15

12.9K 1.1K 151
                                    

Allisya membuang tatapannya kearah lain, jengah mendapat tatapan dalam, penuh tuntuttan, dan penjelasan yang berkobar-kobar dalam kedua pancaran sinar mata Malik saat ini.

Sebisa mungkin, Allisya juga berusaha menyingkirkan Malik yang masih betah berada di atas tubuhnya dengan ekpresi tersiksa. Bobot tubuh laki-laki di atasnya tak main-main. Berat sekali, bahkan membuat Allisya kesusahan bernafas di saat Malik menimpa tubuh mungilnya dengan tubuh besar laki-laki itu penuh.

Mau apa lagi laki-laki di atasnya ini?

Pertanyaan yang bercokol dari hati, dan pikiran Allisya sejak tiga menit yang lalu setelah beberapa saat aktifitas membuat bayi mereka selesai.

"Menyingkir dari atas tubuh saya!"Ucap Allisya dengan nafas terengah, dan wajah meringis menahan rasa sakit di bawah sana.

Malik masih tak bergeming, seakan ucapan yang di ucapkan oleh Allisya hanya angin lalu.

Rasa penasaran, dan penuh tanya bercokol dalam benaknya saat ini. Bahkan untuk berkedip'pun Malik enggan untuk melakukannya saat ini.

Malik ingin melihat apakah ekspresi sakit yang terpancar dari raut wajah Allisya asli atau hanya di buat-buat semata?

Malik terlihat menelan ludahnya kasar, setelah ingatannya memutar pada ingatannya beberapa belas menit yang lalu. Dimana di saat ia dengan susah payah mencoba memasukan miliknya yang lumayan besar ke dalam milik Allisya. Terasa sangat susah Sekali.

Masih menggema dengan jelas, dan mengiang-ngiang Jeritan kesakitan Allisya di saat dengan kurang ajar ia memasukan miliknya dengan kasar, dan yang masuk hanya setengah, dan miliknya keluar lagi dari milik Allisya yang sudah lumayan basah tadi.

Jerit kesakitan yang membuat indera pendengar Malik seakan ingin pecah, dan entah kenapa hatinya terasa bergetar di dalam sana mendengar raungan sakit Allisya.

Malik reflek bertanya, "kamu masih per*wan?"

Pertanyaan di atas keluar dengan wajah pucat pasih dari mulut Malik, tapi setelah melihat gelengan kuat, dan tegas Allisya serta gumaman ' tidak' dengan nada yang terdengar jelas di telinganya. Raut pucat di wajah Malik hilang dalam sekejap. Rasa sesal yang hampir dalam dirinya hanya seperkian detik di rasakan laki-laki itu lenyap tak bersisa. Terganti dengan rasa marah, dan kecewa. Sialan, dirinya benar sialan! Malik mengutuk dirinya yang bodoh! Kenapa harus merasakan perasaan sialan itu? Siapa Allisya? Hanya wanita rendah yang hanya di sewa oleh ia, dan isterinya rahimnya.

Malik juga reflek melihat kearah milik Allisya, tidak ada darah.

Dan Malik dengan kalap, kembali memasukan miliknya ke dalam milik Allisya dengan hentakkan kuat. Membuat jeritan berhasil lolos sekali lagi di mulut Allisya.

Malik mendiamkan miliknya beberap detik, setelah miliknya tenggelam sepenuhnya dalam milik Allisya. Lalu laki-laki mulai menggerakan tubuhnya langsung dengan gerakan cepat, dan kasar.

Beberapa gerakan yang di lakukan laki-laki itu, laki-laki itu kembali berhenti bergerak hanya untuk melihat miliknya, dan milik Allisya yang menyatu di sana.

Tidak ada noda   pe**wan. Membuat perasaan sialan yang di kutuk Malik yang hinggap di dirinya tadi, rasa kecewa. Ya, kenapa ia harus kecewa, dan merasa marah?

"Jawab pertanyaanku dengan jujur,?Ucap Malik dengan nada tegas, dan terdengar mengancam setelah beberapa menit laki-laki itu hanya terdiam membisu tanpa membalas ucapan-ucapan lelah, dan rontaan lemah Allisya agar segera turun dari atas tubuh telanjangnya.

"Apa?"Sahut Allisya datar, dan perempuan itu sekali lagi mencoba mendorong Malik agar segera bangkit dari atas tubuhnya, Malik menurut kali ini, menyingkir dari atas tubuh Allisya.

Surrogate Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang