1. 39 Tahun

28.3K 1.9K 265
                                    

"Keluar dari kelasku! "

Seokjin menyerah. Ia benar-benar tidak sanggup menghadapi dosennya yang galak ini. Tampan, perawakan tinggi kokoh dan berwibawa tak membuat Seokjin menyukai dosennya itu.

Dosennya itu kejam. Mata kuliah anatomi jelas membutuhkan kejelian yang tinggi. Sekali mengedipkan mata, rasanya langsung hilang fokusnya pada materi. Apalagi tidak mengikuti kelas sama sekali. Seokjin tak akan paham materi di kelas selanjutnya. Dan untuk ketiga kalinya Seokjin di usir keluar dari kelas dosen nya ini.

"Ku sumpahi kau di hantam sepatu istrimu,  Pak Namjoon gila! "

Seokjin menghela napasnya sekali lagi. Murung tentang nasib nilainya yang pasti akan di bawah rata-rata karena dosennya yang pelit nilai. Hah...  Padahal Seokjin hanya lupa membawa buku catatan. Tidak ada hal yang penting selain materi sebelumnya. Dan Seokjin di kritik habis-habisan karena tidak membawanya. Sialan sekali memang.

Kling.

'cepatlah pulang. Ayo bicarakan lagi tentang calon mu. Ibu ingin kau segera menikah, Seokjin'

Benar-benar hari sialan. Di usir dosennya. Dan lagi-lagi di desak untuk menikah.  Bahkan usia Seokjin masih 23 tahun. Belum lulus Strata 2. Dan ibunya mengoceh ingin Seokjin menikah dengan calon pilihannya.

Ketika hendak beranjak pergi. Ponsel Seokjin berdering. Astaga..  Ibunya benar-benar luar biasa.

Seokjin mengangkat panggilan itu dan,
"Iya aku pulang, bu"

Dan mematikannya begitu saja. Kurang ajar memang.

Biarkan saja.
...

"39 tahun? Aku bahkan baru lahir ketika dia kelas dua SMU bu. 16 tahun itu sangat jauh"

Seokjin memijat keningnya pusing. Berkali-kali berbicara dan menjelaskan maksudnya pada wanita yang melahirkannya itu, membuat tensi darah Seokjin naik.

39 tahun. Bukankah itu terlalu tua. Apa ibunya tidak bisa berfikir.

"Tidak apa-apa..  Kau bisa di ajari cara hidup yang baik. Dan Belajar banyak hal darinya"

Seokjin sudah sakit kepala, sedangkan ibunya masih ngotot mengenalkan calon menantu impiannya pada Seokjin.

"Ibu, dengar.  Aku pria, dia juga pria.  Aku memang tidak masalah dengan gender. Tapi apakah ibu tidak ingin tanya. Apakah aku suka wanita atau pria? "

Bahkan rasanya Seokjin tidak tau lagi harus menjelaskan bagaimana.  Menyangkal pun rasanya percuma. Karena ibunya bilang. Ini perjodohan antara dirinya dan anak sahabatnya.  Itupun karena ibu Seokjin yang menawarkan. Memang benar-benar gila.

Seokjin bahkan lebih dari sekedar laku. Sering dikirimi pesan-pesan aneh berisi rayuan. Hanya saja Seokjin sibuk kuliah.

"Tidak. Aku merasa bahwa kau cocok dengan putra nya Nara. Dia tampan, mapan, dan sangat sopan. Pengalaman hidupnya juga banyak. Ya..  Walaupun dia duda anak satu sih"

Seokjin terkejut. Mulut menganga lebar. Sial. Dia di jodohkan dengan ahjussi tua yang sudah punya anak. Seokjin benar-benar tidak paham dengan pola pikir ibunya.

"Astaga... Bahkan dia sudah punya anak. Aku tidak mau mengurus anak dulu. Usiaku bahkan masih se-umur jagung. Dan ibu memaksaku untuk menikah dan mengurusi anak orang? "

Rasanya ia benar-benar ingin menangis.  Seokjin belum ingin menikah apalagi mengurus anak. Seokjin memang suka bayi dan anak-anak. Tapi dia tidak bisa mengurusnya. Ibunya benar-benar sudah gila. Hanya karena tampan dan anak dari temannya. Dia semangat menjodohkan Seokjin dengan duda itu.

Married with Dosen [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang