Seharian ini aku hanya ngejagain axel. Setelah diberi suntikan, axel sempat sadar dan langsung meluk aku erat.
Dia nangis sekenceng kenceng nya, padahal dia tau ada dokter tapi dia tetap aja meluk aku.
Setelah makan dan minum obat, axel langsung tidur lagi. Tapi, tangannya ini yang gamau lepas dari aku.
Setiap aku gerak dikit dia langsung mengencangkan pegangannya.
Oh iya, anak anak udah dibawa mama papa buat tinggal di rumah mereka dulu. Untung tadi papa belum jauh jadi masih bisa ku telpon dan muter balik ke rumah ku.
"yaangg... Jangan pergi... Sayaanggg... Sayaanggg.." lirih axel mengigau.
Aku langsung pindah posisi untuk memeluk baby kesayangan aku ini.
"stt... Iya aku disini sayang..." kata ku sambil menenangkannya.
Dia memelukku erat, aku hanya bisa mengecup keningnya berkali kali dan membisikkan kata bahwa aku ada disini ga akan kemana mana.
Huftyyy... Hari ini emang salah ku banget. Aku sadar itu dan aku ga nyangka axel bisa pingsan gitu gegara aku tinggal dia sebentar eh lama deng eheheh.
Kira kira seperti itulah posisi kami sekarang.
Aku ngeliat axel tuh kasian banget kek yg tersiksa gitu, gatega aku.
Saat sedang mengelus elus axel ponsel ku diatas nakas pun berbunyi.
Aku melepaskan pelukannya perlahan agar axel ga bangun. Tapi , tetep aja dia tau dan langsung mengeratkan pelukannya lagi.
"sttt sttt iyaa iyaa aku ga kemana mana" kata ku sambil menenangkannya lagi.
Tangan kanan axel yang disuntik jarum infus aku singkirin perlahan dari pinggangku.
Ini mau ngangkat telpon aja susah banget yaampun.
Aku ganti tubuhku dengan guling secara cepat agar axel tak bangun lagi.
Aku dengan segera mengangkat telponnya di luar kamar agar axel tidak terganggu.
"halo, ada apa brian?"
Dan ternyata brian yang nelpon aku, ada masalah apa ya?
"axel nya mana?" tanya brian di seberang sana.
"yaampun, axel lagi istirahat" kata ku.
"hufttt, syukurlah aku denger berita kalo axel tuh kambuh lagi. Aku khawatir kalo axel kenapa napa kan ga lucu" katanya.
"ahahhahah, doain aja axelnya baik baik aja ya" kata ku.
"oh iya, axel bisa ke kantor kira kira kapan ya yuk? Ini banyak client yang mau ketemu langsung aja sama axel ga mau lewat video call" jelasnya.
"hmmm, keknya mingdep baru bisa, ini mau pemulihan dulu, nanti aku bicarain ke axelnya deh" kata ku.
"yaudah, jangan lupa kabarin ke aku ya yuk" katanya.
"iya siap brian" kata ku."titip salam buat axel, cepet sembuh gitu wkwkwk" kata brian sambil ketawa.
Aku pun tertawa.
"SAYAAAANGGGGG, KAMU KEMANAAAAA? HUWAAAAAA SAYAAANGGGGGGGG" teriak axel dari dalam kamar.
"axelnya udah bangun, aku matiin ya brian see you~~" kata ku.
"iya see you too" kata brian.
Aku pun mematikan telponnya dan bergegas ke kamar karena axel sudah memanggilku berkali kali. Aku ga enak sama tetangga kalo berisik banget di rumah.
Aku yang sampe kamar dikejutkan dengan axel yang udah jatuh dari kasur dan jarum infus yang dia pake di tangan lepas, entah dia yang ngelepas atau emang kelepas.
"sayaanggggg huwaaaaaaaa" axel terus menangis.
Aku pun membantunya untuk naik ke kasur lagi.
Setelah dia tiduran lagi, axel langsung memelukku dengan erat lagi.
"mas tangan mu berdarah, aku elap dulu terus aku pasang infusan yang baru" kata ku sambil melepaskan pelukannya.
Hufttt... Untung aja aku dulu sempet kuliah kedokteran, jadi ga buta buta banget tentang hal beginian.
Bukannya dilepasin axel malah mengeratkan pelukannya.
"mas, gak lucu ah" kata ku sambil terus berusaha melepaskan pelukannya.
"mas, darah mu kemana mana yaampun" kata ku dengan panik karena berasa banget darahnya axel di punggungku.
"lepasin dulu ya sayang sebentar, aku mau kasih plester ke tanganmu ya" kataku lembut yang sadar kalo axel tuh ga bisa dikerasin.
Dia pun mulai melonggarkan pelukannya.
"jangan tinggalin aku..hikss..."katanya lirih.
Aku menghela nafas melihatnya, dia terlihat tersiksa dengan yang dia alami saat ini.
"iya sayang, sebentar aja ya" kata ku sambil mengelus pelan punggungnya.
Dia pun melepaskan pelukannya, aku sempatkan untuk mencium keningnya terlebih dahulu sebelum mencari kotak p3k ku.
Setelah ketemu, aku menyuruh axel buat duduk agar gampang menempelkan plesternya.
Setelah drama menempelkan plester segala macemnya. Aku langsung merapihkan kotak p3k dan langsung duduk berhadapan dengannya.
"sayang..." lirihnya sambil berusaha memelukku lagi.
Aku yang melihatnya sudah lelah karena menangis terlalu keras jadi kasian banget. Jadi, aku langsung membawanya ke pelukanku.
Dia mencari tempat yang nyaman untuk nya tidur.
"yaangg.. Elus kepalaku, pusing..." pintanya dengan lirih.
"iya iya aku elusin" aku mengelus kepalanya agar dia lebih cepat tidur.
Aku menciumi pucuk kepalanya.
Saat axel sudah terlelap aku mengambil handphone ku dan berusaha mengechat dokternya axel.
Kata dokternya axel, axel gapapa dilepas dulu infusannya sampe besok. Karena kalo aku yang masang takutnya kenapa napa, bikaus udah lama juga aku ga megang alat begituan takutnya darah axel yang malah ketarik ke infusan eheeh.
Aku pun meletakkan kembali handphone ke atas nakas. Abis itu, aku menyelimuti tubuh kami berdua.
Aku pun mengelus elus punggung axel agar semakin nyenyak tidur nya.
~~~~~ ~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Husband
Teen FictionYuki dengan keribetannya mengurus sang suami yang tak terkira manjanya padahal mereka sudah dikaruniai anak namun sikap itu tidak berubah. Selain itu, ada juga konflik yang diakibatkan oleh kepolosan si suami apakah itu? Mari simak di cerita ku, cek...