepada Jaemin.

"Siap Boss!"

Pelajaran pun dimulai. Tidak ada yang spesial dari hari ini kecuali kabar bahwa hari minggu ini Mommy Jeno akan pulang.
Ketika bel pulang sudah berbunyi, anak-anak itu langsung berhamburan keluar kelas. Jeno dan Jaemin memang selalu keluar kelas paling akhir. Karena mereka terlalu malas untuk berdesak-desakkan.

Ting!

Bunyi ponsel Jaemin membuat si pemilik buru-buru mengeceknya. Ternyata Daddynya mengirimi pesan.

Daddy

Jaem, pulang sekolah langsung ke kantor Daddy ya.

Yah aku mau nemenin Jeno. Kasian sendirian di rumah.

Ini penting.
®️

Jeno yang sudah bergegas untuk pulang heran melihat orang di sebelahnya terlihat berfikir keras.

"Napa lu?" Tanyanya.

"Daddy gue nyuruh gue buat dateng ke kantornya."

"Yaudah sih tinggal kesana aja. Ngapain pake mikir keras segala. Kasian otak lu. Otak lu tuh gak ditakdirkan untuk berpikir."

"Wah ni bocah udah berani sama abangnya."

"Abang apaan lu. Abang tukang bakso?"

"Serius nyed, gue khawatir. Soalnya Daddy bilang ini penting." Jaemin mengakhiri ocehan mereka yang tidak berguna.
"Gue tuh lagi mikir. Kali ini kesalahan apa lagi yang gue perbuat sampe Daddy manggil gue ke kantornya." Tambah Jaemin menyuarakan kerisauannya.

"Apa perlu gue temenin?" Jeno menawarkan.

"Gak ah. Gak mau gue. Udah deh sana lu pulang aja. Belajar. Bentar lagi club-club disekolah kita kan diaktifin dan lu kan bakalan ngajarin member baru club elu itu."

"Okedeh, kalo gitu gue pulang. BYE!" Sentak Jeno yang membuat Jaemin kaget.

"Kaget bangsat" Umpat Jaemin gak kalah menyentak.

💙💚💗

___________________________________________

Kira-kira Daddy nya Jaemin mau ngomong apa ya?

Precious FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang