12

13.2K 1.1K 139
                                    

Allisya merasa kedua lututnya bergetar di bawah sana, kepalanya menunduk dalam, di saat langkah kakinya yang di sengaja di pelan'kan oleh wanita agar ia kalau bisa tidak bertemu dengan laki-laki tua yang ia tabrak tadi.

Tapi, harapan tinggal'lah harapan, kedua kakinya yang tidak terlalu panjang atau pendek sudah menapak lantai warna coklat yang berada di ruang keluarga rumah mewah ini.

Bahkan aroma parfum yang membuat ia takut, dan bergetar setelah insiden kecil yang terjadi tadi, langsung merasuk, dan menyapa telak indera penciumnya, membuat Allisya merasa pening dalam seketika tapi di tahan wanita itu sebisa mungkin.

Harul yang tatapannya sudah memusat kearah Allisya sejak ia mendengar samar langkah kaki sejak beberapa detik yang lalu, menatap Allisya dengan jantung yang sudah berdegup kencang di dalam sana, di iringi rasa sesak yang tiba-tiba menyertai.

Harul reflek memegang dadanya dengan kedua tangan keriputnya sekaligus, membuat Sarah, dan Malik yang sudah kembali dari kamar mereka menatap penuh tanya kearah Harul, melihat Harul yang aneh, dan terlihat menatap dengan tatapan dalam, dan berbeda pada Allisya detik ini. Membuat Malik, dan Sarah ikut melempar tatapan kearah Allisya yang terlihat berdiri seperti orang ketakutan di sana, berjarak sekitar dua meter dari sofa mewah yang mereka duduki saat ini.

"Kemari'lah Allisya...."Sarah membuka suara, memanggil nama Allisya dengan nada sedang, tapi terdengar datar di telinga Harul membuat Harul yang menatap dalam kearah Allisya sedari tadi, menatap kearah Sarah detik ini, dengan tatapan memincing penuh curiga.

Nada yang keluar dari mulut menantunya barusan sangat tidak enak di dengar. Harul tidak ingin ibu dari calon cucunya di perlakukan dengan tidak baik oleh Sarah.

Ini resiko yang harus di terima Sarah. Suruh siapa tidak bisa memberi mereka cucu? Maaf, bukannya Harul kejam. Itu semua terjadi karena kecorobohan Sarah, tapi tidak. Anak buahnya yang mengawasi anaknya Malik dulu mengatakan, Sarah sepertinya sengaja membuat dirinya, dan anaknya Malik kecelakaan.
Membuat Harul marah, semakin marah di saat Harul menerima kenyataan anaknya Malik bahkan sempat mati suri dulu, lima menit setelah dinyatakan meninggal oleh Dokter, anaknya hidup kembali, kembali bernafas di dunia ini. Kabar meninggalnya Malik anaknya terdengar oleh isterinya yang saat itu berada di luar kota, Harul sudah mengatakan pada isteri yang sangat Harul cintai kalau anak mereka di beri keajaiban oleh Tuhan, anaknya hidup kembali.

Tapi, sayang. Isterinya tidak menerima, dan mengenal sedikit'pun kalau wajah laki-laki tinggi tegap yang terbaring menyedihkan di atas berangkar rumah sakit dengan luka bakar di bagian wajah terutama di kedua pipi kiri, dan kanannya terluka lumayan parah, langsung mengalami stroke di detik setelah suaminya mengatakan kalau itu adalah raga anak mereka Malik yang masih di sayangi oleh Tuhan karena masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia ini.

Bukan hanya stroke, isterinya juga mengalami depresi parah, bagai mayat hidup, tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya sejak delalan tahun yang lalu hingga detik ini . Penyakit stroke-nya sudah sembuh, tapi depresi berat yang di alaminya, tidak menerima kenyataan tentang anak kesayangannya Malik. Wanita paruh baya itu masih hidup bagai mayat hidup hingga detik ini.

Siapa yang tidak memupuk benci, dan marah pada menantu yang bahkan sebelumnya di tolak mentah olehmu untuk menjadi menantumu? Membuat anakmu hampir mati, menghilangkan raga aslinya, membuat isterimu bagai mayat hidup, bahkan tidak berguna, memberinya cucu'pun dengan harapan, ia akan melahirkan anak yang mirip dengan Malik untuk merangsang kesembuhan isterinya, tapi wanita itu tidak bisa.

Rahim wanita itu bermasalah, itu salah dia sendiri. Anak buah yang ia bayar adalah para bodygard profesioanl. Entah apa motif Sarah membuat dirinya, dan anaknya Malik kecelakaan delapan tahun yang lalu.

Surrogate Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang