DUA

22.5K 1.3K 48
                                    

Allisya menatap Malik dengan tatapan dalamnya, kedua manik coklat lembutnya menelisik setiap gurat, dan garis wajah Malik yang terpahat sempurna yang tersaji dalam jarak yang sangat dekat dengan jarak wajahnya saat ini. Bahkan hembusan nafas keduanya saling menerpa satu sama lain. Menghantarkan aroma mint yang segar dari Malik, dan aroma permen karet rasa jeruk yang di hantar Allisya untuk Malik. Keduanya saling menatap dalam diam dengan dalam, seakan menelisik, dan mencoba mengingat-ingat sesuatu, tapi tak berhasil mereka ingat sedikit'pun.

Tapi, dalam seperkian detik, Malik dengan cepat tersadar dari lamunan singkat bodohnya barusan, menggantikan tatapan sedikit bingung, dan sedikit tanda tanya di kedua pancaran sinar matanya tadi menjadi pancaran sinar mata benci, dan jijik terhadap Allisya dalam sekejap.

"Terpesona padaku, he?"Desis Malik sinis, membuat Allisya cepat-cepat menggelengkan kepalanya kuat, menolak keras ucapan yang barusan di lontarkan oleh  mulut Malik yang setajam silet.

Tidak, sekali lagi Allisya tekan'kah. Ia mematap Malik begitu dalam bukan  karena terpesona! Tidak sama sekali. Malik adalah seorang suami dari wanita yang sudah memohon, dan mengiba padanya dua minggu yang lalu. Memohon, dan mengiba padanya agar mau membantu dirinya. Agar mau menjadi ibu pengganti dari anaknya. Padahal suaminya Malik menolak keras keinginannya tersebut, tapi entah apa yang di ucapkan oleh Sarah, ya, Sarah nama isteri Malik, Malik dengan wajah dingin, dan tatapan setajam silet menatap penuh musuh, dan benci kearahnya setelah mereka selesai berbicara empat mata di sudut meja yang sedikit jauh darinya dua minggu yang lalu.

Pekerjaan yang ia lakukan kali ini, sangat berbeda dengan pekerjaannya yang sudah ia lalui dulu-dulu, pikirannya menolak keras, tapi hati kecilnya berbisik-bisik seperti ada yang menyuruh, dan mempengaruhinya dirinya di  dalam sana setiap detik agar ia menerima pekerjaan kali ini di samping ia juga membutuhkan dana yang besar untuk keperluan yang tidak bisa ia tunda penyelesaian, dan pembayarannya.

"Apa sedang yang kau pikirkan?"Desis Malik dengan nada sedangnya kali ini, dan menarik tangannya yang melingkari  perut rata Allisya, membuat Allisya menoleh sedikit kaget kearah Malik, dan  mengembuskan nafasnya lega secara bersamaan, kukungan tangan kekar Malik telah lepas dari tubuhnya. Posisi Malik masih duduk berdiri dengan kedua lututnya di depan tubuh Allisya yang duduk menyampinginya diatas sofa masih dengan posisi awalnya tadi.

"Cari ibu pengganti lain yang akan menjadi anak, Tuan."Ucap Aliisya tanpa sadar, dan ucapannya barusan membuat Malik sukses membulatkan matanya kaget, dan wajahnya yang putih berubah warna menjadi merah dalam sekejap, menandakan betapa ia sangat marah, dan kaget kali ini.

Malik meraih dagu mungil Allisya mencengkramnya kuat seakan ingin meremukkan dagu kecil tapi terbelah dengan sangat indah itu.

"Shit, apa yang kau ucapkan dalam hatimu, bodoh."geram Malik pelan, ia geram pada dirinya sendiri yang memuji kecantikan, dan keindahan wanita lain selain isterinya.

Membuat Malik marah pada dirinya sendiri, tapi laki-laki itu melampiaskan  rasa marahnya dengan mencengkram semakin kuat dagu belah Allisya, membuat ringisan  sakit tersiksa dari mulut Allisya keluar, tapi tak di hiraukan oleh Malik.

Malik menyesal, hatinya sudah mengkhianati isterinya, karena sudah memuji kecantikan wanita lain di belakang isterinya.

"Berarti kamu siap mendekam di penjara,"Desis Malik dingin, dan semakin mencengkram kuat dagu Allisya membuat Allisya meronta diatas sofa,  tapi dengan cepat Malik bangkit dari dudukannya di lantai, menaiki tubuh Allisya dengan cepat, menduduki tepat di atas perut rata wanita mungil itu. Membuat mulut Allisya yang masih di cengkram malik memekik kaget bercampur sakit.  Tubuh Malik sangat berat, bahkan membuat Allisya sedikit kesusahan bernafas di buatnya.

"Mengembalikan uang yang kamu ambil menjadi tiga kali lipat, kamu mau, dan mampu?"Ancam Malik dengan semyum sinis meremahkan kali ini.

Allisya mencoba membuang tatapannya kearah lain, tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya, dengan sialan, dan kasarnya juga, Malik masih mencengkram kuat dagunya, membuat Allisya merasa sakit, dan ngilu di bagian mulut beserta isi-isinya di dalam sana.

Surrogate Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang