Mulai Memahami Takdir

34 4 8
                                    

Setelah aku mengetahui keberadaannya, aku tidak pernah lagi mencari Cha Cha disana. Aku mulai menjalani kehidupanku menjadi anak normal, dan berusaha untuk menutupi semua kebenarannya. Aku telah banyak kemajuan semenjak bertemu dengan Cha Cha, dimulai dari daerah - daerah yang tidak boleh sembarangan aku masuki, tidak sembarangan mengajak "seseorang" untuk berbicara, bahkan melatih mental ku untuk tidak tiba tiba kaget saat melihat sosok seram seperti kuntilanak. Iya,, kuntilanak, wanita yang rata rata memakai baju long dress dan wajah yang sangat hancur lebur, ditambah lagi beberapa dari mereka ada yang seperti hamil.

Akupun saat ini sudah sangat jarang kontakan dengan Teguh, karena selain aku tidak memiliki handphone, aku juga tidak punya nomer yang bisa digunakan untuk berkontak kabar dengannya. Sampai saat ini, iya saat ini tahun 2020 ini.
.
..

Pagi itu, aku berangkat ke sekolah dengan terburu-buru karena aku tidak ingin terlambat dihari pertama ku di SMP. Aku ditempatkan dikelas VII.3 , yang posisi kelasnya paling tersisihkan dari kelompok kelas lainnya. Aku memasuki kelas dengan ucapan bismillah, aku ingin memulai awal yang baru, tidak seperti masa masa aku di sekolah dasar. Aku duduk disebelah anak laki laki yang belum aku kenal, dia hanya memperhatikan aku dari awal masuk kelas sampai aku duduk disebelahnya. Aku pun canggung, karena selama aku kecil aku hanya berteman dengan satu orang teman, ya kalian tau, Teguh. Dan satu lagi sosok yang baik hati Cha Cha.

Aku memberanikan diri untuk menyapa dia dengan senyuman, dan dia membalasnya dengan senyuman kecil dibibirnya. Baiklah aku tidak terlalu memikirkannya.

Walikelas pun memasuki kelas dan memimpin kelas. Memperkenalkan diri beliau, dan mengajak kami untuk saling berkenalan antar siswa. Disaat giliran teman sebangku aku ini , akhirnya aku dapat mendengar suaranya bagaimana. "Haaii!!,, Nama gua Sandro"  aku terkejut, suaranya cukup berat sedangkan usianya pikirku sepantaran dengan aku.

Selanjutnya giliran aku, "Hai teman-teman, perkenalkan aku Randy". Semua hanya mengacuhkan aku, kecuali Sandro, memperhatikan aku dengan baik, dan juga anak cewek yang duduk paling pojok kelas, ikut tersenyum saat aku melihat wajahnya. Ya dia memang cantik eheheheh.

Tak lama sesudah aku maju kedepan kelas, giliran wanita itu kedepan. Aku pun memperhatikannya, setidaknya aku mengetahui namanya siapa dan juga membalas perbuatan baiknya. "Hai,, Namaku Nadia" Aku sangat senang melihat dia didepan kelas, suaranya yang merdu, yang aku yakini dia pasti mempunyai hobi bernyanyi.

Taklama kemudian bel istirahat berbunyi, aku mulai mengajak ngobrol Sandro, aku memulainya dengan omongan - omongan receh ku, untuk mencairkan suasana. "Sandro, lu tinggal Deket mana sih? Mana tau kalau searah dengan gua, gua bisa sering main sama lu". Dia melihatku dengan seksama "Ga terlalu jauh kok Ran, gua sering liat lu sama Teguh main sepeda melewati komplek perumahan gua, makanya gua terkejut aja kalau kita sekelas, dunia sempit banget anjir". Aku terkejut dan menjawab "Eeh? Serius lu kenal gua dan Teguh? Kok bisa? Perasaan gua cuman punya temen Teguh doang, dan Teguh cuman gua aja". Lalu dia menjawab perkataan aku lagi "Ahahahaha,, Kan lu yang ga kenal gua, dan lu doang yang cuman punya temen namanya Teguh, gua sama Teguh mah juga temenan, orang tua gua itu dulunya satu kantor dengan dia, dan gua beberapa kali ngomong ngomong receh kayak gini sama dia, habisnya gua agak canggung sama dia". Aku tertawa dan terheran heran "Benar - benar sempit ya dunia ? Ahahahah.... Aaaaaaaa" Tanpa sadar aku berteriak sangat keras, kenapa tidak aku melihat ada sosok yang menupangi pundak Sandro, aku sangat terkejut sampai aku jatuh dari tempat dudukku, Sandro pun terkejut dengan tingkahku, dia membantuku untuk berdiri lagi, aku berdiri dan berusaha untuk menutupi apa yang terjadi. Aku berusaha bersikap tenang dengan cepat cepat menyambung ketawa aku "Ahahaha,, maaf yaa, gua tadi kaget gua mau jatuh eheheh". "Yaelah lu bikin gua jantungan anjir" jawab Sandro.

Taklama kemudian Nadia memasuki kelas bersama teman sebangkunya, dia kembali tersenyum kepadaku, aku pun salah tingkah karena perbuatannya kepadaku. "Eeh,, Sandro, menurut lu si Nadia kenapa ya? Dari tadi dia tersenyum ke gua Mulu" dia mulai menjawab pertanyaan aku dengan suara agak meninggi "Lah kok lu pede amat si, jelas jelas dia senyum ke gua ahahahaha" aku terkejut kalau  ternyata hanya salah paham "Hah? Serius lu San? Yahh" aku mulai murung sesaat, dan dia tertawa "Ahahaha sekarang gua paham se-nolep apa kalian berdua Ahahaha, baru digituin lu udah nyerah ran? Serius lu? Itu si Nadia emang senyum ke elu dari tadi, gua memperhatikan lu saat perkenalan, dan dia terus memperhatikan dengan baik banget gitu, sampe rada geli gua liatnya ahahah,, ga apa - apa deh yang penting sekarang lu dah ada yang naksir cie elaaa " aku hanya tersenyum salah tingkah oleh pernyataan Sandro tadi.
.
..
...

Bel pulang pun berbunyi, aku pulang bareng Sandro karena rumah kami memang searah, sekalian aku ingin punya teman seakrab Teguh, agar aku tidak dibilang nolep lagi olehnya. Kami pulang saat pukul 17.30 wib karena kami harus mengikuti eksul dahulu, aku berbincang bincang ringan dengannya. Aku sudah mulai mengenal Sandro, aku tau dia anak tunggal yang akan mempunyai seorang adik, dan selalu dimanja oleh orangtuanya. Aku kembali mendengar suara gesekan antara kulit dan aspal itulagi, aku langsung teringat perkataan Cha Cha kepadaku dulu "Randy, ada sosok yang urusannya belum selesai, oleh karena itu kamu sering melihat kami masih berkeliaran dideket sini, selain karena komplek perumahanmu belum terlalu ramai, ini merupakan rawa yang mana tempat banyaknya pembunuhan terjadi dulunya." Aku tidak menghiraukan apa yang ada dibelakang aku, tiba tiba Sandro pun membuka cerita kembali "Eh,, Lu dari tadi ngerasa ada yang ngikutin kita ga sih? Risih banget gua nih". Aku terkejut melihat apa yang baru dikatakannya, apakah dia juga mempunyai kekurangan seperti aku, kalau iya pasti bakal seru fikirku masa itu.

"Aku tidak melihat apapun Sandro, mungkin itu hanya khayalan kamu" jawabku terhadap apa yang dia tanyakan tadi. Aku memang tidak melihat apapun dibelakang kami.
.
..
...
Hai, Teman teman semua, terimakasih atas dukungannya yang luar biasa kepada aku, maaf kalau saat ini tulisannya agak sedikit karena aku tadi didesak sama junior buat lanjutin cerita sedangkan cerita ini sudah banyak terlupakan, aku harus menggalinya kembali dengan kembali ke waktu itu, nanti bakal ada part dimana aku ceritakan gimana aku bisa kembali ke waktu itu.

Heheheh..
...
Nantikan tulisan selanjutnya yaa

Kenapa Harus Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang