"mas duduk dulu sayang ini aku bentar lagi selese" kata ku sambil berusaha melepaskan pelukannya karenabaku risih gak bisa bergerak bebas kemana pun.
"hmmmmmm" axel merengek dan makin mengeratkan pelukannya.
"hiks... Hiks" axel terisak, hmmm harus diapain lagi sih nih bocah makin lama makin jadi, kalo anaknya udah keluar gimana ya sikapnya.
Aku mengelus tangannya yang berada di pinggang ku sebentar untuk menenangkan dia, dan aku pun lanjut merapihkan meja makan.
Selesai merapihkan meja makan aku pun membalikan tubuh ke arah axel. Setelah itu, aku menarik nya dan mendorongnya untuk duduk di meja makan.
"yaaaangggg, suapin ih" kata nya sambil merengek.
"iya iya aku suapin" kata ku sambil mengambilkan lauk pauk yang ada dan menyuapi nya.
Selesai makan~~~~
Aku dan axel menonton acara kesukaan kami di tv atau kesukaan ku aja, karena axel hanya ngedusel dusel terus ga mau lepas.
A
ku hanya fokus menonton televisi sambil mengelus ngelus lembut punggung dan helaian rambut axel.
Lama kelamaan aku mulai bosen dan mematikan televisi.
"yang, kalo anakku udah lahir terus yg ngurus anak kita siapa kalo kamu gini terus?" tanya ku sambil menyindir kelakuan dia yang manja kebangetan.
"gatauuuuu, yang jelas aku gak mau kamu nyuekin aku" katanya sambil mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher ku.
"ya kalo aku lagi gak sibuk smaa dede ya, baru aku urusin kamu" kata ku bercanda.
"hmmmmm kamu harus prioritasin aku baru dedeee" rengeknya makin menjadi.
"yakan tapi. Dede lebih penting mas daripada kamu" dalam hatiku hanya tertawa girang saja melihat nya makin ngerengek gitu, imut banget.
"nggaaakkkkkk yaaangggg kamu harus 24 for hours sama aku" katanya sambil menatapku dan beruraian air mata.
"hey hey hey, kok sampe nangis gini sih? Kan aku tetep masih disamping kamu sayang" kata ku sambil menahan tawa dan menghapus air matanya.
"ya kamunyaaaaa masa mau nggak ngurusin aku pas udah ada dede" katanya sambil merengutkan wajahnya.
Aku masih setia mengelus pipinya itu.
"ya kan tapi tetep aja nanti aku ngurusin dede juga. Ga ngurusin kamu doang" kataku.
Dia malah menangis lebih kejer dari sebelumnya dan beranjak masuk ke kamar.
"masss, heyyy kok tinggalin aku sih" kata ku sambil mengejar dia dengan wajah khawatir.
Padahal dalam hati ku hanya tertawa gembira melihatnya seperti itu, ya karena emang udah dari jaman pacaran aku ngejailin dia.
Saat aku sampai kamar, aku melihatnya hanya mengurung dirinya di selimut.
"hey, jangan gini ah nanti kamu ga bisa nafas" kata ku sambil menarik selimutnya tapi dia menutupi dirinya kembali.
"yaaaaangg, yaampun. Jangan gini deh" kata ku sambil menarik selimutnya dengan paksa.
Dia hanya berguling membelakangi ku.
"ga mau madep aku lagi nih?" tanya ku.
"yaudah. Aku minta maaf ya sayang" kata ku.
" ga cukup minta maaf doang. Aku pengennya kamu janji biar kamu ngurusin aku terus walaupun dede udah lahir" katanya gitu. Ya jelas aku menolak. Yakali anakku nanti di urus sama orang lain sedangkan aku cuman manja manjain axel doang.
"nggak ya sayang, ga boleh gitu" kata ku sanbil mengelus rambut nya.
"hmmmmmm yaaaaanggg" katanya merengek lagi.
Aku langsung merebahkan diriku disampingnya dengan spontan axel langsung memeluk ku dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher ku sambil menggumam dan nangis.
Setelah beberapa saat axel berhenti menangis dan diganti dengan dengkuran halus.
Tapi, setiap aku menggerakkan tubuhku. Dia dengan spontan langsung makin mengeratkan pelukannya lagi.
Aku hanya bisa mengelus ngelus punggungnya dengan lembut supaya dia tenang.
Bersambuu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Husband
Teen FictionYuki dengan keribetannya mengurus sang suami yang tak terkira manjanya padahal mereka sudah dikaruniai anak namun sikap itu tidak berubah. Selain itu, ada juga konflik yang diakibatkan oleh kepolosan si suami apakah itu? Mari simak di cerita ku, cek...