"Soobin pulang.."
Suara kecipak bibir itu sontak berhenti. Tepat ketika teriak nyaring bocah laki-laki menginterupsi. Seokjin lebih dulu melepas tautan bibirnya dengan sang suami sebelum berdiri dan pergi untuk menyambut Soobin yang berteriak baru pulang.
"Seokjin.."
Namun, belum sampai Seokjin membuka pintu kamarnya. Namjoon sudah memanggilnya, dan ketika dia menoleh, Seokjin telah menemukan Namjoon berada tepat di belakangnya.
Merangkul pinggangnya dari belakang, mengecup cuping telinganya dan berbisik pelan, "Nanti.. Lagi, ya?"
Rona merah segera naik ke wajahnya, Seokjin tersenyum malu. Tidak menjawab apapun, selain memilih menepis tangan Namjoon agar bisa segera ke ruang tamu.
Menghadapi Namjoon seperti tidak ada habisnya. Padahal semalam mereka bermain kuda tunggang. Tentunya kuda gagah yang semalam Seokjin tunggangi.
Seokjin pikir namanya seperti itu karena Seokjin harus menunggangi Namjoon, tapi kata Namjoon itu justru karena suara saat mereka bermain seperti kuda yang berjalan di jalanan yang basah.
Clack clack clack.
Basah dan menggairahkan.
Seokjin menggeleng kecil, menampik fakta bahwa pipinya telah kembali merona hanya karena mengingat Namjoon terus menggodanya sepanjang malam bahkan sampai pagi ini.
"Wah, bagaimana wisatanya? "
Seokjin menyambut Soobin yang baru pulang, anak laki-laki itu terlihat celingukan mencari orang di dalam rumah sebelum Seokjin datang menghampiri nya."Bagus papa, Soobin suka" Jawabnya antusias.
Seokjin lantas tertawa, dia mengusap pelan rambut putranya dan meminta Soobin untuk membersihkan diri dulu sebelum sarapan bersama.
"Oke, ceritakan pada papa nanti. Sekarang Soobin mandi dulu, setelah itu kita sarapan bersama ya? Papa siapkan"Namun Soobin tak segera mengangguk menurut seperti biasa. Dia justru bergeming dan mengerutkan keningnya sampai Seokjin merasa heran. "Ada apa sayang? Soobin mau makan dulu, sebelum mandi? " Tanya Seokjin sekali lagi.
"Papa belum sarapan? ini sudah jam 11"
Sejenak Seokjin terperangah oleh pertanyaan Soobin yang tidak terduga. Benar, Seokjin memang belum sarapan.
Itu karena Namjoon terus menahannya untuk setengah berbaring diatas ranjang dan berbincang sembari terus saling mencecap.Ini jelas salah Namjoon!
"Ayah dan papa menunggumu pulang, Son"
Diam-diam Seokjin menghela nafasnya lega, pertanyaan Soobin sudah dijawab tanpa memasukkan unsur dewasa. Dia melihat
Namjoon keluar dari dalam kamar mereka, pakaiannya pun sudah sangat rapi. Kemeja navy, lengkap dengan kacamatanya."Ayah masih di rumah? tidak berangkat kerja?" Tanya Soobin lagi,
Ditempatnya, Seokjin bahkan sudah nyaris terjengkang karena Soobin pun menanyakan tentang ayahnya. Benar, juga. Apa karena terlalu asik, Seokjin bahkan tidak menyadari bahwa Namjoon harusnya di kantor sejak pagi di hari sabtu seperti ini.
"Setelah sarapan ayah berangkat ke kantor. Sengaja menunggu Soobin"
"Oh,"
Seokjin jadi mengerti alasan kenapa ibunya bersikeras menjodohkan Seokjin dengan Dosennya ini. Itu karena Namjoon lebih berpengalaman menangani hal hal rumah tangga semacam ini.
Seokjin juga setuju dengan kata-kata yang dia liat dari postingan temannya.
Duda memang lebih gagah dan menggoda, karena sudah pandai memompa.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Dosen [Namjin]
Fiksi Penggemar[END] Seokjin tidak menyangka. Dari sekian juta penduduk di bumi. Kenapa Dosen galak nya lah yang menjadi calon suami. 18-06-21 ----> 01 #Namjin 12-08-21 ----> 01 #Seokjin • 04 #fanfiction 25-08-21 ----> 01 #Kimnamjoon 13-09-21 ----> 01 #RM Namjin...