Suasana minggu pagi sudah diwarnai dengan cekcok rumah tangga dari sepasang suami isteri yang tidak lain tidak bukan adalah Dimas dan Tiffany. Cekcok sudah pasti didominasi oleh omelan Tiffany yang sedikit kecewa, pasalnya suaminya ada pertemuan mendadak dengan CEO perusahaan di hari minggu ini.
"Kamu kan bilang udah beresin semua pekerjaan kamu buat minggu ini? Kenapa sekarang mendadak ada kerjaan lagi sih!" kesal Tiffany sambil mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur mereka.
"Ini mendadak sayang... Aku juga gak tau bakal ada meeting hari ini." jelas Dimas sambil merapihkan penampilannya.
"Emang kamu tuh gak ada pengertiannya sama sekali ke aku. Aku pulang ke sini buat ngehabisin waktu bareng kamu sama Jeno, tapi kamu malah lebih milih kerja." mata Tiffany mulai berkaca-kaca tak tahan akan rasa kecewa yang Ia rasakan. Seharusnya hari minggu adalah hari mereka bertiga menghabiskan waktu bersama, namun nyatanya keinginan Tiffany harus lenyap begitu saja. Kekecewaan Tiffany muncul karena Ia tahu bahwa selain hari minggu, tidak ada waktu lain yang tepat untuk mereka berkumpul.
Dimas yang menyadari isterinya mulai berkaca-kaca langsung berlutut dihadapan Isterinya dan menggenggam kedua tangan sang isteri.
"Maafin aku yaaahh? Tapi aku bener-bener harus pergi sekarang. Lagian kan ada Jeno, kamu bisa ngundang Jaemin buat nemenin kalian berdua. Aku usahain buat pulang cepet deh. Ya?"
"Yaudah deh." Akhirnya Tiffany harus melepas suaminya untuk bekerja. Ia tahu suaminya juga tidak menduga akan ada meeting mendadak.
"Pinter banget isteriku ini." Dimas mengacak-acak rambut Tiffany yang masih sedikit berantakan karena Ia belum mandi.
Tiffany mengantar Dimas sampai di teras rumah mereka. Sebenarnya Ia kasihan melihat suaminya harus berangkat kerja dengan perut kosong karena Ia belum menyiapkan makanan untuk sarapan.
"Kamu gak papa gak sarapan dulu?"
"Gak papa, nanti pas meeting juga dibagiin snack kok. Yaudah aku berangkat dulu ya." Tak lupa Dimas mengecup kening isterinya sebelum akhirnya memasuki mobil yang siap melaju menyusuri jalan raya minggu pagi ini. Sementara yang mendapat kecupan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke mobil yang semakin menjauh dari pekarangan rumahnya.
💙💚💗
Tak butuh waktu lama bagi Tiffany menyiapkan sarapan untuk bocah yang masih terlelap di kamarnya. Ia juga sudah mandi dan membersihkan rumahnya. Wanita itu tidak tega membangunkan anaknya karena anaknya terlihat begitu lelah dalam tidurnya.
Namun ketika semuanya sudah siap, mau tak mau Ia harus membangunkan anak semata wayangnya itu. Ia memasuki kamar anaknya dan menghampiri tubuh yang masih dibungkus selimut tersebut.
"Jen... Wake up, baby..." Tiffany mengelus rambut Jeno sambil membangunkannya dengan lembut. Jeno pun merasa terusik dan menggeliatkan tubuhnya kemudian pelan-pelan membuka kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family
Fanfiction"Gue gak tau gue ini emang terlahir baik atau orang tua gue udah berhasil ngedidik gue jadi orang baik." -Jeno "Biarpun nanti Mommy gak selalu ada buat kamu, tapi kamu harus yakin kalau Mommy will always by your side my sweetheart." -Mommy "Jeeeeeen...