02. Moonlight Sonata

713 138 126
                                    

↪[ 02. Moonlight Sonata ]↩

↪[ In Frame ; Alaskaa Ayyuvi Assegaf ]↩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

↪[ In Frame ; Alaskaa Ayyuvi Assegaf ]↩


A l a s k a a

Gue masih nggak habis pikir, kenapa pembahasan tentang senja dan hujan kayaknya mulai sering dibahas akhir-akhir ini.

Gue bahkan bisa mendengar obrolan itu hampir di setiap tempat yang gue singgahi. Bahkan di sini, di McDonald's besar yang baru saja dibangun di daerah Setiabudi, topik hujan dan senja masih dibicarakan dengan begitu antusias.

Apa nggak ada topik lain yang lebih menarik gitu? Eum misalnya ... topik tentang kenapa McDonald's ini dibangun tepat di seberang KFC yang lebih dulu ada di sana? Mereka saingannya terang-terangan banget, ya?

"Gue suka banget duduk di bawah hujan, biar nggak ada yang lihat gue nangis." Adalah perkataan sad girls dengan kemeja lengan pendek berwarna tosca yang nggak sengaja gue dengar pembicaraannya.

"Gue malah suka banget lihat senja sambil minum kopi. Oh iya, terus wajib banget dengerin lagunya Fiersa Besari yang baru." Adalah jawaban anak senja yang gue dengar juga setelahnya.


Padahal terlalu sering hujan-hujanan bisa bikin demam dan masuk angin. Terlalu sering minum kopi juga bisa bikin maag. Semua yang serba 'terlalu' memang nggak pernah berakhir baik, ya. Terlalu cinta, contohnya. Hehe. Mohon maaf, kalau sedang hujan, otak gue memang selalu berpikir yang aneh-aneh.

"Aska."


Gue mengangkat wajah malas. Mendapati sosok pemuda jangkung dengan wajah tanpa ekspresi menaruh nampan berisi ice cream sunday rasa strawberry dan Mcflurry oreo di atas permukaan meja.


Ice cream strawberry dan McFlurry oreo adalah makanan penutup wajib bagi kami berdua setiap kali datang ke McDonald's.

Walaupun di luar sedang hujan deras dan gue masih mengantuk akibat begadang semalam suntuk karena merayakan tahun baru—itu juga jika maraton film dan pesta snack biasa bisa disebut perayaan— kami tetap saja membeli ice cream.

"Mau hujan-hujanan?" Tawaran pemuda itu sontak membuat gue terkekeh kecil.

Biasanya, hanya Aldebaran Atlasi yang tahu hal aneh apa saja yang sering kali muncul di kepala gue.  Namun sayangnya, hari ini tebakannya salah besar.

Bukan itu yang gue mau sekarang. Gue hanya merasa sedikit hampa, karena berada di situasi ini. Situasi hujan tanpa alunan musik yang biasa gue dengar setiap kali hujan mulai turun.

Where, Alaska? ✔ (On Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang